News

Masa Depan Melalui Kacamata Ksatria Mode

Friday, 30 Oct 2015

by JFW

Setiap tahun,, Dewi Fashion Knights (DFK) menjadi salah satu pergelaran yang paling dinanti-nanti dalam Jakarta Fashion Week (JFW). Selain menampilkan bakat-bakat terbaik paling potensial di dunia mode, DFK juga menjadi penutup seluruh rangkaian acara JFW.

Tahun ini, ada lima desainer yang terpilih untuk menampilkan karya mereka pada DFK, yakni Felicia Budi, Haryono Setiadi, Lulu Lutfi Labibi, Peggy Hartanto dan Rinaldy A. Yunardi. Pemilihan dilakukan oleh Chief Community Officer dan Pemimpin Redaksi Dewi, Leila Safira, Editor At Large Dewi, Jati Hidayat, pengusaha Christine Barki, aktris Dian Sastro, serta fotografer Davy Linggar. Pada JFW 2016, DFK mengusung tema “Eyes to the Future”. Sesuai dengan hal tersebut, para ksatria mode yang terpilih diharapkan dapat menjadi lini terdepan dalam perkembangan dan perubahan dinamika dunia mode Indonesia.



Sebelum peragaan busana dimulai, acara dibuka dengan laporan penyelenggaraan JFW 2016 oleh Ketua Umum Svida Alisjahbana. Ia menyampaikan beberapa poin penting yang menjadi highlight pekan mode ini, seperti kolaborasi antar desainer maupun pentingnya menjalankan industri mode yang etis dan berkelanjutan. Setelah itu, kelima desainer DFK mempersembahkan rancangan spesial yang ditandai aksen warna merah bertajuk “The Rouge Effect”. Rancangan tersebut dapat terwujud sebagai hasil kolaborasi dengan Magnum Infinity Raspberry yang juga memiliki sentuhan warna merah.

Gemar bereksperimen dengan bahan yang tak biasa, Felicia Budi dengan labelnya fbudi mempersembahkan koleksi yang terbuat dari kain tenun organik. Koleksi tersebut juga seluruhnya muncul dalam warna beige yang natural. Namun, rancangan Felicia jauh dari kata membosankan dengan potongan yang unik, teknik lipatan, hingga detail tumpuk dan rumbai. Kemudian, Lulu Lutfi Labibi menampilkan karyanya yang penuh perpaduan motif berbeda. Motif etnik dikombinasikan secara berani dengan motif floral. Dari segi material, keko trasa juga tampak dari perpaduan antara kain tenun dengan bahan metalik. Sementara itu, siluet rancangan banyak memiliki pengaruh Jepang, dengan keberadaan obi dan potongan atasan maupun luaran yang menyerupai kimono.

Selanjutnya, Haryono Setiadi tampil dengan desain yang modern dan futuristik. Lebih bernuansa minimalis, koleksinya memiliki siluet yang simpel, namun sophisticated. Meski demikian, ada pula elemen seksi dan berani melalui garis leher yang rendah dan belahan yang tinggi. Potongan cold shoulder, one shoulder, hingga halter neck menonjolkan keindahan bahu pemakainya. Terkenal dengan desain yang clean dan flowing, Peggy Hartanto membuat kejutan dengan detail unfinished pada koleksinya kali ini. Inspirasi kehidupan di bawah laut hadir dalam warna-warna dingin, seperti biru, hijau, dan silver. Karakter yang kuat tetap muncul dalam unsur konstruktif yang telah menjadi ciri khasnya.

Terakhir, desainer aksesori senior, Rinaldy A. Yunardi, mengundang decak kagum dengan koleksinya yang futuristik. Berbagai headpiece dan aksesori lainnya yang imajinatif memunculkan bayangan akan robot dan kehidupan luar angkasa. Namun sejatinya, koleksi ini terinspirasi dari kekuatan wanita sebagai pejuang. Menariknya, walau berdesain bergitu modern, koleksi ini tampil dalam warna tanah, seperti cokelat dan beige. Bahan metal juga dikombinasikan dengan bahan natural, seperti kayu dan rotan.

Pada akhirnya, DFK membuktikan bahwa mode memang merupakan sarana penyaluran imajinasi tanpa batas, serta mampu membawa perubahan di masa yang akan datang.

Penulis: Sasya Amanda