News

Pop-up Store untuk Mendukung Desainer Indonesia Fashion Forward

Friday, 1 Jan 2016

by Fathia Fauzia

Jakarta Fashion Week dan Indonesia Fashion Forward (IFF) bekerja sama dengan SOGO Department Store, menampilkan karya para desainer muda Indonesia lewat pop-up store di SOGO Plaza Senayan yang berlangsung pada 10 Desember 2015–10 Januari 2016. Pop-up store ini memamerkan koleksi ready to wear sejumlah brand yang terpilih dalam program Indonesia Fashion Forward, yaitu Todjo, Yosafat Dwi Kurniawan, Tertia, Etu, dan Alex[a]lexa. Indonesia Fashion Forward adalah program yang bertujuan untuk mempercepat kemajuan label ataupun desainer muda Indonesia. Program inkubasi para desainer hasil gagasan Jakarta Fashion Week bersama Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, British Council, dan Centre for Fashion Enterprise, London ini membantu desainer mengerti arti sebuah label, produksi, dan pengembangan bisnis.


Kehadiran pop-up store di SOGO merupakan pengalaman berharga bagi para desainer IFF karena mereka berkesempatan untuk memperlihatkan koleksi di prime area sebuah department store. “Kami berterima kasih kepada PT.Panen Lestari Internusa, yang telah menyediakan tempat seluas 40m² di prime area SOGO Plaza Senayan lantai 2 untuk para desainer IFF”, jelas Svida Alisjahbana, CEO Femina Group sekaligus Ketua Umum Jakarta Fashion Week.


Arnolda R Tondobala, Corporate PR & Sales Director PT. Panen Lestari Internusa, mengungkapkan bahwa pop-up store ini adalah kelanjutan kerja sama SOGO dan Jakarta Fashion Week serta Indonesia Fashion Forward dalam menggali kreativitas desainer lokal. Selain menyediakan prime area sebagai tempat pop-up store, SOGO juga membantu memberikan guidance kepada para desainer untuk mengembangkan ruang lingkup mereka. Sejauh ini, respons dari konsumen terhadap pop-up store desainer IFF sangat positif.


Para desainer IFF yang memperkenalkan koleksi mereka melalui pop-up store ini juga berterima kasih kepada SOGO karena telah memberikan mereka kesempatan untuk memahami dunia retail dan pasar Indonesia. Para desainer mengaku bahwa tantangan terbesar mereka adalah memenuhi ketersediaan stok dan size. Hal itu membuat para desainer harus memperkuat bagian produksi mereka.

Penulis: Fathia Fauzia