News

Cerita Kain Ikat Stephanus Hamy

Thursday, 11 Nov 2010

by JFW

Keelokan kain ikat Nusa Tenggara Timur diceritakan dalam busana siap pakai yang modern.

Pergelaran Jakarta Fashion Week 2010/2011 Kamis 11 November siang dibuka oleh Apresiasi Pesona yang menampilkan Stephanus Hamy. Berangkat dengan tema Cerita Tenun Dari Timur, ia menampilkan ikat dari daerah Nusa Tenggara Timur (NTT)yang dikumpulkan dari 8 kabupaten yang tersebar di Pulau Timor, Flores dan Sumba. “Saya mengumpulkan bahan-bahan selama 6bulan”, ujar Hamy.

Show dimulai dengan layar yang menampilkan foto-foto hitam putih penduduk NTT. Kemudian mengalir rangkaian busana warna terakota, ringan dan chic. Disusul dengan tone indigo, navy blue, kuning dan hijau, namun tetap dalam kemasan kasual. Di awal tampilan belum tampak sesuatu yang baru dari koleksinya, siluet jaket, celana, atasan dan gaun masih senada seperti tahun lalu. Baru kemudian, busana yang tampil bergerak semakin dinamis, dengan styling yang lebih berani.

Diolah dalam tone yang sama, namun dengan tampilan lebih elegan. Tampak payet, taburan stud, syal dan ikat pinggang stud disana-sini. Tone gelap dipadukan dengan warna menyala seperti merah dan hijau. Teknik lipit yang menjadi khas Hamy juga muncul.  Perpaduannya sangat meyegarkan mata. Hal ini diakui oleh Djongko Rahardjo, desainer yang juga alumni Lomba Perancang Mode tahun 1983 (Hamy juga menjuarai lomba tersebut di tahun yang sama), ia berujar “Tahun ini koleksinya terlihat lebih fresh tapi tetap gaya Hamy. Ikat NTT juga telah diolah dengan sangat baik.” Sebanyak 48 busana yang ditampilkan mendapat tepuk riuh pecinta mode yang hadir.

Ditemui seusai acara, Hamy mengaku memang ingin mendorong ikat NTT menjadi mata pencaharian penduduk setempat. “Selama ini mereka masih menganggap membuat ikat sebagai pekerjaan sampingan, bahkan hobi saja”.

Tahun depan ia akan bekerja sama dengan Cita Tenun Indonesia melakukan pendampingan dengan para pengrajin tenun NTT ini.  (Kartini Brotosuharjo/tim peliput Femina)