News

Keelokan Kain Indonesia

Thursday, 11 Nov 2010

by JFW

Ragam kain nusantara diolah cantik oleh barisan perancang IPMI, sore itu, Kamis 11 November 2011, di fashion tent, Pacific Place, Jakarta. Sepuluh anggota Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) menggelar peragaan busana sebagai bagian dari Jakarta Fashion Week 2010/2011. Berangkat dengan tema Precious Indonesia yang mengangkat keelokan kain nusantara. Tak ayal lagi show ini menjadi salah satu agenda yang ditunggu.

Show dibuka dengan penampilan karya Liliana Lim. Mengangkat tenun NTT dan sutra mentah  dalam palet warna lembut, siluet yang diciptakan sangat siap pakai. Disambung oleh Kanaya Tabitha yang mengusung label KATA. Corak  berani bertebaran,  dikemas dalam gaun-gaun draperi melambai. Stephanus Hamy kembali tampil dengan tema Gendongan yang mengangkat lurik. Meskipun koleksinya tak menghentak seperti show label-nya siang beberapa saat sebelumnya, namun pola konstruktif  yang ia ciptakan mampu memberi napas baru pada kain rakyat ini.

Valentino Napitupulu membawakan corak batik Toba di atas kain sifon berwarna terakota lembut. Sophisticated dan elegan. Disambung dengan Yongki Budisutisna yang memberikan sentuhan rock star pada batik. Model membawa gitar elektrik warna merah di panggung, sontak penonton pun bertepuk tangan. Lalu Sutanto Danuwidjaja menghentak dengan tampilan tatanan rambut model Afro, membawakan tema Beauty of Nature. Padu padan batik dengan patchwork sifon terlihat manis. Sedangkan Tuty Cholid mengolah tenun rang-rang khas Nusa Penida dan motif tenun ikat cepuk dalam olahan siluet khas Melayu seperti baju kurung dan tunik yang kaya warna khas busana Pulau Sumatera.

Widhi Budimulia yang selama ini identik dengan material sifon dan satin kini memadukan rancangannya dengan tenun Makassar. Diterjemahkan dalam bentuk jaket hingga patchwork pada gaun malam. Setelahnya, musik pun berubah tempo lebih cepat dan menghentak. Adesagi Kierana membawakan gaun-gaun ultra feminin bervolume, di atas sepatu yang menjulang tinggi. Vava voom!

Pergelaran ditutup oleh Era Soekamto yang merevitalisasi label Urban Crew (beberapa tahun lalu ia berpartner dengan desainer Ichwan Toha sebelum akhirnya vakum). Union of Galaxies menjadi tema yang ia terjemahkan dalam nuansa retro yang sedikit hippies, sedikit 80-an dan yang terpenting siap pakai. Atasan dengan detail tercabik dibagian belakang, jaket kulit hingga legging kulit terasa sangat kini.
(Kartini Broto Suharjo/ Tim Peliput Femina)