News

LPM Graduates : Karya Tanpa Batas

Thursday, 11 Nov 2010

by JFW

Dalam jagad mode Indonesia, siapa yang tak kenal akan Lomba Perancang Mode (LPM) Feminagrup? “Hampir 70% desainer di tanah air adalah jebolan dari LPM”, ujar Carmanita yang merupakan alumni LPM tahun 1987. Sebut saja, Samuel Wattimena, Edward Hutabarat, Sally Koeswanto hingga Priyo Oktaviano. Karena itulah, Jakarta Fashion Week Fashion Council beserta para pemimpin redaksi dan redaktur mode dari media-media ternama di Jakarta menyelenggarakan pergelaran LPM Graduates : The Style Maker yang diisi oleh alumnus LPM dari dahulu hingga kini.

Ketujuh perancang tersebut adalah Chossy Latu (alumni 1979), Carmanita (alumni 1987), Itang Yunasz (alumni 1981), Denny Wirawan (alumni 1993), Billy Tjong (alumni 2005), Andreas Odang (alumni 2005) dan Eny Ming (alumni 2007). Mereka dipandang memiliki kesungguhan dalam berkarya dan pantas mewakili rekan-rekan perancang lainnya untuk membuktikan bahwa kesungguhan seorang jebolan LPM bisa memperkaya dunia  mode Indonesia.

Show yang penuh sesak pada Kamis malam 11 November 2010 di Fashion Tent, Pacific Place, menjadi saksi. Pergelaran dibuka oleh Chossy Latu yang menampilkan songket Palembang. Hasilnya, tampilan klasik jaket-jaket cantik keemasan dengan potongan yang tampak sangat presisi, celana pipa penuh kerut yang unik, hingga gaun malam yang mewah. Disusul dengan koleksi Andreas Odang yang terinspirasi dari perasaan patah hati Love Hurts. Menghasilkan koleksi yang penuh detil romantis seperti frills dan ruffles,  juga paduam warna berani seperti merah fuschia.

Selanjutnya, Denny Wirawan menggebrak dengan koleksi cross-culture yang menawan, tampak dirancang dengan teliti dan konsep yang kuat. Kaya warna, kaya detil, ia memadukan tenun NTT dan NTB dengan bahan wool, herringbone, hingga motif tutul. Tenun berwarna solid dan cerah pun hadir begitu memikat. Aksesorisnya hasil karya desainer perhiasan Kasha Bijoux by Sjulli Darsono yang bernafaskan Afrika, Tibet hingga Maroko.

Eny Ming lalu menyusul dengan koleksi bertema Two Sides bernafas utilitarian. Banyak pecah pola rumit dalam warna taupe. Yang mencuri perhatian adalah di tengah panggung, model mendemokan tas kulit yang disandangnya menjadi rompi dan jaket pendek yang bisa dikenakan pada busana model yang lain. Pertunjukkan tak biasa penuh daya cipta.

Carmanita kali ini tampil dengan lebih banyak warna-warna cerah. Masih dalam potongan dekonstruktif yang diperlembut dengan kain tradisional yang melambai. Lalu Billy Tjong melakukan hal yang berbeda. Ia mengambil suasana alam Indonesia dan kehidupan metropolitan. Dituangkan dalam kain sifon yang melambai dengan berbagai gradasi warna, sangat wanita dan cantik berkelas. Sebagai penutup, Itang Yunasz mempersembahkan koleksi busana muslim yang melambai. Kaya akan payet dan diamante dalam warna-warna hangat seperti coral, merah hingga terakota.

(Kartini  Broto Suharjo/ Tim Peliput Femina)