News

Strategi Mengenal Pasar

Friday, 30 Sep 2011

by JFW

Pada dunia modern dan era ekonomi global saat ini, mode adalah industri raksasa yang melibatkan jutaan konsumen dan tenaga kerja. Mode juga merupakan refleksi sosial dan budaya, sekaligus simbol inovasi sebuah bangsa. Jadi, mode tak melulu seputar benda yang melekat di tubuh saja. Cakupannya luas.

Label desainer lokal Ari Seputra pertama kali meluncurkan koleksinya 11 tahun silam, dan yang dilakukan label ini pertama kali adalah ‘mengenal pasar’. “Saat kami mulai, kami percaya karya atau produk kita ini akan dipakai masyarakat. Pengenalan pasar kami ada 3—kita harus tahu alasan apa yang membuat orang ingin membeli produk Anda, lalu pembagian target secara keseluruhan, dan siapa pasar Anda,” jelas Sari Seputra dalam seminar Kiat Sukses Membidik Segmen Pasar Fashion, yang digelar oleh JFW 2012, bekerja sama dengan Kementrian Perdagangan dan Bank Rakyat Indonesia pada 28 September 2011 di Jakarta.

Pembagian pasar juga penting sehingga Anda bisa lebih fokus pada produk Anda yang akan dibawa ke mana. “Contohnya saja Jakarta. Antara Pusat dan Barat dan Selatan saja, seleranya sudah beda. Anda juga harus lihat perilaku konsumen—karakter, nilai budayanya, kelompok masyarakat yang mana, loyalitas mereka pada brand tertentu. Setelah itu, Anda bisa melakukan evaluasi pada produk Anda sendiri dan menonjolkan ciri khas Anda sebagai nilai jual.”

Untuk pemain baru yang ingin menjejakkan langkah pertamanya, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Gaya produk Anda—apakah haute couture, ready to wear, atau bridge lines; sarana penjualan—butik sendiri, toko di mal, oniline shop, atau department store; konsistensi untuk masalah produksi karena perputaran mode yang cepat (bahkan bisa berganti 3-6 bulan!).

“Yang juga menjadi hal penting ketika meluncurkan produk adalah timing! Ada 4 waktu yang potensial meraih keuntungan—lebaran, Natal hingga tahun baru, Imlek, dan spring promotion di bulan Maret hingga Juni. Di saat-saat inilah, orang mau membelanjakan uangnya. Pembelanjaan terkecil biasanya di awal bulan hingga Maret, karena fokus ada pada kegiatan anak masuk sekolah.”

Positioning juga hal yang tak boleh terlewatkan. Di Indonesia, ada kecenderungan pembelanjaan pada brand luar. Masyarakat mau mengeluarkan uang lebih pada brand luar, namun tidak pada brand lokal. Para pelaku mode harus evaluasi, lihat pola yang disukai klien suatu brand, cari benang merahnya, dan ciptakan apa yang tak dimiliki brand tersebut, dan tambahkan signature style Anda.

Seminar yang diselenggarakan di Gedung Kementrian Perdagangan, Jakarta, tersebut merupakan rangkaian acara menuju Jakarta Fashion Week 2012 yang akan diadakan pada 12-18 November 2011 di Pacific Place, Jakarta.