News

Mengembangkan Keunikan di Bisnis Fashion

Tuesday, 21 May 2013

by JFW

Menembus pasar dunia memang tidak mudah. Dibutuhkan ide-ide cemerlang untuk menghasilkan karya-karya yang istimewa dan strategi tepat. Para desainer Indonesia dituntut agar lebih jeli melihat peluang untuk menembus pasar internasional dan merajai pasar lokal. Dan untuk mewujudkan impian para desainer muda, Jakarta Fashion Week mengundang Giuseppina Lara, Direktur Pendidikan dari Shanghai Training Center di Instituto Marangoni Shanghai untuk berbagi strategi dalam workshop “Fashion and Future” di Kementrian Perdagangan.

Menurut Giuseppina, strategi awal menuju sukses dalam industri fashion adalah dengan memahami tren makro dan mikro. Tren makro adalah pemahaman akan tren yang akan booming dengan memperhatikan faktor lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Untuk tren mikro, termasuk dalam kehidupan sehari-hari seperti cara berpakaian, selera model pakaian, dan warna.

Perubahan teknologi dan arus informasi yang begitu cepat juga ikut mempengaruhi karya-karya desainer. Tren dari luar negeri memberi perubahan besar dalam tren yang terjadi di luar negeri. Tidak jarang, pengaruh tersebut juga menyeret para desainer dalam berkarya sehingga melupakan identitas lokal. Giuseppina mengingatkan, identitas lokal sebaiknya tidak dilupakan untuk memberikan keunikan tersendiri dalam karya. “Cari tahu keunikan dari berbagai daerah dan garap menjadi ciri khas tersendiri,” ujarnya.

Warisan budaya dalam beberapa aspek seperti makanan, seni, tari, sejarah dan musik adalah juga dapat menjadi inspirasi bagi para desainer. “Perkayalah karya dengan unsur tradisi yang kuat agar berbeda dengan desainer lain,” tambah Giuseppina. Ia juga mengingatkan agar desainer tidak melupakan faktor penting lain seperti aksesori, sepatu, dan tas.

Workshop yang digelar pada pertengahan April lalu merupakan hasil kerja sama Jakarta Fashion Week dan Kementrian Perdagangan. Pada tahun ini, JFW 2014 akan diselenggarakan pada 19-25 Oktober di senayan City, Jakarta. (Marcia Natasya/WHI)