News

Pasang Surut Kehidupan dalam Selembar Batik

Wednesday, 23 Oct 2013

by JFW

Batik lebih dari sekedar kain. Pada batik, bisa tersirat banyak makna dan arti filosofis. Teddy R. Eriana, perancang di balik label d’kinnara mengolahnya sedemikian rupa dan mewujudkannya dalam koleksinya yang diberi tema “The Rhythm of Revival”. Tema ini terinspirasi dari suatu perjalanan kehidupan. Ada masa kejatuhan, masa penerimaan diri, ada pula masa kemenangan dari perjuangan. Peragaan busana koleksi Teddy --sekaligus menjadi debut runway untuknya-- berlangsung di perhelatan akbar dunia fashion, Jakarta Fashion Week 2014 hari kelima, hari Rabu 23 Oktober 2013.

Sequence pertama mengambil tema tides. Pasang surut gelombang menandakan pasang surut kehidupan. Semua masih abstrak, seabstrak warna dan corak kedelapan busana kasual yang ditampilkan: midi dress, cardigan, bolero untuk wanita, dan kemeja lengan panjang dan pendek untuk pria. Biru tua, ungu, merah tua, dan oranye menjadi warna yang mendominasi.

Sequence kedua muncul dengan tema beauty in disguise. Saat badai kehidupan mereda, biasanya kita sudah bisa melihat keindahan yang tersembunyi. Filosofi ini diinterpretasikan dalam busana cocktail dress. Motif bunga dan tanaman dalam warna-warna cerah terlihat dominan. Beberapa di antaranya tampil dengan tambahan ornamen see-through pada bagian bahu. Manis, namun tetap dinamis.

Sequence penutup mengambil tema revival, momen keberhasilan memenangkan perjuangan kehidupan dan tampil anggun penuh kemenangan. Teddy menginterpretasikan dalam gaun malam elegan dengan potongan feminin: one shoulder, off shoulder, spaghetti lace, halter, dan backless. Semua dibuat dengan kombinasi material dobby cotton, voile cotton, dan sutera dengan teknik batik tulis. Show ditutup dengan penampilan aktor dan model Atalarik Syah yang mengenakan kemeja biru lengan panjang. Atalarik tampil bersama istrinya, aktris dan model Tsania Marwa, yang bergaun malam dengan warna senada behias ornamen chiffon. (Nanis Cahyaningdyah/Women’s Health Indonesia)