Sentuhan Belanda dalam Koleksi Indonesia

Johan Rudolf Bonnet merupakan seniman berdarah Belanda namun banyak menghabiskan masa hidupnya di Ubud, Bali. Ia menempuh pendidikan di Rijksakademie van Beeldende Kunsten, Amsterdam. Pria kelahiran Amsterdam 30 Maret 1895 ini diundang ke Ubud oleh Cokorde Gede Raka Sukawati pada 1929. Selama kurang lebih 11 tahun, Bonnet menetap di Ubud. Ia juga terlibat dalam gerakan Pita Maha, yaitu gerakan yang mengajak seniman lokal untuk meningkatkan standar artistiknya. Pada 1957, Bonnet dipaksa meninggalkan Bali karena menolak untuk menjual lukisan Presiden Soekarno. Ia baru boleh kembali ke Bali 15 tahun kemudian. Rudolf Bonnet tutup usia di Laren, Belanda pada 18 April 1978. Jasadnya dikremasi di Bali pada 1979.
Han Snel adalah pelukis kenamaan Belanda yang lahir di Scheveningen, Belanda pada 1925. 73 tahun silam, Han pindah ke Bali untuk melukis. Kecintaannya yang tinggi pada Bali telah membulatkan keputusannya untuk memeluk agama Hindu dan menjadi warga Negara Indonesia. Gaya lukisan Han beragam, namun yang paling kental adalah gaya geometris dari potret masyarakat Bali. Beberapa potret wanita Bali yang muncul di lukisannya menceritakan bagaimana ia bertemu dengan istrinya. Beberapa contoh lukisan Han dapat dilihat di beberapa galeri di Ubud.
Di runway JFW 2014, Billy Tjong akan menampilkan karya yang terinspirasi dari lukisan-lukisan Rudolf Bonet. Sementara Auguste Susastro akan mewujudkan karya-karya terbaru dengan pola geometris dan color block yang terinspirasi dari lukisan Han Snel.
Leave a Reply