News

Fashion Reformation, Ketika Kreativitas dan Inovasi ‘Meledak’ di Panggung Jakarta Fashion Week 2023

Friday, 4 Nov 2022

by Gracia Danarti

“Saya mengharapkan ada ledakan-ledakan kreativitas sepanjang gelaran offline Jakarta Fashion Week 2023 setelah tertahan selama 2 tahun pandemi,” harap Svida Alisjahbana, Chairman JFW dan CEO GCM Group, dalam satu perbincangan, di awal Oktober lalu. 
 
Harapan dan optimisme kuat itu menggerakkan semesta untuk bekerja, dan pada akhirnya mengejawantah pada penyelenggaraan JFW 2023 pada 24-30 Oktober 2022. Dengan konsep dan semangat baru untuk bertransformasi, kemeriahan pekan mode Jakarta yang paling berpengaruh di Indonesia, bahkan diperhitungkan di Asia Tenggara, tak terelakkan.
 
(Foto: Peggy Hartanto dalam show Make Over Presents Dewi Fashion Knights 'Fashion Mutation')

Ledakan Kreativitas dan Inovasi
Memang, semua yang dilakukan tak lepas dari kondisi yang terjadi beberapa waktu belakangan. Pandemi COVID-19 sudah mengajarkan banyak hal termasuk bagaimana kita mampu beradaptasi dan melakukan transformasi serta reformasi. Dari sini, kampanye Fashion Reformation muncul dan terasa sangat relevan. JFW 2023 pun dipersiapkan secara matang dengan konsep kebaruan, direncanakan untuk menghadirkan karya-karya hebat para perancang mode pascapandemi yang akan memberikan pengaruh besar bagi tren mode Indonesia.
 
Di rumah barunya di Pondok Indah Mall 3, ledakan-ledakan kreativitas JFW 2023 yang diharapkan Svida pada akhirnya terjadi di semua lini. Regenerasi tim membawa hawa segar dan suasana berbeda dalam banyak hal, termasuk bagaimana JFW 2023 dipresentasikan secara keseluruhan, baik luring maupun daring. Tata ruang, dari runway yang megah hingga 2 lounge, ditangani dengan sangat cermat oleh Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) didukung oleh banyak mitra lainnya. 
 
Dari sisi show, ratusan perancang mode yang terlibat, nasional maupun internasional, menghadirkan koleksi-koleksi mutakhir yang diyakini akan menjadi acuan tren 2023. Kreativitas yang meluap-luap tidak semata soal bagaimana menghadirkan karya-karya spektakuler dan mencengangkan, namun lebih dalam lagi, membawa konsep dan filosofi kuat yang sangat relevan dengan kondisi kini. 

(Foto: Cover Me Not dalam show Dewi's Luxe Market 'Cruise to Paradise')

Jenama Cover Me Not, misalnya, mempersembahkan swimwear warna-warna terang yang dikenakan oleh model dengan beragam bentuk tubuh, tidak semata yang berkaki jenjang, memiliki torso panjang, dan berpostur sempurna. Ia menciptakan koleksi bagi siapa pun dengan bentuk tubuh apa pun, sebagai perayaan akan keragaman tubuh perempuan. Pesan inklusivitas terasa menguar dengan kencang di udara.

Demikian halnya dengan fenomena gaya fashion yang cair secara gender muncul dalam koleksi beberapa desainer, tidak hanya pada show yang memang bertajuk The Fluidity persembahan Dewi's Luxe Market. Keberanian menyatakan bahwa fashion tidak tunduk pada gender makin terdengar lantang dan dirayakan.
 
Sementara, Obin membawa koleksi BINhouse yang sungguh menawan berupa kain-kain batik sangat halus yang dipadukan dengan kebaya modifikasi. Obin seolah mengingatkan betapa inggil-nya warisan budaya Indonesia, yang semestinya bukan hanya perlu disimpan di lemari sejarah, namun masih sangat relevan dikenakan oleh generasi masa kini untuk menunjukkan jati diri sesungguhnya.
 
(Foto: JFW presents 'Lambaian Kain' - BINhouse)

Akan halnya koleksi modest wear, tampilannya tidak monoton dan menjemukan. Para perancang modest wear bermain-main dengan pilihan kain yang beragam, motif-motif cetak yang lebih bold dan mentereng, serta banyak alternatif gaya untuk tiap karakter dan aktivitas. Terobosan-terobosan yang dilakukan oleh perancang modest wear pun cukup menonjol beberapa waktu belakangan. Untuk itu, JFW didukung Pinterest mempersembahkan Pia Alisjahbana Award kepada Lia Anggrea, perancang modest wear di balik jenama Buttonscarves dan Benang Jarum yang dianggap memiliki terobosan paling inovatif.
 
Bicara tentang inovasi, dalam pidato penutup jelang show terakhir, Svida mengatakan bahwa beberapa inovasi terjadi pada pemilihan bahan. “Pemenang Lomba Perancang Mode Menswear menggunakan kombucha sebagai material kainnya. Mode berkelanjutan juga ditunjukkan oleh Wilsen Willim bersama Cita Tenun Indonesia, juga jenama Sejauh Mata Memandang, yang menyatakan lewat karya mereka bahwa kita perlu berbuat baik kepada planet Bumi. Semoga ini membawa pengaruh bagi desainer lainnya,” tutur Svida.
 
Di show pamungkas Dewi Fashion Knights 'Future Couture', Rinaldy Yunardi, menggebrak dengan koleksi couture dari bahan PVC transparan penuh warna dalam aneka bentuk bertajuk Inner Beauty. Pesan yang dibawa sungguh kuat, bahwa tiap perempuan (juga laki-laki) memiliki inner beauty dan warna masing-masing, yang perlu dengan berani ditunjukkan kepada dunia dan sebaliknya diterima oleh siapa pun. Setelah muramnya masa pandemi, Rinaldy meyakini, kita membutuhkan warna-warna untuk membangkitkan semangat baru dan melanjutkan hidup.
 
(Foto: Rinaldy Yunardi 'Inner Beauty' dalam Dewi Fashion Knights 'Future Couture'

Ketika show berakhir, runway ditutup, lampu-lampu dimatikan, dan musik mengentak dipadamkan. Namun, ledakan-ledakan kreativitas terasa terus menyala, berjalan dengan optimistis ke warsa mendatang yang tinggal beberapa saat lagi, sebagai acuan tren yang berpengaruh tidak hanya pada pilihan fashion namun juga bagaimana kita merayakan hidup dengan lebih baik, berkesadaran, terbuka, dan harmonis.
 
Apresiasi dan Terima Kasih
Gempita Jakarta Fashion Week 2023 terselenggara berkat kolaborasi, kerja sama, dan dukungan dari berbagai pihak. Apresiasi tinggi diberikan kepada seluruh mitra sponsor dan mitra.

Terima kasih kepada Pondok Indah Mall, InterContinental Jakarta Pondok Indah, Pond’s Age Miracle, MakeOver, Wardah, Lazada, Mazda, L’Oreal Professionnel. Cellux, APR, TACO, Creative Tech, BNI, Artisan Professionnel, Nutriville, Teh Botol Sosro, TEBS, Country Choice, DKI Jakarta, Jakarta City, Enjoy Jakarta, Jakarta Smart City, Jaki, MRT Jakarta, Institut Francais Indonesia, Korea Creative Content Agency, AMFOC, Australian Embassy, Global Victoria, CBN, Istituto Marangoni, MAXstream, Vidio, Dens TV, Paradigm Fitness, Janji Jiwa, Oaken Lab, Jumpstart Indonesia, ZAP Clinic, Cardea, EPSON, Panasonic, Seibu, Evermos, Studiokha, PENN Deli, East Indies Gin, Nusantara Cold Brew, Bacardi, Skyy Vodka, Gouw, Food Story, VMID, Moka, Accoustic Pro, Chroma Project, Hawman, Butterman.
 
Ucapan terima kasih secara khusus kepada HDII DKI Jakarta dengan Rina Renville, Rubi Roesli (Biroe), Rica Ishak dan Safira Permatasari (Sora and Partners), juga para vendors Taco, Vivere, Malka, Every Collection, Himalaya, Idefab, Larch Studio, Class International, Arte Room, Gajah Bumi, Biroe, Rica Ishak, Sora and Partners, Dari Jemariku, Lichticle, dan Ascendo Lighting.
 
Dukungan media partners yang luar biasa: Dewi Magazine, Pesona, BeautyParty, Detik.com, Dream.co.id, Elle Indonesia, Female Daily, Femina, Fimela, Geometry Media, Her World Indonesia, Herstory, InEnOut.id, Harian Kompas, KataData, KumparanWOMAN, Liputan6, Moji, Pikiran Rakyat, Popbela, Prambors, Republika, Scarf Media, SmartMama, Stylo, TFR News, The Lazy Esports, USS Feed, Urban Sneaker Society, USS Her, WarnaPlus, Zigi.id.
 
Dapatkan info terkini serta inspirasi seputar pergelaran Jakarta Fashion Week 2023 di situs ini dan JFW.TV, juga bisa klik media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini: InstagramFacebookTikTokTwitter, dan Pinterest(JFW)
 
Baca juga:
The Future Couture, Bukan Hanya Soal Kerumitan Pembuatan Suatu Karya Adibusana
Dekonstruksi Royal Wedding Dress oleh Abineri Ang Atelier et Createur de Mode di JFW 2023
Karya-karya Kolaboratif dalam Beauty Forward in Unity di JFW 2023
Eksplorasi Desain dengan Kain Sustainable Bersama APR 'I Love Viscose'
Women in Rhythm: Perempuan Bebas Bergaya
 
Foto: Dok. JFW