News

Mengurai Inspirasi di Balik Koleksi Memukau Para Desainer

Tuesday, 13 Dec 2022

by Inaya Pananto

Pada hakikatnya, mode adalah sarana ekspresi diri dan seni. Akan tetapi, karena sifat komersialnya, terkadang pakem seni dalam mendesain sebuah pakaian terlupakan. Industri mode tidak hanya roda bisnis masif yang berfokus pada sistem fast fashion dan fast selling. Di balik tiap artikel pakaian terdapat proses berpikir yang panjang dari para desainer yang dengan sepenuh hati menuangkan hati dan kreativitas mereka ke dalam karya busana.

Meskipun aspek-aspek seperi daya jual, daya pakai, keinginan pasar dan lain sebagainya masuk sebagai faktor pertimbangan dalam mendesain, benih pertama dari sebuah koleksi adalah sebuah inspirasi.
 
Inspirasi atau tema itu yang kemudian akan dikembangkan, dimatangkan, dan kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk desain pakaian yang apik dan menarik. Tidak mengherankan jika banyak orang menyebut pakaian sebagai karya seni berjalan. 

Busana-busana yang tampil dalam pekan mode tentunya telah melewati kurasi desain yang panjang, diformulasikan sedemikian rupa agar menjadi refleksi langsung dari sang perancang. Ide-ide besar para desainer kemudian disambungkan dengan eksplorasi penggunaan teknik detail dan material.
 
Karena itu, meskipun sejumlah desainer mengambil inspirasi dari tema yang serupa, output desainnya tetap berbeda-beda dan sangat beragam. Hal ini membuktikan luasnya kreativitas dalam seni mode dan interpretasi tema tanpa batas.

Berikut adalah sejumlah tema yang menjadi inspirasi di balik koleksi-koleksi memukau dari para desainer yang turut menampilkan koleksi mereka di Jakarta Fashion Week 2023.

Makna, Definisi, dan Ekspresi dari Konsep Cinta
Tema cinta bukanlah suatu hal yang asing di bidang seni. Tidak hanya menginspirasi pujangga-pujangga dengan karya syair mereka yang menggebu, perancang mode pun banyak memiliki ketertarikan pada tema cinta dan menggunakannya sebagai dasar koleksi mereka.
 
Interpretasi makna cinta ke dalam bentuk busana tentunya bukan hal yang sederhana karena pada hakikatnya konsep cinta tidak memiliki bentuk dan bersandar pada perasaan, sedangkan busana pasti memiliki bentuk konkret dan terkadang absen dari segi rasa. Namun, sifat tak kasat mata dari cinta inilah yang memungkinkan tema ini untuk dapat diartikan ke dalam banyak bentuk tergantung dari sang perancang.

Ragam interpretasi cinta juga turut hadir dalam Jakarta Fashion Week 2023. Salah satu yang mengedepankan tema cinta dalam koleksinya adalah perancang busana Harry Halim. Dalam koleksi yang ia beri judul The Impossible Love, ia menuangkan makna sebuah cinta yang begitu hebat hingga dapat meretas tembok ketidakmungkinan. Ia juga menyematkan pesan-pesan positif seperti ujaran untuk mencintai secara berani serta untuk selalu menghormati satu sama lain terlepas dari segala perbedaan.

(Foto: Sejumlah busana dari koleksi The Impossible Love karya Harry Halim)

Jenama lain yang juga mengimplementasikan ide besar cinta dalam koleksinya adalah, Tanah Le Saé dalam koleksi berjudul Love & Sentimental. Koleksi ini terinspirasi dari perbedaan pandangan kedua penggagas jenama ini, Andika Wiradiputra dan Denniel Richard mengenai arti cinta. Cinta yang bisa memiliki arti kebahagiaan dan cinta yang memiliki arti kesenduan. Mengambil elemen-elemen desain gaun pengantin, dan pakaian baptis, koleksi romantic menswear mereka hadir dalam balutan atmosfer syahdu dengan iringan puisi cinta yang menggugah emosi.

(Foto: Koleksi dari Tanah Le Saé yang terinspirasi dari cinta dan pernikahan sebagai momentum puncak sebuah cinta)

Keindahan Alam dan Eco Fashion
Ketika penat dengan kelabunya kota dan keseharian yang repetitif, kembali ke alam adalah sebuah solusi yang selalu menggiurkan. Keindahan alam memiliki segudang inspirasi yang dapat dipetik dan digali maknanya oleh individu-individu kreatif. Dalam Jakarta Fashion Week 2023 kemarin, banyak jenama yang mengambil inspirasi dari ide hidup dekat dengan alam. Selain sebagai nspirasi konseptual, tema alam ini juga seringkali dipadukan dengan kampanye daur ulang dan conscious fashion untuk kemajuan industri mode yang ramah lingkungan.

Jenama Starry yang dikepalai oleh desainer Juliana Ng, mengangkat tema slow living yang apresiatif terhadap alam melalui koleksi bernuansa Victorian. Koleksi ini menangkap esensi pinknik di pinggir sungai yang indah dengan pemandangan bagai lukisan yang lembut menenangkan.

(Foto: Koleksi jenama Starry yang terinspirasi dari keindahan alam dan piknik tepi sungai)

Perancang mode Rinda Salmun dengan dua jenamanya yakni Rinda Salmun untuk luxury wear dan RTW Studio untuk lini koleksi ready to wear, mengangkat tema pantai dan kehidupan pesisir dalam koleksinya. Lebih dari sekadar terinspirasi, Rinda juga turut memberdayakan sumber daya serta material-material dari lingkungan pesisir.

(Foto: Koleksi Rinda Salmun yang terinspirasi dari lingkunagn pesisir serta kehidupan masyarakatnya, serta menggabungkan teknik daur ulang kain sisa)

Rangkaian show Ode to Mother Earth persembahan Dewi's Luxe Market juga memiliki mengusung tema besar keindahan alam. Rangkaian koleksi mode yang merayakan konsep pelestarian alam melalui eksplorasi kreatif seni mode. Jenama Sejauh Mata Memandang dan Wilsen Willim menunjukkan koleksi mereka yang terinspirasi dari unsur-unsur keindahan alam serta proses kreatif yang ramah lingkungan.


(Foto: Koleksi dari Sejauh Mata Memandang dalam show Dewi's Luxe Market Ode to Mother Earth)

(Foto: Koleksi dari Wilsen Willim dalam show Dewi's Luxe Market Ode to Mother Earth)

Ajang kompetisi mode bergengsi Lomba Perancang Mode Menswear (LPMM) tahun ini juga mengangkat tema sustainable fashion yang kemudian banyak melahirkan inovasi mode seputaran produksi pakaian yang ramah lingkungan. Pemenang LPMM tahun ini, Ardina Gona Gan dengan nama jenama GONA, menciptakan inovasi kain dari fermentasi teh dan dikemas dalam sebuah koleksi bertajuk Graphene Flakes yang inspirasinya berkaitan langsung dengan unsur kimia alam.

(Foto: Koleksi rancangan Ardina Gona Gan yang memenangi kompetisi LPMM tahun ini)

Inspirasi dari Seni Film dan Sinematografi
Inspirasi dapat juga hadir dalam bentuk referensi dari medium seni lain. Dunia seni meliputi banyak sekali disiplin ilmu seperti mode, seni murni, sinematografi, musik, dan masih banyak lagi.
 
Dua jenama yang menyampaikan bahwa mereka merasa terketuk pintu kreatifnya dari menonton sebuah film adalah Peggy Hartanto yang terinspirasi dari film masa kecil favorit mereka yaitu Fantasia dan Friederich Herman yang terinspirasi dari sebuah film niche asal Prancis yang kemudian diabadikan dalam sebuah film dokumenter di tahun ’90-an.

(Foto: Koleksi dari Peggy Hartanto yang terinspirasi dari adegan tembok bunga dalam film kartun garapan Disney, Fantasia)

(Foto: Koleksi dari Friederich Herman yang mengambil isnpirasi dari film klasik Prancis dipadukan dengan teknik tailoring yang tajam dan modern)

Jadi, bisa disimpulkan bahwa inspirasi untuk karya seni bisa datang dari berbagai arah. Mulai dari media yang dikonsumsi, pemandangan atau apa yang terlihat oleh mata lalu dicerna dengan nalar, hingga menghadirkan perwujudan kreatif dari sebuah perasaan yang bahkan tak kasat mata. Semua inspirasi tersebut dapat diolah bersama dengan imajinasi dan kreativitas ke dalam bentuk pakaian yang tidak hanya memenuhi kebutuhan primer seseorang, namun juga sesuatu yang memiliki nilai seni dan intelektual, sampai kadang juga melibatkan rasa.
 
Dapatkan inspirasi dan info terkini seputar pergelaran Jakarta Fashion Week 2023 di situs ini dan JFW.TV, juga bisa klik saja media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini: InstagramFacebookTikTokTwitter, dan Pinterest. (JFW)

Baca juga:
From Head to Toe, Prediksi 21 Tren Aksesori 2023 dari Runway JFW
Menetralisasi Gender dalam Fashion dari Perspektif Desainer Hartono Gan
Tampilan Modern Kontemporer Kain Nusantara
Tampilan Bersinar Selebriti: Dari Runway JFW 2023 ke Karpet Merah
Sentuhan Tangan dan Detail Apik Koleksi Mode Teranyar


Foto: Dok. JFW