News

Kontribusi Inggris terhadap Industri Mode Indonesia melalui British Council

Friday, 29 Jan 2016

by JFW

British Council sebagai organisasi internasional asal Inggris yang bergerak di bidang pendidikan hubungan kebudayaan berdiri pada tahun 1934. Saat ini British Council telah hadir di 110 negara dan 229 kota di seluruh dunia. Kehadiran British Council di Indonesia dimulai pada tahun 1948, ketika organisasi tersebut membuka untuk pertama kalinya di kota Bandung. Seiring perjalanan waktu, British Council senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia dan selalu berkomitmen dalam meningkatkan kolaborasi kreatif antara Inggris dan Indonesia dalam rangka memajukan industri kreatif di kedua Negara, yang mencakup industri fesyen.

Kesamaan pandangan dan misi antara British Council dan Jakarta Fashion Week dalam industri fesyen tersebut akhirnya melahirkan Indonesia Fashion Forward, sebuah platform untuk mengembangkan kapasitas para desainer muda berbakat asal Indonesia agar dapat menembus pasar internasional. Diskusi tentang kolaborasi antara British Council dan Jakarta Fashion Week bermula pada penyelenggaraan Jakarta Fashion Week 2010/2011, yang kemudian menjadi cikal bakal terwujudnya ajang unjuk kebolehan para desainer Indonesia Fashion Forward angkatan pertama pada Jakarta Fashion Week 2012.

Program Indonesia Fashion Forward yang juga didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (pada saat itu) menuai sambutan positif dan berhasil menjadi wadah inkubasi bagi para desainer bertalenta Indonesia sekaligus ajang untuk membuka kesempatan bagi lebih banyak desainer untuk bergabung dan menimba ilmu. Keseriusan British Council dalam program Indonesia Fashion Forward tercermin dari keterlibatan Center for Fashion Enterprise (CFE), sebuah otoritas terkemuka di London yang berfokus untuk pengembangan bisnis di dunia fesyen. CFE sendiri terkenal dengan bimbingannya yang melejitkan desainer seperti Mary Katrantzou, Peter Pilotto, Erdem, dan Richard Nicoll. Kegiatan bimbingan tersebut berlangsung selama setahun sebelum penyelenggaraan Jakarta Fashion Week pada setiap tahunnya.

Ed Marler in Jakarta Fashion Week 2016


Sejak tahun 2015, British Council mulai memperkenalkan kesadaran terhadap lingkungan yang sedang gencar digalakkan dalam berbagai aspek industri, termasuk fesyen. Selain menampilkan kolaborasi antara Ed Marler, desainer asal Inggris yang bold, dan Rinda Salmun, desainer Indonesia berbasis di London yang dikenal dengan permainan motif yang menawan, British Council, bekerja sama dengan Majalah Cita Cinta, juga mengadakan penayangan film dokumenter The True Cost arahan sutradara Andrew Morgan yang menyoroti dampak fesyen terhadap lingkungan dan isu sustainability. Melengkapi acara tersebut, British Council mengadakan acara bincang-bincang dengan tema serupa, yaitu Sustainable Fashion Forum bersama Lucy Siegle, jurnalis Inggris yang dikenal dengan gerakan fesyen ramah lingkungannya, serta duo desainer Inggris Nelly Rose Stewart dan Odette Steele yang berkolaborasi bersama desainer Indonesia Fashion Forward, Dian Pelangi setelah menempuh residensi program bersama dengan London College of Fashion.

Penulis: Zea Zabrizkie