Kilau putih yang abadi menjadi inspirasi sebuah peragaan istimewa dari Pepsodent Ultra White, ketika kecantikan senyum diterjemahkan ke dalam bahasa busana. Demi couture hadir sebagai wujud kemewahan yang intim, menjembatani keanggunan tinggi dengan keindahan yang dapat dikenakan lebih dekat.
Tiga nama Studio Vian, Ernesto Abram, dan Julianto menyajikan interpretasi mereka dalam siluet yang penuh detail dan kemurnian estetika. Dari garis yang tajam hingga lengkung yang halus, seluruh karya memancarkan pesona seputih cahaya, seanggun senyum yang tak lekang oleh waktu.
Studio Vian
Di bawah arahan perancang Vivian Marzuki, Studio Vian melahirkan gaun-gaun yang merepresentasikan keindahan serta craftsmanship yang tinggi. Setiap potongan dijahit dengan presisi, menjadikannya lebih dari sekadar busana, melainkan warisan penuh cinta dan keindahan. Karya Studio Vian pernah turut diliput dalam sebuah edisi Vogue Poland 2025.
Ernesto Abram
Memulai kiprahnya lewat panggung JF3 Fashion Festival dan Hong Kong Fashion Week, Ernesto Abram dikenal dengan gaya kontemporer berkarakter futuristik. Sentuhan signature pleats dan warna metalik menjadi ciri khasnya.Ia memukau lewat koleksi ‘The Resurrection’ di Jakarta Fashion Week 2024 dan ‘Radiant Rendezvous’ di Jakarta Fashion Week 2025.
Julianto
Lulusan Istituto di Moda Burgo Milan, Julianto dikenal atas keahliannya dalam teknik pola dan aplikasi manik-manik yang rumit. Sentuhan romantis dan kemewahan menjadi DNA rancangannya. Karya-karya gaun malamnya pernah tampil di New York Fashion Week Spring/Summer 2020 membawa haute couture Indonesia di panggung Internasional.
