Prestasi Desainer Indonesia dalam International Woolmark Prize Asia Regional
Di samping Toton, dua label Indonesia lain juga turut dalam ronde Asia IWP, yaitu Major Minor Maha dalam kategori busana wanita dan Vinora dalam kategori busana pria. Ini kali pertama Indonesia turut serta dalam lomba IWP yang sangat prestisius ini.
Dewan juri IWP untuk ronde Asia ini terdiri dari beberapa tokoh mode berkaliber internasional; seperti desainer Inggris Christopher Raeburn, yang selain memimpin labelnya sendiri, juga terlibat sebagai direktur kreatif label MCM dan Victorinox; desainer Korea Selatan Juun J.; mantan buyer dan konsultan mode berpengaruh di Hong Kong, Priscilla I’Anson; pemilik label aksesori, Fiona Kotur; serta Cui Dan, pemimpin redaksi GQ Style China.
Beberapa dari anggota dewan juri, seperti perancang Korea Selatan Juun J., menyatakan kepada Hidayat Jati, perwakilan Femina Group yang turut hadir di Hong Kong, “Ketiga desainer Indonesia itu sungguh istimewa, dalam soal kemahiran menciptakan koleksi. Ketiganya subtil, sangat halus… tetapi visi desainnya sangat tegas dan jelas, serta bertingkat selera yang tinggi.”
Raeburn juga menambahkan bahwa TOTON berhasil menjembatani konteks atau identitas lokal dengan selera internasional yang kontemporer. “Perspektif inilah yang diperlukan dalam ranah industri mode sekarang, di mana terlalu banyak produk yang mirip,” katanya kepada Hidayat Jati.
IWP diselenggarakan oleh The Woolmark Company, perusahaan asal Australia yang dimiliki asosiasi petani wol. Australia adalah pemasok kain wol terbesar di dunia untuk dunia tekstil dan garmen. IWP sudah diselanggarakan sejak tahun 1950-an. Para desainer yang pernah menang di ajanh IWP adalah Yves Saint Laurent dari Prancis, Karl Lagerfeld dari Jerman, Rahul Mishra dari India, serta Public School dari Amerika Serikat.
Penulis: Zea Zabrizkie



Leave a Reply