News

Prestasi Desainer Indonesia dalam International Woolmark Prize Asia Regional

Tuesday, 19 Jul 2016

by JFW

Tanggal 12 Juli 2016 kemarin, label desainer Indonesia, TOTON, yang dimotori duo perancang Toton Januar dan Haryo Balitar, berhasil memenangkan perlombaan perancang mode International Woolmark Prize (IWP) kategori busana wanita untuk ronde Asia  di Hong Kong. Dengan keberhasilan ini, TOTON akan mewakili wilayah Asia Pasifik untuk ronde final IWP yang akan diselenggarakan awal tahun depan, di kota Paris. Negara lain yang ikut dalam ronde Asia ini adalah Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, dan Tiongkok.

Di samping Toton, dua label Indonesia lain juga turut dalam ronde Asia IWP, yaitu Major Minor Maha dalam kategori busana wanita dan Vinora dalam kategori busana pria. Ini kali pertama Indonesia turut serta dalam lomba IWP yang sangat prestisius ini. 

Source: IG @TOTONtheLabel

Baik TOTON, Major Minor Maha, maupun Vinora merupakan label yang telah terkurasi untuk menjalani program pengembangan kapasitas Indonesia Fashion Forward (IFF) yang diselenggarakan Jakarta Fashion Week (JFW).  Femina Group, penyelenggara JFW, adalah mitra IWP untuk menyaring peserta lomba ini dan sempat mengajukan delapan nama sebelum akhirnya pihak IWP memilih ketiga desainer IFF ini. 

Dewan juri IWP untuk ronde Asia ini terdiri dari beberapa tokoh mode berkaliber internasional; seperti desainer Inggris Christopher Raeburn, yang selain memimpin labelnya sendiri, juga terlibat sebagai direktur kreatif label MCM dan Victorinox; desainer Korea Selatan Juun J.; mantan buyer dan konsultan mode berpengaruh di Hong Kong, Priscilla I’Anson; pemilik label aksesori, Fiona Kotur; serta Cui Dan, pemimpin redaksi GQ Style China. 

Source: IG @thewoolmarkcompany

Dalam kreasi yang dipersembahkan dalam perlombaan ini, TOTON dan Major Minor Maha menggunakan benang wol Merino, yang kemudian diproses menjadi kain tenun dengan melibatkan artisan dari Garut, Jawa Barat. Vinora Ng juga banyak melakukan inovasi bahan dengan menggunakan wol yang dipadukan dengan bahan khusus, yang biasa dipakai untuk pakaian para pemadam kebakaran atau pekerja rumah sakit. 

Beberapa dari anggota dewan juri, seperti perancang Korea Selatan Juun J., menyatakan kepada Hidayat Jati, perwakilan Femina Group yang turut hadir di Hong Kong, “Ketiga desainer Indonesia itu sungguh istimewa, dalam soal kemahiran menciptakan koleksi. Ketiganya subtil, sangat halus… tetapi visi desainnya sangat tegas dan jelas, serta bertingkat selera yang tinggi.”

Source: IG @TOTONtheLabel

Christopher Raeburn juga menyuarakan pendapatnya tentang TOTON, “Teknik dan tekstur yang diperlihatkan TOTON membuat kita melihat wol dengan perspektif baru… sangat kontemporer dan relevan; mereka punya ‘paket’ yang lengkap.”

Raeburn juga menambahkan bahwa TOTON berhasil menjembatani konteks atau identitas lokal dengan selera internasional yang kontemporer. “Perspektif inilah yang diperlukan dalam ranah industri mode sekarang, di mana terlalu banyak produk yang mirip,” katanya kepada Hidayat Jati.

IWP diselenggarakan oleh The Woolmark Company, perusahaan asal Australia yang dimiliki asosiasi petani wol. Australia adalah pemasok kain wol terbesar di dunia untuk dunia tekstil dan garmen. IWP sudah diselanggarakan sejak tahun 1950-an. Para desainer yang pernah menang di ajanh IWP adalah Yves Saint Laurent dari Prancis, Karl Lagerfeld dari Jerman, Rahul Mishra dari India, serta Public School dari Amerika Serikat.



Penulis: Zea Zabrizkie