News

Satu Hari, Dua Belahan Dunia, Tiga Desainer Indonesia

Wednesday, 15 Mar 2017

by JFW

Minggu lalu, Indonesia patut berbangga karena tiga anak bangsa sukses mengharumkan dunia mode nasional di ajang-ajang bergengsi di taraf global. I.K.Y.K., Peggy Hartanto, dan Novita Yunus tampil di dua benua yang berbeda; I.K.Y.K dan Peggy Hartanto memukau Negeri Kangguru di ajang Virgin Australia Melbourne Fashion Festival, sedangkan Novita Yunus memikat Negeri Anak Benua di ajang Amazon India Fashion Week.

IKYK - BUMI

Keikutsertaan I.K.Y.K dan Peggy Hartanto di Virgin Australia Melbourne Fashion Festival 2017 tak lepas dari kemitraan antara JFW dengan The Australia-Indonesia Center (AIC) dan Virgin Australia Melbourne Fashion Festival (VAMFF), yang telah memasuki tahun ketiga. Kemitraan yang dibentuk selama ini tak hanya semakin memperkuat hubungan Australia dan Indonesia di bidang fashion, tetapi juga sekaligus mengenalkan desainer-desainer label fashion Indonesia ke pasar Australia dan sebaliknya, label fashion Australia ke pasar Indonesia. Kedua label fashion IFF tersebut berbagi panggung Virgin Australia Melbourne Fashion Festival 2017 pada 15 Maret 2017 di Melbourne Town Hall.
 
I.K.Y.K atau I Know You Know, label fashion besutan Anandia Putri, adalah peraih Australia-Indonesia Centre Young Indonesia Fashion Designer Awards 2016, kompetisi yang juga merupakan hasil kolaborasi antara JFW dan AIC/VAMFF. I.K.Y.K yang merupakan label Generasi Keempat IFF ini menampilkan koleksi yang kental dengan palet berwarna tanah dengan siluet modest wear yang modern. Anandia Putri mengakui, "Ada persiapan tersendiri dalam menghadapi audiensi publik Australia. Tapi untuk mengantisipasi selera pasar di musim gugur dan musim dingin sendiri kami sangat excited, karena mirip dengan konsep I.K.Y.K selama ini." Koleksi yang dinamai "BUMI" ini tampak konsisten dalam pemilihan warna, siluet, dan bahan, mengindikasikan benang merah yang kuat dalam keseluruhan desain.

Peggy Hartanto - PIERROT

Sementara Peggy Hartanto yang menempuh pendidikan mode di Raffles College of Design and Commerce di Sydney, Australia, adalah bagian dari IFF Generasi Ketiga, sekaligus pemenang kedua Australia-Indonesia Centre Young Indonesia Fashion Designer Awards 2014. Untuk koleksi tahun ini, Peggy memilih inspirasi dari kehidupan sirkus, tercermin dari tajuk koleksinya: "PIERROT". Motif wajik dan aksen tali yang terselip di rekahan kain mengingatkan kita akan sirkus-sirkus klasik dan karusel taman ria. Meski demikian, Peggy konsisten mempertahankan kesan sleek yang didapat dari keterpaduan warna keseluruhan koleksi dan tailor-cut yang bersih.

Novita Yunus - BUMI LANGITPenampilan koleksi Novita Yunus, Generasi Kedua Indonesia Fashion Forward, di panggung Amazon India Fashion Week Autumn/Winter 2017 berlangsung di hari yang sama, bertempat di Jawaharlal Nehru Stadium, New Delhi, dan merupakan bagian dari kemitraan tahun pertama antara JFW, Kedutaan Besar India di Jakarta, dan Fashion Design Council India yang mengelola pekan mode tersebut. Selain menjadi desainer Indonesia pertama yang memamerkan sekitar 22 tampilan dari koleksi busana wanitanya, Novita Yunus pun berpartisipasi dalam trade show yang berlangsung sepanjang pelaksanaan pekan mode itu pada tanggal 15-18 Maret 2017.


Mengusung tajuk "Bumi dan Langit", kain yang digunakan diproses dengan teknik pewarnaan eco-printing. Teknik ini mengunci warna dan motif daun agar melekat di kain, menciptakan motif yang unik, yang kemudian menjelma jadi koleksi yang didominasi siluet longgar berupa kaftan, abaya, dan palazzo dari material kain yang didominasi tenun sutra Garut. "Cukup ribet prosesnya. Pewarna yang diperoleh dari tumbuhan seperti Indigofera atau yang lebih dikenal sebagai tarum, daun jati, kayu putih, stroberi, dan jambu biji, dibaurkan pada cetakan dedaunan kering yang berasal dari daun-daun yang sudah gugur mau pun yang masih segar dari pohon jati, lalu ditempelkan pada kain untuk kemudian digulung dan dikukus selama kurang lebih dua jam," kenang Novita Yunus. 


Penulis: Zea Zabrizkie