News

Elaborasi Artistik Major Minor dalam Busana Ready-to-Wear

Wednesday, 24 Nov 2021

by JFW

Jika menengok koleksi-koleksi Major Minor sejak semula, sering kali karya seni atau seniman menjadi inspirasi utama desain mereka. Salah satunya karya pelukis klasik Indonesia, Raden Saleh, yang sempat menjadi inspirasi mereka untuk koleksi Dewi Fashion Knights 2016. 

Sentuhan artistik memang melekat dengan koleksi Major Minor sejak awal kemunculannya. Ketika pertama kali hadir, koleksi mereka menghadirkan sentuhan artistik. Di antara warna-warna monokrom yang mendominasi pasar ready-to-wear lokal saat itu, Major Minor hadir dengan twist siluet asimetris dan sentuhan pop of color.

We are always inspired by art,” kata Sari Seputra, Co-Creative Director Major Minor. Seni, bagi Ari dan Sari Seputra adalah hal yang terpisahkan dari cara keduanya memandang dunia. “Kami melihat di jalan bagaimana arsitektur bangunan, bagaimana cara orang berpakaian sehari-hari, melihat lukisan, interior, itu adalah bagian dari seni yang menginspirasi kami,” sambung Ari.

Seni sebagai akar inspirasi mereka itu lantas diterjemahkan dalam desain-desain yang praktikal. Di saat yang bersamaan, imajinasi akan perempuan urban menjadi landasan mereka dalam merancang koleksi. Kombinasi antara sesuatu yang artistik sekaligus kepraktisan adalah dua pilar utama desain-desain Major Minor sejak awal.

“Kami ingin pakaian yang praktis. [Di saat yang sama juga] membuat orang mempunyai karakter dan percaya diri,” jelas Sari. Sejak proses awal merancang koleksi, pakaian Major Minor didesain untuk tetap relevan melampaui waktu dan tren. Itu mengapa dalam lini ready-to-wear mereka, desain-desain Major Minor secara umum bisa dikategorikan sebagai pakaian minimalis nan klasik.

Hari ini Major Minor digawangi trio desainer Sari Seputra, Ari Seputra, dan Marsha Cicilia Novita . Semangat untuk menjaga brand dan desain mereka tetap relevan adalah dengan terus membaca zaman dan perubahan gaya hidup orang-orang di sekitar. “Banyak orang berkata Major Minor cocoknya dipakai wanita bekerja, but it’s not only career women’s clothes,” tukas Sari.

Di tengah keadaan pandemi seperti sekarang misalnya, image Major Minor yang lekat dengan pakaian kerja mengalami dekonstruksi. Ketika banyak orang bekerja dari rumah, penting bagi mereka untuk meredefinisi kebutuhan para customer. 

Hal ini mereka terjemahkan lewat adaptasi gaya, tanpa kemudian mengorbankan identitas yang telah dibangun selama ini. Proses adaptasi ini justru merupakan proses ekspansi perspektif ketiganya dalam membayangkan perempuan Major Minor. “Kami melihat misalnya penggunaan kain, siklus styling, warna itu akan seperti apa ke depannya. Tapi [desain] kita tidak pernah berubah, hanya konsepnya yang beradaptasi,” sambung Ari.

Mengadaptasi Produksi Berkelanjutan

Tidak hanya dari konsep desain, cara lain yang dilakukan untuk tetap menjaga elaborasi artistik Major Minor tetap relevan adalah dengan mengadaptasi produksi yang berkelanjutan. Situasi pandemi menunjukkan, kesadaran konsumen tentang pakaian yang diproduksi dengan sustainable mempunyai demand yang lebih. 

Salah satu praktik yang mereka lakukan salah satunya dengan menggunakan kembali sisa kain dari koleksi sebelumnya. Seperti yang banyak dilakukan desainer lain, praktik ini dilakukan untuk mengurangi limbah kain. Di sisi lain, praktik daur ulang kain ini juga sebetulnya lebih bersahabat secara bisnis bagi para desainer lokal karena mengurangi biaya pembelian kain baru.

Pun, proses mengolah kain limbah mendorong ketiga desainer untuk lebih kreatif dalam menghadirkan koleksi baru yang timeless. “Dari [desain yang timeless] itu pun sudah sebuah usaha untuk menjadi lebih sustainable karena bajunya tidak dibuang,” ujar Sari.

Masa sulit selama pandemi juga membuat Major Minor melihat industri ini secara lebih luas. Kesulitan yang dialami tiap-tiap pelakunya membutuhkan usaha bersama untuk saling berkolaborasi dalam mencipta. Maka salah satu yang dilakukan Major Minor adalah dengan mulai menggandeng pengrajin lokal untuk membuat koleksi terbaru mereka di Dewi Fashion Knights 2021.

We are not in the easiest situation, but we can support each other untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Tentu kita sesuaikan dengan kebutuhan orang. Kami harus maju agar our team dan orang-orang terdekat kita juga maju bersama. Grow together,” lanjut Sari.

Tahun ini, Major Minor kembali akan memeriahkan panggung Dewi Fashion Knights 2021 di Jakarta Fashion Week 2022. Koleksi nan artistik khas mereka masih akan menjadi sajian utama.