News

Jakarta Fashion Week, Cerita 14 Tahun Membentuk Lanskap Fashion Indonesia

Wednesday, 17 Nov 2021

by JFW

Ialah suatu keniscayaan untuk menempatkan Jakarta Fashion Week dan Lomba Perancang Mode sebagai dua pilar perkembangan fashion tanah air. Svida Alisjahbana, CEO GCM Group sekaligus Ketua Pelaksana Jakarta Fashion Week 2022 menceritakan bagaimana ajang ini dimulai.

Jauh sebelum JFW hadir, di era 1970-an, ekosistem fashion Indonesia terasa begitu monoton. Desainer Indonesia ketika itu hanya ada segelintir. Itu pun hanya fokus pada pakaian-pakaian pesta dan custom-made. Maka pada periode itu muncul pertanyaan bagaimana cara membuat ekosistem fashion lebih bergairah.

Jawabannya muncul ketika Pia Alisjahbana dan Irma Hadisurya meliput Hong Kong Fashion Week. Dari tahun ke tahun, ajang tersebut mempunyai program kompetisi bagi para desainer muda. Konsep inilah yang kemudian dibawa pulang ke Indonesia dan kemudian dikembangkan menjadi Lomba Perancang Mode pada 1979. 

Pada awalnya, Lomba Perancang Mode (LPM) diadakan setiap tahun. Dalam dua dekade perjalanannya, ajang ini pun berhasil menelurkan satu generasi desainer baru yang membuat industri fashion tanah air kian bergairah. Sampai pada 1998, ketika krisis ekonomi melanda, LPM sempat vakum dan baru kembali digelar pada awal 2000-an.


Apa selanjutnya?
Babak baru LPM disertai pula dengan pertanyaan besar, “Kemudian apa?”. Setiap tahun, kompetisi ini selalu berhasil mencetak alumni desainer yang mumpuni untuk menambah warna ekosistem fashion Indonesia, tetapi apa setelahnya? Svida yang ketika itu baru kembali ke Indonesia dan terlibat dalam penyelenggaraan LPM mencoba mencari jawabannya dengan mempelajari perkembangan ekosistem fashion Indonesia saat itu.

Masa itu adalah masa di mana generasi baru desainer muda Indonesia bermunculan. Jika sebelumnya kebanyakan desainer Indonesia menempuh pendidikannya secara autodidak, maka pada awal hingga pertengahan 2000-an ini muncul satu generasi desainer keluaran sekolah fashion. Banyak di antara mereka yang mengambil pendidikan di luar negeri dan pulang untuk membuat label-nya sendiri. 

Fenomena ini ditandai dengan maraknya local brand yang mencuri perhatian seperti Cotton Ink, serta acara-acara bazar yang menaungi para desainer dan pemilik brand muda seperti Brightspot Market. Ketika itu, keberadaan mereka masih dipandang sebelah mata karena industri fashion yang masih didominasi desainer-desainer custom-made dan couture. 

Kemudian muncul ide untuk menjembatani gap tersebut. Caranya dengan membangun platform untuk merangkul baik itu established desainer maupun desainer-desainer independen muda. Ide ini digodok bersama Petty Fatimah dan beberapa editor senior Femina Group dan lahirlah konsep awal tentang JFW. Langkah pertama yang diambil kemudian adalah menghubungi alumni-alumni LPM untuk menampilkan karya mereka di panggung JFW.

Terus Belajar, Terus Beradaptasi
Lahirnya Jakarta Fashion Week bukanlah puncak kesuksesan dunia fashion Indonesia. Justru ini adalah sebuah awalan untuk membangun industri fashion di Indonesia. Pada masa itu, tidak banyak desainer yang memahami fungsi look-book dan pricing. Setelah empat tahun berjalan, JFW dirasa berjalan stagnan. 


Showcasing ternyata tidaklah cukup. Untuk bisa bertahan lama di industri, dibutuhkan pemahaman tentang bisnis dan kemampuan menarik buyer. Keberadaan mentor dengan pengetahuan industri yang matang dirasa jawaban yang pas. 

Berkolaborasi dengan British Council dan Kemenparekraf, akhirnya JFW menggagas program inkubasi dan mentoring bagi desainer dan brand lokal terpilih. Selama 7 tahun digelar, lebih dari 40 desainer dan brand telah menjadi alumni yang turut membentuk standarisasi industri fashion Indonesia.

Hari ini, Jakarta Fashion Week masih terus membentuk lanskap fashion Indonesia lewat pendekatan barunya dalam platform digital. JFW 2022 merupakan kali kedua panggung fashion week terbesar di Indonesia ini digelar secara virtual. 

Tak hanya itu, Jakarta Fashion Week pun kini tetap konsisten membaca zaman. Melihat situasi pasca-pandemi, tahun ini Jakarta Fashion Week menghadirkan deretan koleksi yang lebih praktis, fungsional, dan nyaman—sejalan dengan perubahan kebiasaan customer selama masa pandemi. 

Bukan berarti hal ini lantas membatasi ekspresi kreatif para desainer ataupun ekspresi diri para customer. Justru JFW melihat arahan baru ketika customer dan para desainer bisa mengeksplorasi individualitas mereka dengan cara-cara yang praktis, fungsional, dan nyaman.

Nantikan pagelaran Jakarta Fashion Week 2022 pada 25-28 November 2021 di jfw.tv!