News

Tiga Gaya Berbeda untuk Perempuan Indonesia di Panggung Senayan City Present Style Icons

Friday, 26 Nov 2021

by JFW

Panggung Senayan City Present Style Icons di Jakarta Fashion Week 2022 menghadirkan inspirasi untuk beragam gaya perempuan Indonesia bersama Benang Jarum, COTTONINK, dan Bateeq. Tiga brand yang juga digawangi perempuan. 

Terlepas dari garis desain yang berbeda satu dan lainnya, kenyamanan dan fleksibilitas tiap pakaian menjadi benang merah ketiga koleksi ini. Berikut pilihan gaya masing-masing desainer yang mungkin sesuai dengan kepribadianmu.

Benang Jarum x Raisa Andriana yang Chic dan Elegan

Linda Andrea, Creative Director Benang Jarum, menjelaskan koleksi kali ini mengambil tema “Wonderful in Harmony”. Ia memilih tema ini untuk memanifestasikan keseimbangan perempuan. Elemen-elemen berbau alam berpadu dengan pola geometris dalam kesatuan eklektik.

Pemilihan warna yang kalem serta potongan pakaian yang feminin menjadi penyeimbang koleksi ini. Sementara pemilihan material satin silk menjadikan koleksi ini terlihat lebih elegan. “Kami juga memakai material yang belum pernah digunakan sebelumnya untuk pakaian, bahan foil. Biasanya kami menggunakan itu untuk scarf, tetapi kali ini dijadikan bahan baju juga dan hasilnya lebih fresh,” jelas Linda sebelum show JFW 2022.

Linda juga menceritakan bagaimana koleksi ini terinspirasi dari kepribadian Raisa Andriana, muse sekaligus kolaboratornya kali ini. Raisa dianggap merupakan wujud perempuan yang mampu menyeimbangkan perannya sebagai ibu sekaligus perempuan yang terus berkarya. Dua aspek yang dinilai Linda merepresentasikan customer Benang Jarum.

Koleksi Bateeq yang Rendah Hati

Jika koleksi SS21 Bateeq bisa dijelaskan dengan satu kata, itu adalah ‘humble’. Siluetnya sederhana dan effortless. Prasasta Andriana Dini dan Ayu Galuh Nurita, dua desainer Bateeq menceritakan bahwa koleksinya kali ini terinspirasi dari kehidupan selama pandemi.

“Orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, di situ juga mereka lebih menghargai kesehatan dan mendekatkan diri dengan lingkungan sekitar,” jelas Galuh. Situasi yang demikian kemudian mempengaruhi pendekatan Bateeq dalam menyiapkan koleksi terbarunya.

Sederhana, fleksibel, dan nyaman. Tiga kata kunci itu yang menjadi pilar koleksi mereka di gelaran Jakarta Fashion Week 2022, terutama kenyamanan. “Seperti lurik kita ini jauh lebih halus daripada sebelumnya,” sambung Prasasta.

Selain lebih nyaman, proses pembuatan lurik Bateeq kali ini juga istimewa karena mereka mendaur ulang benang-benang sisa di pabrik bersama kelompok penenun tradisional ATBM di Klaten. Untuk koleksi kali ini Prasasta dan Galuh juga memilih material cotton bemberg sebagai material utama mereka.
Motif yang menjadi highlight koleksi Bateeq kali ini ialah Gauri yang terinspirasi dari tumbuh-tumbuhan serta hewan yang biasa dijumpai di taman dan pekarangan. Motif ini hadir dalam dua variasi warna, navy dan cream yang bisa disesuaikan dengan kepribadian pemakainya. 

Warna-warni Vibrant COTTONINK x Nagita Slavina 

Untuk gelaran Jakarta Fashion Week 2022, COTTONINK keluar dari zona nyaman mereka lewat kolaborasi bersama Nagita Slavina. Carline Darjanto, Co-Founder COTTONINK, menjelaskan tidak tema spesifik untuk koleksi ini. Namun, inspirasinya memang banyak berasal dari warna-warna vibrant—salah satu favorit dan gaya khas Nagita Slavina.

Sementara dari segi siluet, koleksi COTTONINK x Nagita Slavina ini banyak menghadirkan silet yang flirty, girly, dan sassy dibandingkan dengan gaya khas COTTONINK. “Jadi for us ini sangat menarik,” jelas Carline.

Ria Sarwono, Co-Founder COTTONINK, menceritakan bagaimana koleksi ini hadir dari serangkaian dialog dengan Nagita. “Untuk koleksi ini Gigi banyak ngasih masukan yang mungkin di luar pakem-pakem Cotton Ink. Jadi kalau nanti dilihat, dari pemilihan fabric, warna, dan bentuk tiap piece-nya itu out of the box dari yang biasa dilakukan COTTONINK.”

Nagita Slavina dipandang Ria dan Carline sebagai sosok profesional di bidangnya. Satu hal yang juga menjadi identitas COTTONINK. Oleh karena itu, Nagita didapuk sebagai muse sekaligus kolaborator untuk koleksi mereka kali ini.

Tidak hanya soal pemilihan siluet dan warna, kebutuhan Nagita sebagai perempuan juga menginspirasi perencanaan koleksi ini. “Gigi juga lagi hamil 33 minggu, jadi kami berpikir untuk bikin koleksi transisional yang cocok dipakai saat kehamilan dan sesudahnya,” jelas Carlene.

Hasilnya adalah koleksi yang cocok digunakan berbagai bentuk tubuh perempuan. Harapannya, lewat koleksi ini COTTONINK bisa menjadi lebih inklusif untuk perempuan Indonesia.