News

Transformasi Frederika Cynthia, Pemenang LPM 2019, di Jakarta Fashion Week 2022

Saturday, 27 Nov 2021

by JFW

City Pop yang muncul dan populer di Jepang era 1970-1980an melampaui sekadar genre musik. Gaya para musisi punggawanya yang khas—seperti Mariya Takeuchi, Anri (Eiko Kawashima), Tatsuro Yamashita—menjadikan City Pop sebuah subkultur yang terus bergulir melintas zaman. 

Subkultur itu diadaptasi Frederika Cynthia untuk koleksi terbarunya “Retronation” di Jakarta Fashion Week 2022. “Dari musik itu [City Pop] tercipta sebuah nostalgia yang membuatku come up dengan tema ‘Retronation’ yang berarti ‘retro’ dan ‘coronation’,” kata desainer pemenang LPM 2019 ini selepas show.

Tentu saja, tema ini tidak ia ambil serta-merta. Frederika menceritakan bagaimana musik City Pop telah mengisi dan mewarnai hari-harinya selama pandemi. Dari pengalaman itulah ia memproses seluruh aspek subkultur yang satu ini ke dalam satu koleksi.

Sebagaimana City Pop yang hadir sebagai napas baru di scene musik Jepang era ‘70an, Frederika juga menjadikan koleksi ini sebagai penanda baru bagi transformasi brand-nya. Setelah sekitar dua setengah tahun ia berkarya di bawah naungan label EUREKA, koleksi “Retronation” menandakan awal dari label FREDERIKA.

“[Saya] ingin lebih jujur dalam berkarya,” jelasnya singkat. Frederika rupanya ingin mengeksplorasi aspek-aspek baru dalam berkarya. Mulai dari penggunaan material baru, potongan pakaian, hingga range produk. Semua itu ia rasa belum bisa dicakup label EUREKA. 

Maka bagi Frederika koleksi ini adalah sebuah perayaan, itu alasan ‘coronation’ diambil sebagai bagian dari judul koleksi ini. 

Lebih Beragam, Lebih Luas, Lebih Eksploratif

Bersama brand barunya, FREDERIKA, Frederika Cynthia mempunyai visi untuk membuat koleksi yang lebih beragam, bisa mencapai lebih banyak orang, dan menghadirkan desain yang lebih eksploratif.

“Cita-citanya brand ini dapat dinikmati banyak orang. Enggak eksklusif secara umur atau latar belakang. Kalau dilihat, koleksi FREDERIKA ini kami sudah mulai eksplorasi material kaos dan rib. Kami juga bikin footwear, ada sandal dan heels yang lebih daily wear,” jelasnya.

Dari segi material, penggunaan kaos dan rib merupakan salah satu ciri utama transformasi Frederika. Sebelumnya ia fokus mengeksplorasi tekstil-tekstil handmade, terutama batik dan menggunakan katun sebagai material utamanya.

Retronation juga mengusung tekstil yang diproses dengan metode hand-drawn untuk  mendapatkan warna-warna berani sesuai inspirasi budaya pop Jepang. Metode hand-drawn ini pula yang memungkinkan setiap helai tekstil yang dihasilkan tampil one-of-a kind, menambah nilainya sebagai busana siap pakai yang pantas dikoleksi. 

Sementara, siluet-siluet yang ia tampilkan untuk koleksi ini banyak menghadirkan loose cut. Harapannya kemudian orang-orang bisa merasa lebih nyaman dengan koleksi yang ditawarkan. Khususnya bagi mereka yang memilih untuk tidak terlalu memperlihatkan lekuk tubuh.