CALLA & TYGA Rayakan Romansa dan Inklusivitas dalam “The Collision”

Selain menjadi ruang bertemu inspirasi dan kreasi, panggung mode memiliki peran lain, menjelma sebagai platform untuk menyuarakan suatu pesan pemberdayaan. Kesan ini yang dihadirkan oleh dua jenama ready-to-wear CALLA dan TYGA di pergelaran Jakarta Fashion Week 2026 hari Ke-6 , Sabtu, 1 November 2025.

Dalam peragaan bertajuk “The Collision”, dua label muda di bawah naungan Modinity ini mempertemukan estetika mode yang tampak berseberangan tapi menyimpan narasi yang saling beresonansi. Sebuah perayaan akan harmoni antara cinta dan identitas, antara romansa yang lembut dan inklusivitas yang berani.

Dibuka dengan nuansa hangat dari CALLA. Di bawah arahan kreatif Yeri Afriyani, label ini menghadirkan koleksi CALLA x CJPM, hasil kolaborasi dengan pasangan Putri Marino dan Chicco Jerikho. Koleksi ini bukan sekadar kisah cinta romantis, tetapi juga tentang spektrum relasi yang lebih luas, yaitu persahabatan, hubungan orang tua dan anak, hingga kedekatan lintas generasi yang dimanifestasikan dengan model yang tampil berpasangan.

Kolaborasi Putri Marino bersama CALLA dalam CALLA x CJPM

“Kami ingin membuat sesuatu yang intergenerational,” ujar Yeri. “Misalkan ada one set yang desainnya lebih mature, mungkin blazer-nya bisa dipakai oleh sang anak, dijadikan sebagai outer untuk tanktop, ini kita bawakan dengan konsep keluarga.”

Melalui pendekatan itu, CALLA menampilkan cinta yang ringan, lembut, namun tetap quirky. Motif bunga mawar, simbol cinta pilihan Putri Marino, berpadu dengan ikon bunga pansy khas CALLA, menciptakan perpaduan yang romantis dan ekspresif. Palet warna marun, ungu, mint, dan hitam mengalir laksana watercolor di atas kain, dilengkapi footwear dari Shaddy dan Mario Minardi yang tampil chic.

Motif bunga mawar dan pansy dalam siluet feminin.

Kontras dari energi lembut CALLA, TYGA menghadirkan kekuatan visual yang apa adanya dan progresif lewat koleksi debutnya yang bertajuk ‘Unstigmatized’. Di bawah arahan kreatif Niccolas Lim, TYGA mengusung filosofi Vive et Laisse Vivre (Live and Let Live) yang memaknai kebebasan berekspresi tanpa penghakiman. 

Koleksi ini menegaskan komitmen TYGA terhadap inklusivitas, tidak hanya dalam ide, tetapi juga dalam representasi di panggung. Mereka menghadirkan model plus-sized,  seorang ibu yang sedang mengandung, hingga pasangan paruh baya, merayakan lapisan-lapisan demografis yang jarang muncul di runway mode arus utama.

Koleksi ‘Unstigmatized’ oleh TYGA tampilkan inklusivitas di panggung

Siluet longgar tapi terstruktur dalam balutan celana kargo, dan hoodie oversized, palet netral dengan aksen oranye, serta teknik seperti 3D embroidery dan panel kulit menonjolkan kenyamanan dalam material yang menunjang dinamisme penggunanya. 

Nuansa bold untuk rayakan individualitas tanpa penghakiman

Melalui “The Collision”, CALLA dan TYGA menunjukkan bahwa corak perbedaan dalam warna dan siluet bukannya menampilkan jarak, namun menciptakan sebuah kedekatan  berpadu dalam satu pesan: bahwa mode dapat menjadi simbol cinta dan keberagaman, esensi dari kemanusiaan dan keindahan.

Dapatkan info terkini seputar pergelaran Jakarta Fashion Week 2026 di situs ini, juga bisa klik media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini: Instagram, Facebook, TikTok, Twitter, dan Pinterest. (JFW)