“Fragment of Anomaly”, Saat Infinix Menyatukan Teknologi dan Mode di Runway Jakarta Fashion Week 2026

Di antara deretan peragaan busana yang mengisi hari pertama Jakarta Fashion Week 2026, pertunjukan Infinix presents “Fragment of Anomaly” muncul sebagai salah satu momen yang mencuri perhatian. Peragaan ini menjadi ajang kolaborasi yang memadukan fashion, seni performatif, dan teknologi, menampilkan empat jenama lokal, yaitu PEAU, Othman, Callie Homme, dan Danjyo Hyoji, bersama komunitas RATS (Robotics Art Technology and Science).

Fashion show dibuka oleh penampilan RATS, menghadirkan tarian manusia yang kemudian berpadu dengan robot dalam irama yang nyaris hipnotik, seolah mencerminkan denyut kehidupan modern di mana batas antara teknologi dan kreativitas semakin kabur. Dari momen pembuka itu, audiens seakan diajak menyelami sebuah ruang di mana inovasi menjadi bahasa ekspresi.

Setelah suasana terbangun, para model muncul di atas runway sambil menggenggam ponsel Infinix GT 30, Note 50 Pro, dan Hot 60 Pro, melambangkan keseharian generasi digital yang menjadikan perangkat teknologi sebagai bagian dari gaya personal mereka. Kehadiran ponsel di tangan para model terasa alami, seolah menjadi aksesori mode baru yang menyatukan fungsi dan gaya dalam sebuah narasi visual.

Interpretasi Tema Fragment of Anomaly ke Dalam Karya Mode

Empat label mode yang berkolaborasi menafsirkan tema ‘Fragment of Anomaly’ dengan karakter berbeda-beda, tapi tetap berpadu dalam semangat yang sama, yaitu keberanian menampilkan jati diri.

Koleksi Nomadic Ease dari PEAU.

PEAU, yang dikenal dengan kreasi tas kulitnya, menampilkan tema ‘Nomadic Ease’. Koleksi ini memancarkan kekuatan dan kebebasan bergerak dengan siluet busana oversize dan fringe yang dinamis. Materi kulit dan aksen gesper menampilkan kesan tangguh dan everlasting, seperti tas-tas dari PEAU yang memiliki materi premium dan desain yang timeless. Walau dikenal dengan produk-produk tas wanita, tapi dalam show ini, PEAU menampilkan tas pria berukuran besar, tanda eksplorasi desain yang semakin inklusif dan serba guna.

Koleksi Eternal Elegance dari Othman.

Othman, pemenang JFW Fashion Force 2025, menghadirkan koleksi bertema ‘Eternal Elegance’ yang menonjolkan kemewahan subtil yang klasik dalam gaya smart casual. Motif bunga, stripes, sampai batik berpadu dalam busana bersiluet longgar, seperti celana pipa lebar dan jaket pria berpotongan lurus, menciptakan kesan elegan tanpa pretensi, mewakili gaya klasik yang hidup di tengah semangat muda masa kini.

Koleksi Refined Code dari Callie Homme.

Sementara Callie Homme menampilkan ‘Refined Code’, koleksi business attire male bergaya timeless. Potongan longgar serta tailoring presisi dan rapi diberi tambahan scarf rajut raksasa, menghadirkan keseimbangan antara keanggunan dan kenyamanan. Koleksi ini berbicara tentang pria modern yang dinamis, berpikir maju, tapi tetap menghargai nilai-nilai klasik dalam penampilannya.

Koleksi The Aftermath dari Danjyo Hyoji.

Menutup pertunjukan, Danjyo Hyoji tampil mencuri perhatian dengan ‘The Aftermath’, koleksi teatrikal dalam palet warna-warna netral, seperti krem, hitam, dan putih. Permainan bahan tulle, detail fringe lebar, dan aplikasi bunga berkelopak empat menciptakan tampilan yang dramatis tapi berjiwa bebas. Aksesori berupa fedora hat pada beberapa tampilan menjadi elemen penegas yang menambah kepribadian pada keseluruhan koleksi.

Para desainer dari PEAU, Othman, Callie Homme, dan Danjyo Hyoji.

Melalui ‘Fragment of Anomaly’, Infinix menegaskan identitasnya sebagai brand teknologi yang tidak hanya berfokus pada performa, tetapi juga dekat dengan dunia fashion dan ekspresi anak muda. Kolaborasi ini menjadi perwujudan semangat “Jadiin Style Lo”, sebuah manifesto kreatif yang mengajak generasi muda untuk menjadikan gaya mereka sebagai bentuk ekspresi diri yang autentik.

Dapatkan kabar terbaru tentang JFW 2026  di situs resmi ini, serta melalui kanal media sosial JFW: InstagramTikTokTwitter, dan Pinterest(JFW)