Tenunan Memori dan Cinta Lewat ‘The Love Letters’ oleh Rama Dauhan Gold dan Didi Budiardjo 

Dalam bentangan linimasa kehidupan perempuan, terselip busana-busana yang tak lekang ditelan waktu, yang keindahannya tertaut pada memori, pada detik-detik yang menjelma abadi. Di antara semua, gaun pengantin menempati ruang tersendiri: siluet istimewa yang menghiasi momen singular, menorehkan garis halus pada kenangan, dan menjadi saksi dari langkah yang mengubah segalanya. Ia bukan sekadar busana; namun perwujudan dari karakter, harapan, dan getar sakral ketika dua jiwa meneguhkan satu janji.

Bagai dialog yang menggaungkan mimpi akan cinta itu sendiri, ‘The Love Letters’ hadir sebagai persembahan dari The Intercontinental Pondok Indah tempat yang mana kenangan manis pernikahan menemukan rumahnya, di bawah naungan ballroom megah yang memeluk kisah kasih manusia. Menggandeng dua perancang lintas generasi dari Indonesian Fashion Designer Council, Rama Dauhan dengan label Rama Dauhan Gold dan sang maestro Didi Budiardjo, panggung seketika menjelma menjadi altar magis dihiasi barisan putih gaun pengantin mengalun lembut dalam pagelaran yang memukau di hari ke-5 Jakarta Fashion Week 2026.

Koleksi ‘Aku Berharga’ oleh Rama Dauhan Gold

Peragaan dibuka oleh koleksi bridal perdana Rama Dauhan Gold bertajuk ‘Aku Berharga’, sebuah refleksi yang berangkat dari rekam rasa saat dirinya menemukan gaun pengantin almarhum ibunya. ‘Aku Berharga’ memberi ruang bagi sang desainer untuk menuangkan memori akan mereka yang sudah berpulang di hidupnya melalui balutan busana penuh kasih, cita rasa, dan kesabaran. Dalam menarasikan memori, berbagai sumber potongan kain, dari sisa gaun pengantin para klien hingga warisan manik-manik milik House of Jealouxy, sahabat sang perancang yang juga belum lama berpulang, dirangkai dalam satu kesatuan. Melahirkan sebuah panggung sentimentil yang menangkap kerapuhan sebagai suatu daya, cerminan akan kedekatan dan kasih.

Detil 3D Floral Appliqués dan ornamentasi dalam perpaduan tekstur kain

Gaun pengantin dalam ‘Aku Berharga’ hadir dalam siluet-siluet yang tidak konvensional, beragam, dan ekspresif. Dari potongan longgar, siluet balon, dan lengan ruffles yang ringan, hingga helaian yang memeluk tubuh, busana gaun dipadukan dalam permainan tekstur yang menjelma sebagai detail-detail lembut nan rumit, seperti permainan bordir halus, taburan payet, dan 3D floral appliqués. Bentuk hati, sebuah manifestasi dari cinta itu sendiri, turut hadir dalam detail cut-out di punggung, menenun kesan yang kontemporer dan klasik di saat yang bersamaan, romantis namun tetap dengan sentuhan quirky penuh karakter.

Peragaan ditutup dengan finale, di mana panggung seketika dihiasi latar visual hitam putih, bingkaian momen-momen pernikahan dari masa kini dan lampau, menyematkan gaun pengantin rancangannya sebagai bagian dari kenangan, surat cinta bagi mereka yang melangkah dalam balutannya.

Koleksi ‘If Only’ oleh Didi Budiardjo

Di menit berikutnya, semburat sinar merah muda menyapu ruang, menciptakan rona yang berpendar lembut di atas lintasan. Dalam nuansa itu, peragaan bertajuk ‘If Only’ oleh Didi Budiardjo pun dimulai, sebuah serenade visual yang menyalakan kembali pesona klasik dalam balutan modernitas. Maestro mode yang dikenal akan kepiawaiannya merangkai bridal look ini mempersembahkan rangkaian gaun pengantin yang memancarkan glamor dramatik, namun tetap bernafas lembut dalam siluet feminin.

Siluet glamor modern-vintage dalam koleksi gaun pengantin ‘If Only’

Koleksi yang dihadirkan di panggung Jakarta Fashion Week 2026 ini terasa istimewa; untuk pertama kalinya dalam lima belas tahun, Didi Budiardjo kembali menafsirkan ulang keindahan busana pengantin. Hasilnya adalah kumpulan gaun yang bergerak dengan keanggunan masa lalu, menautkan nostalgia era jazz 1920-an hingga pesona 1960-an, lalu menitis menjadi karya kontemporer yang memesona. Bahan reflektif seperti sutra berkilau menyatu dengan potongan mermaid, sementara sebagian lain bertransformasi menjadi siluet megah princess dress. Aksesori bertekstur fur coat, veil yang menjelma awan, serta detail ornamentasi perak dan emas menyempurnakan setiap tampilan, menghadirkan citra cinta yang tak lekang oleh waktu.

‘The Love Letters’ hadir sebagai satu-satunya panggung di Jakarta Fashion Week 2026 yang menampilkan busana pengantin secara khusus, menghiasi malam dengan eksplorasi distingtif akan perkembangan siluet bridal dress dari dua generasi perancang Indonesia. Showmanship yang diciptakan turut menyihir panggung menjadi intim dan sentimentil layaknya sedang mengintip momen sakral di kehidupan seseorang, sebuah kehangatan yang beresonansi dengan semangat The Intercontinental Pondok Indah untuk menjadi rumah bagi kenangan indah pernikahan yang melekat bersama waktu. 

Dapatkan info terkini seputar pergelaran Jakarta Fashion Week 2026 di situs ini, juga bisa klik media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini: Instagram, Facebook, TikTok, Twitter, dan Pinterest. (JFW)