News

CLEO Fashion Awards 2015 Lahirkan Talenta Baru Dunia Fashion

Wednesday, 28 Oct 2015

by JFW

CLEO Fashion Awards kembali hadir dalam rangkaian acara Jakarta Fashion Week 2016 di Fashion Tent, Senayan City, Rabu, 28 Oktober 2015. Lewat ajang penghargaan tahunan tersebut, CLEO Indonesia memperkenalkan dua label lokal muda berbakat, yang terpilih sebagai Most Inovative Local Brand dan Most Promising Accessories Brand. Dan tahun ini, kedua label tersebut adalah Byo (Most Promising Accessories Brand) dan Day and Night by Yelle (Most Innovative Local Brand). 

Byo (dibaca Bee – Yo), yang merupakan buah kreativitas desainer aksesori, Tommy Ambiyo Tedji, menampilkan Hex yang bernuansa futuristis. Berkat eksperimen yang ia lakukan dengan bentuk heksagon (segi enam) dan gaya modular constructivism yang populer di era ’50-an, rangkaian clutch, tas dan kalung Byo pun menjadi tidak biasa, dalam pilihan warna silver, abu-abu, putih dan hijau neon.   

Day and Night by Yelle, label ready to wear premium dari Yelly Lumentu, menampilkan koleksi berjudul “This is Not My Place”. Jawara Lomba Perancang Mode 2013/2014 itu menerjemahkan reruntuhan bangunan, pergeseran lempeng Bumi maupun retakan tembok akibat gempa bumi pada desain koleksinya, yang diaplikasikan dengan teknik puzzle dalam palet warna hitam dan putih.

Margaretha Untoro, Chief Community Officer dan Editor in Chief CLEO Indonesia, mengungkapkan bahwa CFA bukanlah ajang fashion yang hanya mencari pemenang, tetapi sekaligus desainer yang memiliki 'paket lengkap'. "Pemenang pasti, tetapi di luar itu  kami ingin memberi wadah dan kesempatan bagi para desainer lokal untuk unjuk kebolehan serta kualitas yang dimiliki oleh brand-nya. Sehingga, para pekerja kreatif dunia lokal juga bisa bangkit karena tahu, mereka mendapat tempat dan dapat bersaing dengan brand-brand luar," lanjutnya saat konferensi pers yang digelar sebelum pergelaran.



Selain penampilan dua pemenang, malam penghargaan CFA juga diramaikan oleh para finalis dari kedua kategori. Dari kategori Most Innovative Local Brand, tampil Aesthetic Pleasure dan Paulina Katarina. Putri J. Ghariza, desainer di balik Aesthetic Pleasure, melalui koleksinya “What I Believe”, menggambarkan nuansa emosional lewat teknik drape dan unfinished pada katun, linen, chiffon, drill, dan denim. Digawangi oleh duo desainer, Surya Paulina Kuhn dan Ratna Katarina Kuhn, Paulina Katarina menghadirkan koleksi “Into the Deep” yang menampilkan dinamisme kehidupan bawah laut lewat warna biru, coral, mauve, dan putih, dengan teknik motif batik smoke.
 
Untuk kategori Most Promising Accessories Brand, tampil trio desainer, Astrid Angeline, Benedictus Ricky, dan Sherly Wiryasaputra dari We Are The People, merefleksikan pergantian musim ke dalam koleksi mereka, “New Beginning”, dengan mengombinasikan resin dan polished sterling silver. Lain lagi Aad Kurniadi, sosok di balik Chiel. Koleksinya, L'esprit de la beauté”, terinspirasi dari keindahan warna alam Indonesia, terdiri dari sepatu warna pastel berdetail pom-pom dan tassel berbahan kulit sintesis. Sementara Tantri W. Wulantri lewat Vulantri, yang melalui “Contortio”, mencitrakan garis kontur pada permukaan Bumi dengan bereksplorasi pada material plated brass tubes dan kulit domba.
 
CFA sendiri sudah memasuki usia yang kedelapan tahun ini. Sejumlah desainer muda yang namanya kian meroket di dunia fashion, lahir dari ajang tersebut, seperti Huntingfields, Danjyo Hiyoji dan I.K.Y.K.  Semoga CFA bisa terus melahirkan talenta-talenta baru yang memiliki kualitas tinggi dalam dunia fashion.
Penulis: Andiasti Ajani