News

Enam Desainer Berbakat Italian Fashion School Untuk JFW 2019

Friday, 26 Oct 2018

by Jakarta Fashion Week

Di Indonesia, industri fashion tampak memberikan sumbangan yang relatif besar bagi pertumbuhan ekonomi. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, Italian Fashion School juga mencoba memasuki pasar Indonesia, dan menyatakan keinginan untuk turut berkontribusi memajukan pendidikan dalam bidang fashion. IFS mempersembahkan enam desainer berbakat dan karya-karya penuh kejutannya bagi para penikmat fashion di seluruh Indonesia. Keenam desainer yang berkesempatan mengenyam pendidikan di Italian Fashion School itu akan menampilkan koleksi mereka, di perhelatan Jakarta Fashion Week 2019.

IFS bekerja sama dengan desainer senior, Billy Tjong, untuk mendampingi enam desainer dalam pembuatan karya mereka. Ada pun keenam desainer itu adalah: Asfhany Siregar dan Beby “OMBAK”, Kara Nugrogo “PVRA”, Krisna Jani “YSTAL”, Mariyana Gunawan “Marin Tan”, Marita Sari “ Marita”, dan Widi Victoria “Widi Victoria”.


Tiap-tiap desainer akan menampilkan karya-karyanya dengan keunikan tersendiri. Kara, misalnya, mempunyai
brand sepatu “PVRA” yang memiliki ciri khas penggunaan aplikasi payet 3 dimensi. Dalam koleksi kali ini, corak warna mendominasi adalah cokelat, putih, soft pink, dan biru lembut. Model sepatu yang ditampilkan bervariasi, mulai dari sandals, mules, hingga wedges.

Ada Marita Sari dengan merek “MARITA” yang mengusung busana muslim yang terinspirasi dari tato Mentawai juga tampil dalam peragaan kali ini. Koleksinya menceritakan bagaimana tato dalam suku Mentawai dianggap sebagai bentuk ekspresi dan seni. Paduan warna yang ditampilkan adalah putih, biru muda, pink pupus, dan cream. Detail pompom di kepala dan ujung pakaian menambah aksen yang memukau pada keseluruhan koleksi.

Tampilan ini berbeda sekali dengan peragaan dari “OMBAK”  yang memperkenalkan
modest beachwear dengan penggunaan kain ramah lingkungan. Busana karya Beby ini siap dengan koleksi hijab bagi wanita berkerudung yang gemar ke pantai. Warna yang mendominasi koleksi antara lain adalah kuning, putih dan biru yang cerah dan meriah seperti musim panas.


Sebagai kontrasnya, “MARIN TAN” dari Mariyana Gunawan menampilkan karyanya
evening wear yang menghadirkan potongan cheongsam dan corak ketimuran yang kental. Paduan hitam, ungu, putih dan creamy pink tampak lebih semarak dengan motif burung yang sangat khas dengan budaya Tiongkok.

Berbeda lagi dengan Widi Victoria yang terinspirasi dari kesederhanaan desain Skandinavia. Dalam kesempatan ini, ia menghadirkan gaun pernikahan yang  sederhana namun tetap elegan. Warna putih klasik dan merah muda kalem yang lebih modern muncul dalam peragaan busana yang romantis dan megah ini.


Krisna Jani dan “YSTAL” menutup acara dengan busana yang terinspirasi dengan tradisi fashion Eropa, terutama kerjaan Perancis di masa lalu. Potongan-potongan klasik dipertemukan dengan gaya jahitan modern dan sentuhan warna yang lebih kaya, membawa “kebaruan” dalam busana bersejarah. (HK/ZGY)