News

Garis Desain Struktural dan Kultur Power Dressing

Sunday, 20 Nov 2022

by JFW

Garis-garis tegas struktural dengan sudut-sudut runcing dan bahu lebar umum menjadi hal pertama yang terlintas di benak kita jika mendengar istilah power dressing. Menilik sedikit kepada sejarahnya, gaya busana ini dipopulerkan oleh sosialita Inggris era Regensi, Beau Brummel, setelan minimalis dan necis untuk pria menjadi sangat digandrungi. Jika di masa-masa sebelumnya pakaian bagi pria cenderung extravagant dan penuh ornamen, sejak akhir abad ke-19, pakaian berupa setelah jas dengan garis-garis bersih dan pilihan warna relatif kalem menjadi begitu populer.

Seiring berjalannya waktu, interpretasi desain terhadap konsep busana power dressing terus berkembang dan semakin beragam. Tidak lagi terpaku hanya pada satu estetika tertentu, power dressing dapat hadir dalam bentuk dress berwarna pastel, kombinasi tule yang lembut menjuntai, atau bahkan masuk ke dalam prinsip busana bernuansa tradisional.

Tak tertinggal dari deretan gaya busana yang turut hadir di Jakarta Fashion Week 2023 adalah sejumlah  power dressing looks yang unik dan segar dipadukan dengan beberapa style lain sesuai dengan warna khas tiap desainer.

1. Peggy Hartanto
Salah satu jenama yang mengangkat prinsip desain struktural namun dipadukan dengan signature style-nya adalah Peggy Hartanto. Jenama Indonesia yang telah menjajaki panggung mode internasional ini memang dikenal akan konsistensi desain dan grafik khas setengah lingkarannya.

Jenama yang digawangi oleh tiga bersaudara PeggyLydia, dan Petty Hartanto ini menghadirkan koleksi terinspirasi dari scene tembok bunga dalam film animasi Disney masa kecil mereka, Fantasia

Meskipun memilih warna-warna pastel lembut dan solid terang, desain yang mereka hadirkan tetap berpaku pada garis-garis rapi nan structural, membuktikan bahwa power dressing bisa berjalan bersandingan dengan unsur-unsur feminin.


(Foto: Sejumlah looks rancangan dari Peggy Hartanto yang memiliki garis desain struktural)

2. Kraton
Sebagai seorang perancang busana yang memiliki latar belakang edukasi arsitektur, Auguste Soesastro gemar bermain dengan teknik reduksi volume untuk desain-desain bajunya. Mempertahankan aspek fungsional dan efisiensi desain, ia merancang banyak setelan jas dan dress elegan terinspirasi dari pakaian tradisional Jawa di era kolonial.

Kali ini ia menghadirkan sejumlah setelan jas dengan jarik batik, dipadukan dengan kemeja putih terkanji rapi dan topi batik modifikasi dari blangkon sebagai interpretasi pribadinya dari konsep power dressing.

Menyenggol sedikit ide-ide genderless, ia memilih setelan jas yang secara tradisional ditujukan untuk laki-laki ke perempuan.


(Foto: Koleksi desain struktural bernuansa Jawa dari Kraton)

3. Aesthetic Pleasure
Jenama yang sangat digandrungi oleh wanita muda modern Ibukota, Aesthetic Pleasure telah secara konsisten mengangkat konsep busana minimalist power dressing dalam rancangannya mulai dari aksesori tas, lanyard, hingga setelan pakaian formal. 

Aesthetic Pleasure menghadirkan setelan-setelan jas formal dengan pilihan warna monokrom. Lebih berani lagi mengeksplorasi konsep smart dressing untuk wanita karier dengan kepribadian yang kuat dan ketertarikan terhadap dunia mode modern.

Didominasi oleh warna hitam, sedikit sentuhan merah dan putih, koleksi ini menunjukkan bahwa konsep busana minimalis dengan warna monokrom tidak melulu harus berkesan monoton dan justru bisa menambah power dari busana tersebut.

(Foto: Koleksi monokrom dengan garis desain struktural persembahan dari Aesthetic Pleasure)

4. Friederich Herman
Perancang mode Friederich Herman dengan jenama eponymous-nya dikenal sering bereksplorasi dengan seni busana tailor kontemporer berpadu dengan pilihan motif floral dan warna-warna mencolok. Menyandingkan garis desain sruktural dengan unsur-unsur fun menjadikan rancangannya sebuah jukstaposisi apik antara maskulin dan feminin, formal dan eksperimental.

Memasukkan inspirasi desain Prancis klasik, tiap artikel dari koleksi Friederich Herman seolah menyampaikan sebuah cerita dan situasi. Pilihan warna yang kohesif dan motif rapat yang intricate namun subtle, semua terbungkus dan tertata rapi dalam koleksi kaya warna dan detail ini.

(Foto: Koleksi dengan garis desain struktural dan teknik tailored dari Friederich Herman)

5. Jan Sober
Craftsmanship dalam pembuatan pakaian tailored adalah sebuah keahlian tersendiri yang secara jelas ditonjolkan oleh Jan Sober. Jenama ini mampu menghadirkan ragam busana tailored yang tampak megah dan mewah. 

Warna-warna yang mereka pilih kali ini pun tetap mempertahankan DNA jenama Jan Sober sendiri, perpaduan warna-warna kalem seperti putih gading, hitam, hijau tua, dan biru lembut.

Teknik tailoring yang apik didukung oleh pilihan kain yang memiliki profil tebal mengangkat stuktur tiap busana. Sudut-sudut dan garis-garis yang presisi kemudian dipatahkan oleh permainan tekstur dari kain tule yang transparan dan lembut menjuntai, atau dari bahan chrome perak metalik menambah kesan futuristik dari koleksi yang sekilas tampak sangat formal masa kini.

(Foto: Koleksi setelan tailored panjang dari Jan Sober)


Lebih banyak lagi eksplorasi power dressing modern dengan perpaduan ragam style dapat dilihat dalam show lengkap tiap jenama melalui situs JFW.TV. Tidak hanya teknik dan detail yang apik, akan tersaji keseluruhan cerita sebuah koleksi mode yang kohesif dan berkesinambungan.
 
Dapatkan info dan inspirasi dari Jakarta Fashion Week 2023 di situs ini dan JFW.TV, juga bisa klik saja media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini: InstagramFacebookTikTokTwitter, dan Pinterest. Informasi seputar LPA 2023 bisa didapatkan di sini(JFW)

Baca juga:
Dari Y2K Hingga Grunge, Eksplorasi Tren Terkini dalam JFW 2023 x Lazada
Bagaimana Catwalk Jakarta Fashion Week 2023 Dibuat?
10 Tren Warna Pastel dalam Modest Wear Tahun 2023
Inspirasi Gaya Klasik di 'The Trendsetter' Persembahan Pondok Indah Mall
Kekuatan Konsep Luxury Wear dalam Dewi Fashion Knights 2023


Foto: Dok. JFW