News

Kisah Perjuangan Inklusivitas Sean And Sheila

Tuesday, 4 Dec 2018

by Zea Zabrizkie

Sean And Sheila pertama kali mengusik rasa ingin tahu khalayak umum tentang merek mereka saat Presiden Joko Widodo mengunjungi gelaran pop up store Indonesia Fashion Forward di Fenwick London, Inggris, April dua tahun yang lalu. Koleksinya saat itu habis diborong dalam tempo waktu dua hari. Pada saat itu pula, dunia mode mendengar bahwa Sean And Sheila merangkul pekerja dengan disabilitas sejak awal merintis labelnya.

Sheila Agatha dan suaminya Sean Loh mendirikan label Sean And Sheila dua tahun setelah lulus dari Raffles Design Institute in Singapore di tahun 2011. Dalam tempo beberapa tahun saja, pasangan ini sudah menyabet banyak prestasi, di antaranya 2013 Harpers Bazaar New Generation Fashion Designer Award di Bangkok, Thailand, Mercedes-Benz Fashion Week di Australia tahun 2014, juga The Best Emerging Designer of the Year dari Elle Award di tahun yang sama. Tahun 2015, label ini bergabung dengan Generasi Keempat Indonesia Fashion Forward. Didukung British Council, di Jakarta Fashion Week 2019, Sean Sheila berbagi panggung dengan Teatum Jones untuk membangkitkan kesadaran akan inklusivitas mode.

Tanpa diduga, label yang memiliki studio di kota kelahiran Sheila, Purbalingga, ini mempekerjakan pekerja difabel, yang saat ini mencapai tujuh orang. Tidak mempedulikan keterbatasan pekerjanya yang tunawicara, tunadaksa, dan tunarungu, Sheila menerapkan transfer of knowledge dengan mempelajari bahasa isyarat.

Ide mempekerjakan lulusan sekolah luar biasa yang kebetulan memang berlokasi di lingkungan tinggal Sheila didapatkan dari kakaknya, Stephanie Widjaja. Saat mendirikan usahanya, Sheila memang menemui rintangan dalam mencari SDM yang berkualitas, karena banyak yang lebih memilih bekerja di pabrik-pabrik besar yang memang menghiasi kota tempat tinggalnya.

Saat menjelaskan koleksinya untuk JFW 2019, Sheila mengakui bahwa memang memiliki hubungan khusus dengan SLB yang menjadi afiliasinya dalam mencari tenaga kerja, yaitu SLB Negeri Purbalingga. "Karyawan ayah saya ada yang mengajar di sekolah itu," ungkapnya.

Dalam rangka peringatan Hari Disabilitas Internasional 2018 yang jatuh setiap 3 Desember, Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, melalui Yayasan Pilar Purbalingga, Sri Wahyuni, menganugrahkan penghargaan The Best Inclusive Employer kepada Sean And Sheila atas upayanya dalam merekrut seratus persen tenaga disabilitas pada hari Senin 3/12/2018. Sungguh inspiratif!

Foto: Instagram Sean And Sheila