Sepanjang tanggal 9 – 12 Februari 2016, Gedung Femina di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, disibukkan dengan kegiatan workshop untuk lima brand dan desainer terpilih yang kini resmi menjadi bagian Indonesia Fashion Forward Generasi Kelima. Mereka adalah B-Y-O (Tommy Ambiyo Tedji), Day and Night (Yelly Lumentu dan Konny Lumentu), Rani Hatta, BATEEQ (Michelle Tjokrosaputro), dan Paulina Katarina (Surya Paulina and Ratna Katarina).
Sebagai seorang desainer mode, Tommy Ambiyo Tedji memiliki profil yang bisa dibilang berbeda. Berbekal gelar dari bidang Desain Industri dari Institut Teknologi Bandung, ilmu eksakta tersebut malah dituangkannya dalam bentuk artistik yang unik. Rangkaian motif mirip bunga yang membentuk koleksi tasnya disulap dari bahan PVC dengan permainan warna yang unik dan terkadang memiliki sentuhan translucent yang menarik menggambarkan minatnya pada
science fiction. Kesan quirky dan teksturnya yang lembut serta kenyal membuat ragam tas buatannya diburu oleh para penggemar aksesori non-konvensional.
Menyambut kebangkitan
modest wear, Rani Hatta mendirikan labelnya sendiri pada bulan Mei 2013. Kental dengan elemen yang minimalis dan modern, koleksinya mengedepankan kenyamanan dan kualitas yang diharapkan dapat menembus pasar internasional, tidak terbatas pada kaum hijabi nasional saja. Lulusan sekolah fashion Susan Budihardjo ini sudah bercita-cita menjadi desainer sejak dari bangku sekolah dasar dan merasa profesinya saat ini memberikannya keleluasaan dalam menjalankan perannya yang lain sebagai seorang ibu dan istri.
Yelly Lumentu mendirikan label Day and Night pada bulan Mei 2012 bersama kakaknya, Konny Lumentu. Lulusan ESMOD ini adalah Juara Pertama Lomba Perancang Mode 2014 yang diselenggarakan oleh Femina Group. Penamaan label mereka melambangkan hitam dan putih, gelap dan terang, sebuah konsep yang diwujudkan dengan koleksi mereka yang cenderung monokromatik. Banyak mengandalkan bahan katun dan
twill yang nyaman, desain
edgy mereka yang mudah dipadupadankan dan struktur pakaian yang unik melalui teknik yang bersih segera menjadi idola. Mereka menyatakan, "
We don’t create trend, we create our own style”.
BATEEQ lahir dari tangan seorang wanita mungil yang jeli dalam mengambil risiko bisnis. Michelle Tjokrosaputro, desainer sekaligus
fashion entrepreneur ini tidak lantas berpangku tangan meski sudah mewarisi nama besar keluarga dan pabrik batik nasional yang sudah cukup melegenda. Michelle adalah anak ketiga Handiman Tjokrosaputro, pemilik PT Dan Liris, salah satu produsen batik kenamaan di Indonesia, sekaligus cucu Kasom Tjokrosaputro, pendiri Batik Keris. Bateeq dikenal dengan mereknya yang memadukan motif batik khas Yogyakarta dan Solo dengan kebebasan ruang gerak ala kaum urban muda, yang mendorong desainer ini mendirikan PT Efrata Retailindo untuk menaungi usaha
ready-to-wear fashion-nya yang semakin maju.
Kenyamanan berbisnis bersama keluarga juga dirasakan dua saudari asal Bali, Surya Paulina dan Ratna Katarina, yang terlahir di sebuah keluarga produsen pakaian yang sudah berpengalaman mewujudkan banyak desain label mode internasional. Mendesain pakaian tidak pernah menjadi hal yang asing bagi kedua saudari ini, dan dengan segera, label Paulina Katarina yang merupakan paduan nama mereka pun lahir. Kedekatan mereka dengan panorama Bali menghasilkan desain ekletik yang berani dan nyaman dikenakan bagi wanita urban yang ceria dan
chic.
Lima desainer terpilih ini harus mempresentasikan produk, tata cara pemasaran, konsep merek, target konsumen, dan terutama inspirasi serta minat mereka dalam mendesain kepada Sanjeev Davidson dan Demelza Galica, dua ahli dari Centre for Fashion Enterprise London yang didatangkan oleh Jakarta Fashion Week dan didukung British Council untuk membuka wawasan para desainer. Kedua ahli ini membagikan ilmu mereka dalam pengembangan karir di bidang fashion, trik-trik pemasaran dan
branding, cara menyasar target konsumen, dan sebagainya.
Baik Sanjeev Davidson dan Demelza Galica juga memberikan banyak masukan bagi para desainer setelah masing-masing presentasi produk yang diharapkan akan melambungkan kemampuan para desainer ini. Respon mereka pun positif ketika melihat bibit-bibit
fashion superstar baru di Generasi Kelima Indonesia Fashion Forward ini dan mereka mengharapkan dengan pengembangan lebih lanjut, entusiasme ini akan menular kepada para pembeli internasional.