News

Modest Wear di Lomba Perancang Mode 2015

Friday, 23 Oct 2015

by JFW

Ada yang berbeda dari Lomba Perancang Mode (LPM) tahun ini, yaitu diangkatnya modest wear dalam syarat utama lomba. Sejak menyadari semakin eksisnya modest wear di ranah fashion Indonesia saat ini, maka tahun ini setiap peserta yang berpartisipasi dalam LPM wajib membuat dua sketsa modest wear dari dua belas sketsa yang mereka buat. “Saya sangat terkesan karena LPM tahun ini mengangkat modest wear untuk ditampilkan. Saat ini modest wear sudah menjadi salah satu tren fashion dan sudah banyak anak muda yang mengenakan hijab. Apalagi Indonesia diprediksi akan menjadi kiblat fashion muslim dunia,” ujar Itang Yunazs, desainer busana muslim Indonesia sekaligus juri LPM 2015.
 
Meski baru pertama kali dilakukan, hal ini tidak menyurutkan minat peserta yang mendaftar lomba. Kebanyakan mereka justru tertantang untuk bisa membuat modest wear. Hal yang sama dirasakan oleh 10 finalis LPM. Oleh karena itu para juri tidak lupa memberikan pembekalan khusus, terutama cara mendesain modest wear kepada para peserta. “Tidak mudah membuat sebuah busana muslim. Tidak semua pakaian tertutup bisa dikatakan sebagai busana muslim. Untuk membuat busana muslim yang baik seorang desainer pun harus tahu mengenai ketentuan berpakaian sesuai syariah Islam. Pemilihan bahan dan bentuk pola juga berpengaruh terhadap hasil jadi. Ini yang harus diperhatikan oleh para finalis,” tambah Itang.
 
Para juri berharap, terobosan baru LPM ini dapat dipertahankan di tahun-tahun selanjutnya. LPM melalui Jakarta Fashion Week sekaligus menjadi media memperkenalkan eksistensi busana muslim yang semakin populer di ranah fashion kepada masyarakat dunia.