News

Persembahan Penutup nan Glamor Dari Abineri Ang

Friday, 30 Oct 2015

by JFW

Karya-karya yang lahir dari sekolah mode atau yang lebih tepat disebut “designer workshop”, Abineri Ang Atelier Et Createur De Mode, sudah tak asing lagi bagi panggung Jakarta Fashion Week (JFW). Hubungan erat antara mode, musik, dan film merupakan perpaduan harmonis yang ingin diwujudkan oleh Abineri Ang Atelier Et Createur De Mode di JFW 2016 ini. Setelah sukses menggelar empat show bertemakan "Fashion, Music, And Movie" di sepanjang pekan mode ini, pada hari Jumat, 30 Oktober 2015 Abineri Ang menampilkan show penutup yang dipersembahkan oleh Christina Agustine, Priszl by Priscilla Listia, Farah Seto, Artinie, Yunita Gunawan, serta Abineri Ang sendiri. Keenam desainer tersebut menunjukkan busana couture yang mewah serta penuh detail dan kilau glamor.



Desainer Christina Agustine menampilkan koleksi yang terinspirasi oleh film Midnight in Paris, film yang melibatkan berbagai era. Hal ini tercermin dalam koleksi yang melibatkan siluet klasik hingga modern. Inspirasi flapper tahun 20-an nampak dalam elemen fringe serta mutiara. Sementara itu gaun-gaun berpotongan lebih modern muncul dengan warna-warna emas, pink, hingga mint. Lain halnya dengan Priscilla Listia dengan lini Priszl yang mengambil ide dari lagu La Vie en Rose. Konsep tersebut diterjemahkan dengan cukup literal dengan penampilan model-model yang mengenakan mahkota bunga mawar. Rona pink muda dan bahan yang mengembang ringan memberikan kesan yang manis, sementara gaun berbelahan tinggi dengan warna merah gelap melambangkan citra mawar yang lebih seksi dan menggoda. Detail bordir dan lipatan menambahkan elemen yang menarik.
Di sisi lain, Farah Seto memilih film Memoirs of a Geisha sebagai sumber inspirasi. Namun esensi dari film tersebut justru diterjemahkan ke dalam gaun pesta yang bersiluet modern dengan warna emas, perak, hitam. Kesan kontras muncul dari wajah para model yang dirias khas geisha Jepang. Selanjutnya, Artinie menampilkan koleksi signature-nya dengan gaun-gaun megah yang menggunakan bahan satin dan tulle. Warna-warni jewel tones dipadukan dengan warna hitam untuk memunculkan kesan glamor. Pada bagian akhir, seorang model cilik yang mencuri perhatian turut berjalan di runway.

Kemudian ada Yunita Gunawan yang memberikan nuansa yang lebih ceria dengan mengangkat tema Barbie Girl. Seperti citra Barbie dan lagu upbeat yang dipopulerkan Aqua tersebut, dalam koleksinya terlihat perpaduan warna pink, ungu, dan merah dalam material mengkilap dan taburan sequin. Terakhir, sang pendiri Abineri Ang tampil sebagai penutup dengan lini gaun pengantin. Warna putih yang klasik dipadukan dengan aksen merah yang bold. Kuntum-kuntum bunga mawar turut diselipkan sebagai pemanis. Salah satu rancangan yang cukup berbeda adalah sebuah gaun yang berkesan lebih dark dengan warna hitam dan ungu serta aplikasi bunga. Pagelaran ini juga sekaligus menandai peluncuran Bridal Class oleh Abineri Ang.
Penulis: Sasya Amanda