News

Sentuhan Futuristik dan Tradisional 8 Desainer APPMI

Thursday, 29 Oct 2015

by JFW

Gelaran Jakarta Fashion Week 2016 di hari keenam, Kamis, 29 Oktober 2015, semakin meriah. Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI) menggandeng delapan desainer anggota APPMI dari berbagai daerah di antaranya Anastasia Hoeng, De’ Irma, Fomalhaut Zamel, Anggia Mawardi, Erin Ugaru, Verena Mia, Veronica/Vidyanita, dan Yurita Puji untuk menampilkan koleksinya.
 
Show dibuka dengan koleksi Anastasia Hoeng yang menampilkan busana semi formal dengan warna monokrom seperti hitam, putih, dan abu-abu. Namun diselingi juga dengan warna-warna pastel seperti krem dan broken white. Anastasia bermain dengan bahan transparan dan potongan simpel yang loose sehingga membebaskan gerakan pemakainya, namun tetap terlihat anggun dan cantik.
 
Selanjutnya Yurita Puji dalam label Levico menampilkan tema Dynamic Edgy yang mengangkat kain Nusantara. Koleksinya kali ini mengenakan tenun Gedog dari Tuban yang berpadu dengan bahan-bahan brokat, satin, dengan berbagai warna cerah seperti biru, merah, dan pink. Kesan megah terlihat dengan penyematan payet dalam setiap busana. Sementara itu, Errin Ugaru menampilkan busana muslim yang apik nan misterius dibungkus dengan potongan futuristik. Warna hitam dominan dalam koleksinya kali ini, berpadu dengan bahan-bahan solid berwarna cokelat, silver, dan gold.
 


Terinspirasi dari para musafir di Timur Tengah, De’ Irma menampilkan busana muslim yang tak biasa. Bermain dengan empat warna dominan biru, hijau tua, ungu, dan cokelat menampilkan potongan layer yang bertumpuk-tumpuk dengan bahan sifon yang lembut dan halus untuk busana wanita. Kadang dipadu juga dengan outer berdetail khas Timur Tengah. Sementara untuk busana pria menggunakan turban dengan potongan yang lebih santai dan model celana jodphur.
 
Pada sequence selanjutnya Anggia Mawardi dalam label Anggia Hand Made menampilkan koleksi yang lebih simpel. Dress dan jumpsuit yang pas di badan diberikan sedikit aksen tenun dengan benang yang mengilat pada bagian kerah, dada, pinggang, dan ujung lengan menambah kesan mewah. Berbeda dengan Veronica/Vidyanita, duet desiner ini memamerkan koleksinya yang bertema Oryza. Gaun-gaun yang ditampilkan menggunakan bahan mengilat seakan gaun dipenuhi kristal yang berkilu. Tak hanya gaun terusan, ada juga setelan crop top dengan rok bawahan yang megah.
 
Desainer Verenia Mia menampilkan siluet klasik dengan warna pastel bertabur kristal dengan detail bunga-bunga kecil pada bagian kerah sabrina menambah manis busana. Show ditutup dengan koleksi dari Fomalhaut Zamel yang mengangkat tema Ethnotechno. Keharmonisan futuristik dan budaya tradisional sangat tergambar pada busana Fomal. Dia bermain dengan potongan-potongan tajam dalam bahan-bahan tenun khas Sumatera Barat seperti tenun Silungkang dan tenun Kubang yang berpadu dengan bahan-bahan katun paris, kordorai, katun Jepang, dan lycra dihiasi detail lempengan logam dan paku tembak.
 
Penulis: Dian Probowati