News

Kolaborasi Dalam Menginspirasi Kebaikan

Tuesday, 23 Oct 2018

by Jakarta Fashion Week

Mengedepankan semangat kolaborasi, Jakarta Fashion Week 2019 menggandeng banyak pihak dari berbagai komunitas dan organisasi, di antaranya adalah Waste4Change dan Wardah. Dengan tagar #BumiTetapCantik, semua sampah Jakarta Fashion Week 2019 akan dikelola dan didaur ulang agar tidak menambah timbunan sampah dan menjadi bagian dari visi Waste4Change dalam memberikan solusi untuk terciptanya zero-waste Indonesia.

“Cantik dalam pandangan Wardah dan Waste4Change bukan hanya terbatas pada cantik fisik, namun juga cantik dari dalam hati yang menginspirasi kebaikan dalam banyak hal, termasuk usaha pelestarian lingkungan,” ujar Dewi Sandra, public figure dan Brand Ambassador Wardah, dalam talkshow Beauty To the Next Level: From Heart to Earth di Atrium Senayan City, Jakarta Selatan, Minggu (21/10/2018).

Jakarta Fashion Week 2019 berkolaborasi dengan Wardah dan Waste4Change untuk berbagi pengetahuan mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab di segala sektor. Bersinergi dengan Wardah Cosmetics, pengunjung dapat membawa kemasan Wardah bekas pakai serta fashion items tak terpakai untuk dikumpulkan di booth Waste4Change di lantai 8, The Hall - Senayan City pada tanggal 22-26 Oktober 2018. Hal tersebut salah satu cara dalam menginspirasi kebaikan dalam hal pelestarian lingkungan serta turut mendukung program pemerintah Indonesia Bersih Sampah 2025.

Lebih lanjut, Annisa Paramita menambahkan bahwa semua sampah yang terkumpul di acara JFW 2019 akan diolah juga dengan cara terpilah dan menerapkan prinsip circular economy oleh Waste4Change untuk meminimalisir jumlah sampah yang berakhir di TPA. “Sampah tekstil dan pakaian merupakan salah satu material yang sulit didaur ulang. Namun, jika dilakukan upaya pencegahan berupa adanya pemilahan sampah di sumber, sampah yang dapat dikelola kembali mencapai 80%. Angka ini terdiri dari 60% sampah mudah membusuk (organik) yang dapat dijadikan kompos dan 20% sampah bahan-bahan daur ulang seperti plastik, kaca, dan logam,” ungkap Annisa Paramita, Head of Communication & Engagement Waste4Change.

“Barang plastik sekali pakai seperti sedotan dan sendok plastik menyumbang sampah plastik cukup besar. Untuk menyiasatinya, bawa sendiri peralatan makan seperti sendok, garpu datau sedotan. Sekarang sudah ada juga, kok, sedotan yang reusable alias dapat digunakan berulang-ulang seperti ini,” imbuh Dewi Sandra. Perempuan kelahiran 3 April 1980 ini memang sendirinya telah cukup banyak mengurangi penggunaan plastk.

“Perubahan besar selalu dimulai dengan tindakan sederhana. Mengurangi timbulan sampah plastik juga salah satu cara untuk mengatasinya. Educate yourself. Untuk kurangi konsumsi plastik, ada langkah kecil yang bisa kamu ambil. Salah satunya dengan membawa tas belanja sendiri atau tote bag dan membawa tumbler air minum yang dibawa sendiri untuk mencegah timbunan botol plastik minuman,” tambah Dewi Sandra. (FEB/ZGY)