News

Generasi Keenam Indonesia Fashion Forward Bersiap Untuk Panggung Internasional

Wednesday, 5 Apr 2017

by JFW

Indonesia Fashion Forward yang dimulai di tahun 2012 kini sudah memasuki tahun keenamnya, menandakan sudah waktunya seleksi terbaru desainer potensial Indonesia dimulai. Akhir Januari 2017 lalu, tim pembina Indonesia Fashion Forward yang terdiri atas Jakarta Fashion Week, British Council, Centre for Fashion Enterprise London, dan BEKRAF memilih beberapa nama yang siap dikembangkan menjadi desainer-desainer papan atas Indonesia yang baru. Beberapa di antara mereka sudah bukan nama yang asing di panggung Jakarta Fashion Week.

 

ATS The Label


Tentu, brand Agree To Shop (ATS) sudah tidak terdengar asing lagi di telinga komunitas fashion online Indonesia. ATS THE LABEL merupakan sebuah local brand yang sebelumnya dikenal dengan nama Agreetoshop. Label yang yang diluncurkan pada tahun 2006 ini menciptakan busana siap pakai, tas dan aksesoris yang memiliki konsep edgy casual. Regina Rafika, sang pendiri, sudah menunjukkan minat berbisnis mode sejak SMA dengan berjualan barang vintage. Melanjutkan kuliah di Instituto di Moda Burgo Indonesia), semua desain dibuat sendiri olehnya. Regina mengakui bahwa konsep labelnya sendiri adalah kasual dan basic, tapi mengarah ke edgy. Desainnya feminin, tapi cenderung menggunakan warna-warna yang netral atau pastel.

Pada 2015 lalu, nama Agreetoshop kemudian berubah menjadi ATS THE LABEL, nama itu bertahan hingga saat ini. Nama baru tersebut dipilih agar lebih mewakili pendekatan desain produk pada para pecinta fashion dan pengamat fashion. Terbukti, ATS THE LABEL masuk dalam nominasi The Most Innovative Local Brand dalam ajang CLEO Fashion Awards 2016 yang diadakan oleh majalah CLEO Indonesia dalam gelaran fashion bergengsi, Jakarta Fashion Week 2017.


Sekarang, brand lokal ini tidak hanya diminati oleh pasar dalam negeri, namun juga dari luar seperti Singapura, Malaysia, dan Filipina. Bisnis ini diawali dari promosi mulut ke mulut saja, namun berhasil meraih kesuksesan dengan memaksimalkan kehadiran mereka di berbagai platform online. Dalam waktu singkat, mereka pun membuka offline store yang berlokasi di The Foundry 8, daerah SCBD Jakarta Selatan dan juga koleksi di Alun-alun Sogo Central Park.

 

Danjyo Hiyoji


Danjyo Hiyoji juga merupakan sebuah label ready-to-wear yang sudah tidak asing di panggung Jakarta Fashion Week. Dirilis tahun 2009, label ini menyediakan pakaian baik untuk pria dan wanita yang nyaman dan mudah dikenakan, namun tetap unik. Dinobatkan sebagai pemenang The Most Innovative Local Brand Cleo Indonesia Fashion Award 2009, Label of the Year 2010 ELLE Indonesia Magazine, and Instyle Indonesia Magazine Award 2012, Danjyo Hiyoji terus mengeksplor individualitas dan modernitas demi menciptakan kreasi yang bisa menimbulkan rasa percaya diri bagi pemakainya.

Danjyo Hiyoji merupakan buah karya PT Danjyo Cipta Rega Pratama, didirikan oleh Dana Maulana dan Liza Masitha. Kedua otak kreatif yang menggawanginya terus menggali hal-hal yang bisa terus menyenangkan para konsumen, di antaranya memproduksi dengan lebih cepat, lebih murah, namun tetap menarik dan berkualitas. Memiliki studio seluas lebih dari 400 meter persegi di Tangerang Selatan, Indonesia, tidak lantas membuat kedua pemilik label ini terlena. Basis bisnis dan penjualan terus diperkuat, karenanya inkubasi Indonesia Fashion Forward bisa menjadi satu titik pencerahan yang juga bisa semakin mengembangkan ide-ide mereka.


 

Kami Idea


Membentuk nama label dari kata 'Kami' yang menyimbolkan kebersamaan sekaligus memiliki arti 'Tuhan' dalam bahasa Jepang dan kata 'Idea', para pendiri Kami Idea berharap ide-ide, imajinasi, dan kreativitas mereka tidak pernah mengering. Kami Idea adalah label busana muslim yang didirikan tahun 2009 oleh tiga saudari sekaligus sahabat; Istafiana Candarini, Nadya Karina dan Afina Candarini. Berkat media sosial, label yang berbasis di Karang Tengah - Jakarta Selatan ini kini memiliki reseller di berbagai penjuru Indonesia, Kuala Lumpur, dan Singapura.

Awal mulanya sederhana, menciptakan busana yang ramah terhadap iklim tropis Indonesia, terutama bagi wanita muslim yang memilih untuk senantiasa tertutup. Bergaya feminin tanpa menunjukkan lekuk wanita, tenang sekaligus cerita, sederhana namun tidak kelewat minimalis, Kami Idea senantiasa memproduksi pakaian modest wear yang cocok untuk berbagai usia dengan desain yang terispirasi masa tahun 20-30an. Kami Idea juga memproduksi pakaian untuk anak-anak. Gaya khas mereka adalah corak celup yang terlihat, tidak hanya di baju-baju kasual mereka saja, tapi juga syal dan aksesori lainnya.

 

Mazuki


MAZUKI adalah sebuah label kontemporer yang ditujukan untuk pria dan wanita. Banyak terinspirasi dan terpengaruh oleh seni dan kebudayaan kontemporer, label yang digawangi desainer muda Miranda Mazuki ini memiliki ciri khas desain terstruktur dan rapi yang dibentuk dari bahan-bahan yang nyaman. Miranda Mazuki sendiri pernah magang di rumah-rumah mode ternama seperti Yves Saint Laurent, Altuzarra, dan Jill Stuart, sebelum akhirnya lulus dari Fashion Istitute of Design and Merchandising Los Angeles.


Label Mazuki sendiri terbilang masih seumur jagung, baru dibentuk pada tahun 2015. Bertekad memulai dari tanah air, label ini terus berusaha menciptakan lingkungan kerja yang etis dan menghindari penggunaan bahan-bahan yang didapatkan dari binatang, seperti bulu dan kulit.


PVRA


Didirikan tahun 2015 oleh Kara Nugroho dan Putri Katianda, PVRA bisa dibilang sebagai label pionir yang mengawali tren sandal berhias manik di pasar lokal. Mempertahankan identitas, PVRA senantiasa menggunakan material dan tenaga kerja asli Indonesia. Dengan menggunakan hanya bahan-bahan terbaik yang terbuat dari kulit serta jalinan hiasan manik yang dibuat dari tangan, per pasang sandal PVRA membutuhkan jam produksi yang panjang. Namun demikian, harga yang ditawarkan cukup kompetitif, mengingat kualitas barang yang memang prima.

Keunikan sandal yang dibuat satu per satu inilah yang menarik berbagai nama terkenal untuk mengenakannya, sebut saja Raisa, Nagita Slavina, Jessica Iskandar hingga Ayla Dimitri, Andra Alodita, dan Claradevi Handriatmadja. 

 

Reves Studio


Rêves Studio adalah label Indonesia yang fokus dalam produksi pakaian siap pakai Indonesia yang klasik, anggun, dan berpengetahuan. Banyak terinspirasi dari pakaian kerja wanita, merek yang memiliki arti 'mimpi' dalam bahasa Perancis ini memang mengincar wanita urban yang ingin tampil cerdas, unik, dan modern. Didirikan Desember 2015 oleh Karina Widjaja, sebagai Creative Director, dan Karina Pricilla, sebagai Managing Director, label ini banyak bermain di desain asimetris dengan detail kain bertekstur, dijalin dalam garis dan jahitan yang rapi.

Berhasil memantapkan identitas dalam waktu singkat, label ini berhasil memenangkan penghargaan Most Innovative Local Brand dari Cleo Fashion Award 2016. Tidak heran juga, beberapa selebriti kenamaan seperti Andien Aisyah, Luna Maya, Agnes Monica, Cinta Laura dan
fashion blogger Anastasia Siantar, terus setia mengikuti koleksi label ini.


 

Vivian Lee


Elegan, itulah kata kunci utama yang menjadi acuan Vivian Lee dalam menciptakan koleksi untuk labelnya. Menawarkan lini mode untuk pakaian wanita kontemporer, Vivian Lee merangkul sepenuhnya karakteristik wanita modern dan menerjemahkannya dalam sudut pandang yang segar. Berkesan rapi, misterius, dan tajam, namun tetap berlekuk lembut dan jatuh, desain Vivian Lee berhasil menangkap dua sisi wanita yang tangguh sekaligus feminin di saat yang bersamaan.



Penulis: Zea Zabrizkie