News

Gairah Desainer Muda Alumni ESMOD Jakarta

Sunday, 2 Nov 2014

by JFW

Enam desainer muda alumni ESMOD Jakarta tak mau ketinggalan untuk unjuk gigi memamerkan karya-karya terbaik mereka dalam Jakarta Fashion Week 2015, pada Minggu, 2 November 2014, di Fashion Tent Senayan City, Jakarta. Mereka adalah Albert Yanuar, Catherine Emilia, Eridani, Evelyn Francisca, Imelda Kartini dan Kleting. Sejak enam tahun yang lalu, memang telah banyak alumni sekolah desain fashion bertaraf internasional cabang dari Paris itu yang berpastisipasi dalam Jakarta Fashion Week. Sebut saja di antaranya Ari Saputra, Sapto Djojokartiko, Mel Ahyar, Jeffry Tan, Danny Satriadi, Rusty Tjihnardi, Sischaet Detta, Chyntia Tanujaya, Dian Pelangi, Vinora Ng, Sisca Tjong, Dynand Fariz dan masih banyak lagi.

Kleting menjadi pembuka show, menampilkan busana siap pakai bertema “Poetry in Slience”. Desainer yang memiliki label KLE itu menawarkan busana-busana yang ringan dikenakan, dengan potongan yang sederhana. Misalnya, kemeja putih dan rok hitam dipadu sepatu Adidas Original ADILETTE yang nyaman. Perpaduan maskulin dan feminin selalu berhasil dikawinkan oleh Kleting dalam koleksinya yang didominasi bahas-bahan, seperti rayon, sutra, twill dan polyester kombinasi. Sementara untuk mendapatkan volume, busana-busana Kleting menggunakan potongan A-line, egg shape dan pipe shape.

Desainer yang tampil sesudah Kleting adalah Catherine Emilia dengan label Nobis Pacem. Catherine memeriahkan panggung Jakarta Fashion Week 2015 dengan busana-busana siap pakai hasil daur ulang. Dalam jumpa pers, Chaterine menyatakan bahwa lima persen dari penjualan busana karyanya selama ini disumbangkan untuk program charity. Yang unik, dalam memeragakan koleksi busana Chaterine, para model tidak berjalan di catwalk dengan tubuh tegak dan wajah kaku, melainkan gemulai jalan yang santai dan wajah malas-malasan, bahkan ada yang berakting menguap. Mengambil tema “Gula”, yang dalam bahasa Latin berarti tenggorokan, Chaterine ingin memberi makna karyanya sebagai kebebasan untuk memilih jalan hidup.

Setelah Kleting dan Chaterine, Eridani tampil dengan koleksi maxi dress dengan bahan sutra, sifon, yang tampak dramatis, jika dipakai bergerak. Diakui oleh Eridani saat jumpa pers, busana yang ia tampilkan memang tampak sederhana, tetapi begitu si pemakainya bergerak, sisi dramatis pun akan tampak, seperti halnya burung yang terbang bebas. Untuk itu, ia megangkat tema “Elevation”.

Lain lagi dengan Albert Yanuar, yang menggunakan bahan yang dapat membentuk motif mineraloid untuk koleksinya yang difokuskan kepada detail dan proporsi. Tekstur yang tidak teratur dari mineral tercermin dalam perpaduan antara print dan bordir dengan intricate-mesh fabric. Sedangkan warna-warna yang ditampilkan adalah hitam dan putih dengan sentuhan champagne dan silver untuk menonjolkan tema “Amporphus” yang diusung.

Evelyn Francisca mengambil tema “Raven” yang terinspirasi dari sosok wanita yang mandiri dan mempunyai sensualitas tinggi. Dalam koleksinya terbarunya ini, Evelyn kembali mengapresiasi bentuk tubuh wanita dengan signature bodycon. Dengan menggunakan medium transparan, koleksi little black dress Evelyn menonjolkan siluet wanita melalui tekstur anyaman yang kuat dan perpaduan detail lace yang rumit pada setiap busana.

Menutup show ESMOD Jakarta, Imelda Kartini menampilkan koleksi second line-nya untuk ready to wear dress, yang diberi nama "IK" by Imelda Kartini. Dengan tema “The Art of Piece”, Imelda mengambil inspirasi dari keanekaragaman dalam aktivitas, yang berfokus untuk menciptakan kestabilan, keadilan dan harmoni. Japan style tercermin dari motif bahan jaquard, seperti anyaman yang sering kita liat pada kerajinan Jepang. Potongan simpel pada outfit yang banyak menggunakan obi dan pita besar juga menjadi bagian dari koleksi busana terbarunya. Sementara bahan yang digunakan adalah tafeta dan organza. (Tenni Purwanti/Pesona)