News

Wajah Baru Desainer Muda Berbakat

Tuesday, 4 Nov 2014

by JFW

Jakarta Fashion Week 2015 semakin semarak dengan kehadiran desainer-desainer muda Indonesia berbakat, termasuk mereka yang merupakan lulusan Raffles Institute of Higher Education di Singapura, Jakarta dan Sydney. Sebanyak delapan desainer memamerkan karya mereka pada hari keempat, Selasa, 4 November 2014, dalam 48 koleksi, mulai dari busana siap pakai hingga avant garde dan haute couture.

Sean & Sheila membuka acara dengan delapan koleksi yang terinspirasi dari Shoko Tendo,  Jepang, dan busana pria. Permainan detail burung keemasan menambah kesan mewah. Selanjutnya, Anita Natalia dengan konsep Arthropiens, membawa para penonton di Fashion Tent Senayan City, Jakarta, ke 2049, di mana Bumi menjadi tua, rentan terhadap bencana tak terduga dan hampir rusak. Orang-orang pun mencoba bertahan dengan situasi tersebut, dan melindungi diri dari bahaya. Beberapa ilmuwan bereksperimen dengan DNA serangga untuk menciptakan spesies baru yang lebih kuat daripada manusia sehingga dapat bertahan hidup dalam kondisi seperti itu. Mereka menyuntikkan bahan kimia khusus ke orang-orang yang cacat, dan mengubahnya menjadi spesies baru yang memiliki kemampuan khusus untuk memulihkan kesehatan mereka lebih cepat dan keahlian untuk melawan. Yovana Elita dengan Iridescence Grunge menggambarkan tampilan busana grunge di masa depan. Longgar dan bersiluet santai, dengan teknik layering, ditampilkan dalam koleksi itu. 

Lain lagi dengan dua desainer yang mengedepankan desain feminin. Fiona untuk Frebecca memamerkan gaun bersulam yang mencerminkan cabang dan angin dari musim dingin saat malam. Desainnya yang berbaur dengan garis art nouveau dan asimetris ditampilkan dalam empat koleksi memukau. Sedangkan desainer Leonnie Leonardo mengetengahkan konsep Quiescence, yang rapuh dan lembut, dalam gaun rancangannya.

Carissa Patricia dan Ingrid Husodo, dari Raffles Sydney, menampilkan 16 koleksi. Jika Carissa menampilkan koleksi yang terinspirasi dari keseimbangan Ying & Yang, Ingrid, membuktikan bagaimana desain bisa menjadi modern, namun tradisional dan kembali ke alam, dalam rancangan two-piece memikat dan gaun. Sementra Cynthia Francisca, dengan konsep Beyond the Veil, terinspirasi dari kegelapan, kematian dan seks. Kegelapan yang kontroversial bisa menjadi elegan, namun di saat yang sama, begitu terlihat dalam rancangannya. (Dessy Ariyanti/Grazia)