News

Estetika Tak Terbatas Simpul-Simpul Makrame

Wednesday, 23 Nov 2022

by JFW

Makrame adalah seni kerajinan tangan yang merupakan seni ikat-mengikat tali membentuk simpul motif. Karena sifatnya yang tidak dapat dilakukan oleh mesin, makrame adalah salah satu kerajinan tangan yang masih banyak dilakukan oleh pengrajin-pengrajin tradisional.

Sentuhan tangan dalam tampilan mode modern menjadi perpaduan unik. Begitu pula dalam penggunaan makrame dalam satu tampilan busana. Namun, lebih jauh, pengayaan ini tidak hanya menguntungkan jenama, karena hal ini juga memungkinkan mereka untuk turut memberdayakan masyarakat dan membuka lapangan kerja terutama untuk perempuan, menjadi sumber mata pencaharian serta pelestarian kerajinan tangan di desa-desa atau dalam komunitas.

Variasi dari makrame sangatlah beragam. Mulai dari simpul-simpul sederhana membentuk jaring jajaran genjang atau segi empat, hingga motif rumit perpaduan banyak jenis simpul dan membentuk pola-pola khusus. Selain dari ragam tekniknya, bahan dasar tali makrame yang digunakan pun banyak macamnya. Tergantung dari hasil produk yang diinginkan, pilihan tali bisa dari katun, akrilik, rami, bahkan potongan-potongan kain bekas.

Seni makrame yang menjadi bagian dari tampilan koleksi busana diusung oleh sejumlah jenama di perhelatan mode Jakarta Fashion Week 2023. Berikut ini adalah sejumlah highlight seni makrame yang dapat menjadi ide bagi tampilan busana.

1. Rinda Salmun
Jenama high fashion Rinda Salmun secara spesifik menyebutkan kerajinan tangan makrame sebagai teknik yang mereka pilih untuk mengolah kembali sisa-sisa potongan kain yang tidak terpakai menjadi karya baru.

Mengangkat inspirasi koleksi dari lanskap pantai dan kehidupan nelayan di Indonesia, tali-tali upcyling yang mereka gunakan memiliki rentang warna dari putih, biru muda, biru tua hingga hitam. Ia mengambil profil desain dari jaring ikan para nelayan dan tumpukan gradasi ombak.

Dalam wawncara eksklusif, perancang dan pemilik, Rinda Salmun, mengatakan bahwa sebagai sebuah jenama mode, ia sangat menaruh fokus pada siklus produksi fashion yang sehat dan sirkular. Ia percaya bahwa langkah kreativitas kecil yang dimulai dari studionya dapat menjadi efek domino menuju goal utamanya, yakni menjadi jenama mode yang menerapkan prinsip zero waste dalam setiap koleksinya.

(Foto: Koleksi dari Rinda Salmun yang menggunakan kerajinan tangan makrame)

2. Ngali
Desainer asal suku asli Wiradjuri, Australia, Denni Francisco, memiliki visi untuk mengangkat motif-motif dan kerajinan suku asli Australia ––disebut juga sebagai first nation–– ke kancah mode internasional. Kali ini, melalui kerja sama dan kolaborasi antara JFW dengan Kedutaan Australia, ia menunjukkan hasil karyanya kepada audiens mode Indonesia.

Dalam koleksinya, ia juga memasukkan hasil kerajinan tangan makrame yang dibuat oleh orang-orang suku asli Australia sebagai bentuk misi pemberdayaan masyarakatnya. 

Hadir dalam bentuk cape top jaring yang minimalis, makarame menjadi sebuah detail yang sangat menarik. Jika makrame sering dianggap berat dan memiliki kesan terlalu serius, variasi makrame dari Ngali ini menjadi pilihan tepat untuk aksen tambahan pakaian sehari-hari.

(Foto: Detail makrame dalam koleksi dari jenama Australia, Ngali)

3. ANW
Motif bunga adalah satu ciri khas ANW. Jika dalam koleksi-koleksi sebelumnya bentuk bunga itu selalu hadir dalam seni bordir di atas kain, kiri mereka menerjemahkan desain bunga signature-nya ke dalam seni kerajinan tangan makrame.

Kelopak-kelopak bunganya terbuat dari tali yang disimpul sedemikian rupa, hingga terjalin dan saling ‘bergandengan’ dari satu pola ke pola yang lainnya. Memilih warna-warna yang kontras namun kalem seperti ungu dan marun, detail makrame yang rumit dan kreatif ini menimbulkan decak kagum para pemerhati mode.

Dalam rangkaian fashion show Fashion Force Awards, ANW menampilkan total lima looks, yang masing-masing memiliki unsur tekstil makrame di dalamnya, mulai dari slip dress, atasan, hingga celana pendek.


(Foto: Detail motif bunga dari kerajinan makrame yang ditampilkan oleh ANW)

4. Nagita Slavina
Pemanfaatan makrame tidak hanya bisa dikreasikan menjadi pakaian, namun juga sejumlah aksesori. Jenama Nagita Slavina yang mengangkat tema Paradiso dalam koleksi teranyarnya menghadirkan sajumlah tas yang terbuat dari makrame untuk melengkapi busana resortwear. Kerajinan tangan makrame dan anyaman memang identik dengan pakaian pantai dan berlibur, karenanya penambahan tas makrame ini tampak sangat cocok.

Keunikan tidak berhenti pada teknik makrame yang digunakan namun juga detail rumbai dan ukuran tas clutch yang relatif besar. Tentu, ini menjadikannya salah satu item statement dalam busana liburan yang fashionable.
 
Dalaman bikini top berwarna kontras yang dikenakan di bawah setelah jas juga menjadi sentuhan yang menarik dalam seni padu-padan pakaian formal dengan resortwear.  

(Foto: Tas clutch terbuat dari makrame dalam koleksi Nagita Slavina)

Nantikan terus info terkini seputar pergelaran Jakarta Fashion Week 2023 di situs ini dan JFW.TV, juga bisa klik saja media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini: InstagramFacebookTikTokTwitter, dan Pinterest. Informasi seputar LPA 2023 bisa didapatkan di sini(JFW)

Baca juga:
Kain dari Fermentasi Teh: Inovasi Brilian dari Ardina Gona Gan
Tren Setelan Monokrom, Tidak Melulu Hitam dan Putih
Garis Desain Struktural dan Kultur Power Dressing
Eksplorasi Cantik dalam Karya Etikal ala DIGO DESIGN
Kreativitas VS Inovasi di JFW 2023


Foto: Dok. JFW