News

Busana Modern dengan Wastra Indonesia

Saturday, 7 Oct 2017

by JFW

Dua puluh semifinalis Lomba Perancang Mode 2017 telah terpilih melalui peyeleksian ketat tahap awal oleh dewan juri internal Femina Group. Dari 318 sketsa yang masuk, banyak sekali semifinalis yang mengejutkan para juri karena sketsanya dianggap optimal, unik, dan orisinal.

Kedua puluh semifinalis tersebut kemudian mengikuti tahap penjurian selanjutnya. Selain diwajibkan untuk mewujudkan 3 sketsa yang telah dipilih oleh para juri, tahun ini seluruh semifinalis diberi 2 tantangan baru. Mereka wajib mewujudkan 1 look busana baru yang diperoleh dari 2 potong busana Levi’s dan mempresentasikan bisnis plan masing-masing.


Seluruh semifinalis mempresentasikan koleksi masing-masing di hadapan para juri yang terdiri atas Petty S. Fatimah (Pemimpin Redaksi & CCO Femina), Musa Widyatmodjo (Desainer Alumni LPM), Edward Hutabarat (Desainer Alumni LPM), Erwin Suganda (Creative Director UBS), Melinda Babyanna (CEO Argo Apparel), Tan Yenman (Marketing Manager Top White Coffee), Adhita Idris (Country Head Marketing PT Levi Strauss Indonesia) pada 26 September lalu di Gedung Femina.

Setiap finalis diberikan waktu 10 menit untuk mempresentasikan karya mereka. Para juri sangat antusias melihat bakat-bakat baru dari para desainer muda. Tidak hanya menilai, mereka pun memberikan masukan kepada finalis.


Dalam proses penjurian ini ada beberapa hal yang menjadi tolok ukur penilaian juri, di antaranya ide/konsep; daya pakai; daya jual; pengetahuan kreatif mode, desain, warna, dan ilustrasi; business plan; pengetahuan teknis bahan dan biaya, serta estetika produk/nilai artistik.


“Tidak mudah untuk mendesain busana yang mengangkat wastra Indonesia. Desain busana harus tampil otentik, masuk akal, dan tidak berkesan ‘ngamuk’. Agar modern, sebuah busana harus tampil sederhana, namun berkualitas,” ujar Edward Hutabarat.


Musa Widyatmodjo menambahkan, hal yang tak kalah penting adalah strategi peserta menyusun rencana bisnis yang akan dikembangkan ke depannya.

“Setiap semifinalis akan menjadi calon desainer Indonesia yang akan bersaing dengan banyak desainer yang telah memiliki nama besar. Itulah sebabnya sangat penting untuk memiliki rencana bisnis agar bisa bertahan di industri ini,” tegas Musa.


Selain melakukan presentasi, semifinalis melalui sesi pemotretan karya. Serunya, pada proses penjurian kali ini, karya-karya mereka diperagakan langsung oleh model papan atas yang akan tampil di Jakarta Fashion Week 2018.

Info seputar LPM Femina Group 2017 dapat diakses di www.jakartafashionweek.co.id/lomba-perancang-mode/ atau laman Facebook: Lomba Perancang Mode, Twitter: @lpmode, dan Instagram @LPMode.