News

Kreativitas Desainer Mengolah Wastra dalam Busana Modern Hiasi Jakarta Fashion Week 2024

Sunday, 10 Dec 2023

by JFW

Sebagai pekan mode yang diselenggarakan di Jakarta dan menjadi representasi Indonesia, Jakarta Fashion Week tentu saja selalu mendukung pemberdayaan kreatif kain-kain tradisional Indonesia atau wastra di industri mode modern.
 
Indonesia adalah negara yang luar baisa kaya akan tradisi dan seni kerajinan tangannya. Pilihan kain tradisional yang terbentang dari Sabang hingga Merauke, mulai dari ragam teknik seperti tenun, batik, jumputan hingga motif-motif, memiliki legenda dan cerita yang unik pada tiap wilayah. Kekayaan budaya inilah yang perlu dilestarikan oleh generasi-generasi kreatif penerus bangsa. Salah satu medium paling strategis untuk bereksperimen adalah fashion.
 
Jakarta Fashion Week 2024 tidak luput dari penampilan ragam koleksi karya desainer yang menggunakan kain wastra sebagai inspirasi utamanya. Mulai dari rumah batik dan tenun legendaris BIN House, jenama tenun besutan desainer Didiet Maulana yaitu IKAT, kolaborasi dengan badan Dekranasda provinsi Medan dan Nusa Tenggara Timur, serta masih banyak lagi.
 
Berikut adalah sejumlah jenama yang menampilkan koleksi bernuansa tradisional yang dikemas dengan bentuk modern di Jakarta Fashion Week 2024. Cocok untuk menjadi inspirasi karya para desainer muda brilian Indonesia.
 

Intrikasi Menawan Busana Rancangan Studio Jeje

Berkolaborasi dengan Dekranasda Nusa Tengga Timur, Studio Jeje mengangkat gambaran harmonis warga Nusa Tenggara Timur yang hidup selaras dengan alam. Judul “Moeri” yang dipilih memiliki arti ‘kehidupan’ dalam bahasa Ende.


 
Angelita Nurhadi, perancang di balik jenama ini, menggunakan detail intricate motif bunga yang terinspirasi dari karya tapestri dipadu dengan kain tenun khas Nusa Tenggara Timur berwarna cerah. Permainan warna terang dan gelap menghasilkan kesan elegan  menyeluruh pada koleksi ini.

 
Koleksi ini juga banyak bereksperimen dengan kain tembus pandang seperti tulle sebagai manset dalaman dilengkapi padupadan korset serta balloon skirt. Permainan siluet ini memberi hembusan segar unsur modern pada koleksi bertema wastra.

Paduan Mode, Budaya, dan Aktivisme Sejauh Mata Memandang

Jenama eco-conscious besutan desainer Chitra Subyakto, Sejauh Mata Memandang, selalu membawa karya dengan pesan positif dibaliknya. Kali ini ia menggabungkan fashion dengan aktivisme Sejauh Mata Memandang untuk mendukung gerakan penanggulangan krisis alam. 


 
Koleksi bernuansa biru dengan banyak pernainan teknik patchworking bertajuk “TARUM” di Jakarta Fashion Week 2024 waktu lalu  ditutup dengan kampanye #MenolakPunah sebagai wujud dukungan Sejauh Mata Memandang terhadap gerakan penanggulangan krisis alam. 



Selain  motif-motif rendisi batik mereka yang unik, unsur aktivisme dan pendekatan yang organik menjadikan Sejauh Mata Memandang menjadi salah satu jenama nuansa tradisional yang diminati oleh seluruh kalangan.

Bernostalgia bersama Adrie Basuki dan Rancangan Manisnya

Perancang Adrie Basuki mengangkat tema “Garden Of Joy” untuk koleksi kali ini. Tema ini dipilih untuk mengajak kita bernostalgia ketika bermain di luar rumah dan berinteraksi langsung dengan alam dan dan manusia.


 
Koleksi yang diiringi oleh tembang dolanan tradisional Indonesia tersebut menampilkan berbagai busana kasual yang terbuat dari beragam motif batik yang berpadu harmonis. Memilih satu palet warna kohesif pada tiap busana, menjadikan koleksi ini tampak sangat mencolok dan ceria. Sangat sesuai dengan pesan yang dibawakan.




Baca juga: Presentasi Hasil Perjalanan Temma Prasetio, STUDIO JEJE, dan Maya Ratih ke Desa Adat di Nusa tenggara Timur

Transformasi Batik untuk Pakaian Kasual dari bateeq

Jenama bateeq bermain dengan motif-motif batik kontemporer yang diterapkan dalam desain pakaian kasual. Jika kain batik tradisional identik dengan warna-warna yang cenderung gelap, bateeq menawarkan banyak warna-warna cerah seperti putih, biru, dan krem untuk membuat motif kain mereka lebih kasual.


 
Pemilihan kain yang lembut, ringan, nyaman serta potongan yang bersih memberikan kesan playful for dailywear. Koleksi bertajuk “Pawon” ini didominasi oleh kemeja serta celana katun rapi untuk laki-laki. Untuk pencinta mode perempuan, bateeq menawarkan dominasi permainan potongan babydoll dress atau blouse santai. Semua items tersebut ditujukan khusus untuk segala acara. Hal ini membuat batik menjadi kain yang lebih aksesibel.


 

Sejarah dan Cerita Panjang BIN House dalam Berkarya

Rumah batik legendari BIN House telah menorehkan warna unik mereka di industri mode Indonesia selama puluhan tahun lamanya. Bermula dari produksi lembaran-lembaran kain hingga kini menjadi rumah mode perancang busana yang pertunjukannya di Jakarta Fashion Week selalu dinanti.


 
Koleksi bertajuk “Pada Suatu Hari” ini terbagi dalam empat babak. Tiapbabak memiliki mood yang berbeda. Mulai dari fun dan flirty hinga sendu dan syahdu. Keseluruhan pertunjukan BIN House terasa seperti festival yang utuh dan captivating.


 
Desain kali ini pun banyak menggunakan warna-warna yang relatif lebih cerah dan solid seperti merah, kuning, hijau, pink, dan lain-lain. Berbagai model kebaya, terkadang asimetris dan cenderung lebih flowy, dan tunik-tunik cantik dipadukan dengan motif kain batik khas BIN House.


Baca juga: Kunci Berbusana Modest sesuai Tren dari Jakarta Fashion Week 2024

Surya Abduh dan Kecintaannya akan Tradisi Kebudayaan Medan

Perancang Surya Abduh mengekspresikan kecintaannya terhadap kebudayaan Medan yang kaya melalui koleksi bolaborasi bersama Dekranasda Medan. Meskipun tidak berasal dari Medan, Surya mengemas kain khas Medan ke dalam rancangan busana couture dan semi-couture yang elegan.


 
Menggali lebih dalam akan makna dari kata ‘jatuh cinta’, koleksi ini ia beri nama “Jatuh dan Cinta”. Permainan payet serta bordir mewah menjadi unsur sentral yang membangun koleksi cantik yang terdiri dari 32 busana. Seluruh koleksi tersebut menonjolkan kesan  fierce atau kekuatan serta sentuhan kelembutan dari pemilihan kain dan penggunaan warna yang cenderung harmonis.


 

Busana Tenun Ikat untuk Sehari-hari dari IKAT by Didiet Maulana

Menekankan penggunaan kain tenun baik untuk tema berbusana formal maupun non formal, Didiet Maulana ingin membuat sebuah koleksi yang elegan namun versatile. Koleksi ini ditujukan oleh sosok-sosok perempuan hebat Indonesia, mendukung perempuan untuk bisa tampil percaya diri dalam balutan kain tenun cantik.


 
Koleksi ini didominasi oleh ragam shades dari warna ungu, oranye dan hijau sejuk, lengkap dengan penggunaan kain khas motif ikat yang relatif lebih jatuh dan lembut.  Selain itu, terdapat juga ornamen pakaian ruffle untuk menambah wow factor dan mempermanis keseluruhan busana. Dikarenakan menekankan kenyamanan, banyak garmen dari koleksi ini memiliki potongan yang cenderung loose dan flowy sehingga memberi kesan dinamis saat berjalan di runway.
 
Itulah sejumlah jenama yang berhasil mengolah wastra Indonesia menjadi karya mode yang menawan lagi modern sesuai dengan ciri khas masing-masing. Hal ini membuktikan bahwa kekayaan budaya dapat terus dilestarikan secara apik meskipun industri tersebut terus mengalami pergantian tren dan generasi.

 
Ikuti terus info terkini seputar pagelaran Jakarta Fashion Week 2024 di situs ini dan JFW.TV, juga bisa klik saja media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini: InstagramFacebookTikTokX, dan Pinterest. (JFW)

 
Baca Juga:
Ekspresi Penuh Passion dan Kemewahan dari Buttonscarves and Benang Jarum
Dewi Fashion Knights: Puncak Perayaan Seni Persembahan MAHIJA dan Hian Tjen
Kolaborasi Gaya dan Budaya antara Indonesia dengan Kedutaan Besar Australia dan Pemerintah Negara Bagaian Victoria di Jakarta Fashion Week 2024

(Foto: Dok. Jakarta Fashion Week)