Fashion Asia Tenggara Menemukan Rumahnya di Jakarta Fashion Week 2026

Di penghujung Jakarta Fashion Week 2026, cakrawala mode terbentang semakin luas. Untuk pertama kalinya dalam penyelenggaraan JFW, runway menjadi kanvas putih bagi pergelaran istimewa para perancang ASEAN yang menampilkan mereka dalam harmoni. Di sinilah, tiga visi kreatif dari tiga negeri berpadu dalam satu presentasi mode Kota Jakarta, yang kian berkembang menjadi hub mode bagi Asia Tenggara.

Dipersembahkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, fashion show sore hari itu dihiasi wajah-wajah familiar dari para pelaku kreatif, baik dari sektor swasta maupun pemerintahan, yang dengan ramah menjadi tuan rumah dalam pergelaran “City of Jakarta Presents: ASEAN Fashion Parade”.

Tiga nama besar di dunia couture Asia Tenggara hadir meramaikan perayaan ini, yaitu Francis Libiran dari Filipina, Frederick Lee dari Singapura, dan Rizman Ruzaini dari Malaysia, ketiganya berdiri sejajar dengan pesona masing-masing, menghadirkan koleksi yang menafsirkan keindahan luhur Golden Peninsula tanpa tersekat oleh batas geografis.

Sambutan oleh Gubernur DKI Jakarta, Bapak Pramono Anung Wibowo.

Acara dibuka dengan sambutan dari Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, yang menegaskan dampak positif perkembangan mode bagi sektor ekonomi kreatif kota.

Fashion week merupakan salah satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang berkontribusi besar bagi perekonomian daerah. Pada tahun 2024, subsektor ini mencatat pertumbuhan nilai tambah sebesar 7,30 persen. Saya akan mendorong kegiatan seperti Jakarta Fashion Week untuk menjadi ikon Jakarta,” ujarnya, disambut tepuk tangan hadirin.

Pergelaran dibuka oleh perancang asal Filipina, Francis Libiran, sosok yang dikenal lewat rancangan dramatis dan penuh detail artistik. Karyanya sering kali memadukan siluet arsitektural dengan bordir rumit dan bahan premium seperti piña-jusi. Di JFW 2026, Libiran menampilkan koleksi bertajuk ‘Visions: A Pop Culture Couture Collection‘. Dalam palet biru dan perak, ia merangkai struktur futuristik yang bold, berpadu dengan ornamen perak dan bahan anyam yang memberi sentuhan organik. Setiap langkah model di bawah sorotan lampu terasa seperti pergerakan cahaya dalam ruang arsitektur, lembut dan memikat dalam waktu yang bersamaan.

Koleksi ‘Visions: A Pop Culture Couture Collection’ oleh Francis Libiran.

Dari Filipina, perjalanan visual berlanjut ke Singapura bersama Frederick Lee, couturier yang dikenal dengan rancangan teatrikal nan ekspresif, kerap mengangkat simbolisme budaya yang kuat dalam setiap karyanya. Sejak 1998, Lee telah menjadi figur penting dalam mode Singapura, berulang kali menyabet penghargaan The Best of Singapore dari Singapore Tatler. Karyanya menonjolkan drama: potongan besar, taburan payet intens, serta filosofi budaya yang diungkap lewat couture yang memukau mata.

Koleksi Frederick Lee untuk JFW 2026 ini adalah ode bagi tanah kelahirannya, sebuah pernyataan visual tentang identitas dan emosi. Gaun-gaun mewah dengan detail beading yang rumit dan siluet menjulang melintasi runway, sementara bulu dan ranting pohon menjadi ornamen busana, menghadirkan suasana yang nyaris surealis. Sosok buaya muncul beberapa kali, simbol yang bukan hanya merepresentasikan fauna ikonik negeri itu, tetapi juga legenda Sang Nila Utama, penemu Singapura.

Koleksi Frederick Lee untuk Jakarta Fashion Week 2026.

Bagi Lee, Jakarta Fashion Week telah menjadi ruang penting bagi dialog kreatif antarperancang ASEAN. “It has provided us a platform to share our vision and creativity,” ujarnya. Koleksinya malam itu terasa seperti manifestasi akan mimpi tentang Singapura, kota yang hidup di antara warisan dan keajaiban.

Malam mencapai puncaknya saat duo Rizman Ruzaini mengambil alih runway. Didirikan oleh Rizman Nordin dan Ruzaini Jamil pada 2005, jenama asal Malaysia ini telah lama menjadi sinonim kemewahan couture di negara tersebut. Dari istana kerajaan hingga karpet merah, karya mereka memikat dengan tailoring yang presisi dan detail yang memancarkan glamor tiada tara.

Koleksi ‘Rimba’ oleh Rizman Ruzaini

Untuk Jakarta Fashion Week, RR mempersembahkan koleksi ‘Rimba’ sebuah ode bagi hutan hujan Nusantara dan Asia Tenggara. Warna hijau pekat, cokelat tanah, dan kilau keemasan berpadu dalam harmoni tekstur serta bordir yang menggambarkan flora dan fauna tropis. Di antara denting musik, kemewahan manik dan payet membentuk pola fauna hutan yang mistis, seolah meninggalkan jejaknya di atas kain.

“It’s a story about connection between craft and nature, between Malaysia and Indonesia,” ujar Rizman sebelum pertunjukan dimulai.

Momen itu kian berarti karena juga menandai peluncuran RR by Rizman Ruzaini di Indonesia bersama Modinity Group, sebuah langkah yang memperluas jejaring kreatif dan mempererat persaudaraan dua negara serumpun. Sebagai penutup spektakuler, dua diva Indonesia, Krisdayanti dan Rossa, melangkah di runway dalam balutan busana couture megah, sebuah perayaan yang tak hanya berkilau di permukaan, tetapi juga sarat emosi dan kehangatan persaudaraan ASEAN.

Frederick Lee, Francis Libiran, dan Rizman Ruzaini menutup Panggung ASEAN Parade.

Ketika musik berhenti dan lampu meredup, gema dari peragaan itu terasa masih bergetar di udara. Malam itu, Jakarta menjelma menjadi simbol kolaborasi, tempat di mana budaya, kreativitas, dan persahabatan ASEAN berpadu dalam satu harmoni, dengan mode sebagai bahasa universalnya. Melalui ASEAN Fashion Parade, Provinsi DKI Jakarta merayakan industri mode sekaligus meneguhkan dirinya sebagai rumah bagi mimpi dan imajinasi Asia Tenggara.

Dapatkan info terkini seputar pergelaran Jakarta Fashion Week 2026 di situs ini, juga bisa klik media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini: Instagram, Facebook, TikTok, Twitter, dan Pinterest. (JFW)