“The Revelation of Glow”, Ketika LUX dan Tiga Jenama Rayakan Keberanian Perempuan
Ada momen ketika seorang perempuan melihat pantulan dirinya di cermin bukan untuk mencari kekurangan, melainkan untuk menangkap kilau yang lahir dari kenyamanan menjadi diri sendiri. Kilau yang jujur, lembut, tetapi tak terbantahkan. Di tengah dunia yang kerap menilai kecantikan lewat standar sempit dan tidak realistis, semakin banyak perempuan Indonesia yang memilih untuk merayakan kilau mereka dengan cara yang personal. Bukan untuk memenuhi ekspektasi, melainkan demi menyuarakan keberanian untuk tampil otentik.
Di panggung Jakarta Fashion Week 2026, LUX menangkap momen intim ini dan menerjemahkannya menjadi sebuah perayaan visual. Melalui kampanye ‘Own Your Glow’, LUX mengajak perempuan terbebas dari beauty judgement, penilaian yang kerap membuat mereka ragu, menahan diri, atau justru merasa harus tampil sempurna. Kini, kecantikan dipandang sebagai ruang eksplorasi tanpa batas, tempat setiap perempuan bebas mengekspresikan identitas kecantikannya sendiri.
Merayakan perjalanan 100 tahun LUX, kampanye ini hadir bersama inovasi LUX Skin Science, rangkaian body wash yang dikembangkan dengan konsep Skinification, menginfuskan bahan aktif skincare seperti 2% Brightening Serum, Peptide, 4D Hyaluronic Acid, dan AHA Brightening Complex dalam tiga varian: Sandalwood, Freesia, dan Spring Bloom. Lebih dari aroma, ketiga varian ini menghadirkan Glowing Glass Skin, kilau lembut yang memperkuat rasa percaya diri perempuan tanpa perlu meminta validasi siapa pun.

Dan dari sinilah fashion show “The Revelation of Glow” dimulai: sebuah kolaborasi antara LUX Skin Science dengan tiga desainer papan atas, yaitu Ivan Gunawan, Astrid Nadia Wiradinata (ANW), dan Rinda Salmun, yang masing-masing menafsirkan glow dengan bahasa artistik mereka sendiri.
Ketika Glow Diterjemahkan Menjadi Karya Fashion
Runway JFW 2026 pada Minggu sore, 2 November 2025 dipenuhi warna, cahaya, dan momentum. Layar menampilkan potongan-potongan beauty judgement yang sering diarahkan kepada perempuan, sebelum dihapus oleh langkah tegas para LUX Star, yaitu Luna Maya, Bella Clarissa, dan Cinta Laura, yang tampil dengan kulit glass-skin memukau dan gestur bebas yang selaras dengan kampanye ‘Own Your Glow’.
Interpretasi glow kemudian dituangkan para desainer ke dalam karya yang mencerminkan kecantikan yang berbeda-beda, seluruhnya terinspirasi oleh tiga varian LUX Skin Science.


Melalui koleksi ‘Chāyā ca Jara’, jenama ANW menghadirkan narasi yang berpijak pada tekstur dan warna. Kedua desainernya, Astrid Nadia Wiradinata dan Ilaine Prasetyo, bermain dengan konsep aging pada kain yang unik. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa pertambahan usia juga dapat menjadi sesuatu yang indah, dan bahwa kemudaan tidak ditentukan oleh usia. Sesuai dengan varian Freesia dan LUX Skin Science yang menghadirkan kelembutan dan hidrasi.
Kain-kain ditampilkan seakan mengalami penuaan dengan warna yang tidak merata dari hasil pewarnaan tangan, serta pemberian efek oksidasi seperti yang terjadi pada metal. Sedangkan teksturnya bermain pada bordir bunga yang sangat subtil sehingga hanya terlihat dari dekat. Dengan rancangan yang lebih wearable dan praktis, koleksi ini mengajak audiens mengapresiasi dan menikmati mengenakan busana sebagai pengalaman personal.


Presentase mode berlanjut dengan hadirnya koleksi ‘Nefertari’ dari Ivan Gunawan, yang membawa audiens ke dalam pesona keanggunan Mesir Kuno. Terinspirasi dari perjalanan pribadinya ke Mesir serta kekagumannya pada arsitektur dan budaya yang megah, koleksi ini menjadi sebuah persembahan bagi figur Ratu Nefertari, perempuan berdaulat yang kecantikannya lahir dari kecerdasan dan keteguhan hati.
Palet sandalwood yang cokelat kemerahan, emas, dan bronze mewarnai busana berbahan velvet yang lembut tapi berkarakter kuat, selaras dengan karakter varian Sandalwood dari LUX Skin Science: hangat, elegan, dan memancar ketenangan. Lewat 16 look dari koleksi couture yang mewah ini, Ivan Gunawan menegaskan bahwa seperti Ratu Nefertari, perempuan juga bisa terlihat menonjol tak hanya dari kecantikan fisik, tapi juga dari mengembangkan potensi diri dan berekspresi.


Menutup pergelaran, Rinda Salmun menampilkan koleksi ‘Resonance’, serangkaian busana yang lahir dari limbah tekstil yang direkonstruksi, ditenun, dan dihidupkan kembali. Dari 40 kilogram limbah tekstil dan 160 potong pakaian yang diselamatkan dari landfill, Rinda merangkai narasi tentang ketimpangan sosial, keberlanjutan, dan harapan yang tumbuh pelan-pelan di tengah kekacauan modern.
Palet warna lilac, pink muda, hijau lemon, dan biru telur asin menggambarkan dialog antara era Belle Époque yang elegan dan semangat perlawanan Teddy Boys/Girls. Rancangannya berupa shirt dress dengan draping lembut, blazer berstruktur dengan ruffles tegas, outerwear berukuran oversized menghidupkan kembali gagasan bahwa keindahan dapat tumbuh dari sesuatu yang rapuh. Seperti varian Spring Bloom, koleksi ini adalah tentang regenerasi, tentang mekar di tengah ketidaksempurnaan.
Glow yang Diperjuangkan, Bukan Dibandingkan
Lebih dari sekadar perhelatan mode, “The Revelation of Glow” adalah deklarasi bahwa kecantikan perempuan bukanlah sesuatu yang boleh dibatasi atau dihakimi. Dengan interpretasi kecantikan yang berbeda-beda, tiga desainer ini menegaskan bahwa glow adalah bahasa personal yang tidak dapat didefinisikan oleh siapa pun.
Bersama inovasi LUX Skin Science, runway JFW 2026 malam itu menjadi tempat perayaan keberanian perempuan Indonesia untuk tampil otentik dengan kulit yang glowing, dengan ekspresi yang bebas, dan dengan keyakinan untuk menerima seluruh versi diri mereka.
Dapatkan info terkini seputar pergelaran Jakarta Fashion Week 2026 di situs ini, juga bisa klik media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini: Instagram, Facebook, TikTok, Twitter, dan Pinterest. (JFW)
Leave a Reply