News

Keindahan Bumi Sriwijaya Dalam Tenun

Tuesday, 9 Nov 2010

by JFW

Di hari ketiga penyelenggaraan Jakarta Fashion Week 2010-2011, Bank BNI bekerjasama dengan Cita Tenun Indonesia menampilkan 10 desainer ternama Indonesia. Yang istimewa, setiap desainer menggelar koleksi dengan menggunakan bahan tenun hasil karya mitra binaan BNI yang tergabung dalam sentra usaha Kampoeng BNI Tenun Sumatera Selatan. Mengangkat tema “Cita Swarna Bumi Sriwijaya” yang menggambarkan keindahan kain dari wilayah Sriwijaya, penonton bisa menikmati kurang lebih 90 koleksi busana tenun yang sungguh memesona.

Chossy Latu, misalnya, menampilkan 12 koleksi yang didominasi warna hitam dan putih yang elegan, yang terinspirasi dari gaya Vintage Glamor tahun 30-an. Priyo Oktaviano kembali memberi inspirasi kepada dunia fashion dengan mengangkat keindahan etnik dari Timur. Sebagai sentuhan akhir, sekaligus kejutan, Priyo mempersembahkan kimono Jepang dengan menggunakan bahan tenun Indonesia. Paduan unik yang ternyata luar biasa memukau!

Denny Wirawan menampilkan koleksi bernuansa tahun 50-an yang diinspirasikan oleh bintang Hollywood Audrey Hepburn dengan gaya rok lebarnya. Era Sukamto menampilkan busana siap pakai untuk wanita aktif namun elegan dalam siluet yang feminin. Stephanus Hamy tampil memikat dengan jaket dan blazer yang menjadi ciri khasnya, namun kali ini dalam warna-warna cerah yang memikat.

Oscar Lawalata tidak meninggalkan ciri khasnya yang selalu menampilkan keindahan kain dalam desain etnik modern, khususnya kain Sulawesi Selatan, lewat koleksi yang berjudul The Bodo. Adapun Bubble Girl by Sebastian Gunawan membuktikan bahwa kain tenun tidak hanya pantas dipakai oleh orang dewasa. Untuk busana anak juga tak kalah cantik. Apalagi dalam warna-warna pastel yang ceria dan sesuai dengan jiwa anak-anak yang polos dan penuh kegembiraan.

Tayada, brand yang dipawangi oleh tiga desainer muda, menampilkan busana siap pakai untuk anak muda yang energetik. Oka Diputra menampilkan busana-busana bersiluet simpel yang didasari oleh idealismenya yang tidak ingin memotong atau ‘melukai’ kain, sehingga tercipta busana-busana one piece yang minimalis namun elegan. Luwi Saluadji menampilkan busana formal pria yang elegan, diiringi alunan biola dan suara emas dari Rio Febrian yang menyanyikan lagu Indonesia Pusaka.

Kampoeng BNI sendiri diresmikan pada Februari 2010 lalu, dan merupakan program pemberian kredit kemitraan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan perbaikan lingkungan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat di daerah yang sulit terjangkau.

Cita Tenun Indonesia ikut berperan serta dengan memberikan pelatihan yang bermanfaat bagi para penenun tradisional. Jika dulu mereka hanya mampu membuat kain tenun yang masih kasar dengan warna-warna standar, kini mereka telah mampu menghasilkan kain tenun berkualitas internasional. Oleh karena itu kerjasama ini bukan saja menghasilkan peningkatan pada sektor SDM tetapi juga infrastrukturnya. (Lia Sibarani)