News

Young High End Fashion Designers To Go Global

Saturday, 10 Nov 2012

by JFW

Program Jakarta Fashion Week Fashion Forward (JFW FF) memasuki sesi show kedua di panggung Fashion Loft Plaza Senayan hari Jumat (9/11). Sesi ini menghadirkan 4 desainer high-end ready-to-wear Albert Yanuar, Barli Asmara, Jeffry Tan, dan Yosafat Dwi Kurniawan. Lagu tema Sailormoon membuka show Jeffry Tan yang berjudul “Grownup Sailormoon”. Genit, girly, dan begitu percaya diri, para model melenggok centil dalam balutan rok A-line dengan aplikasi flower cuts di seluruh permukaannya. Sesuai konsep, tatanan rambut dikreasikan dengan cepol rambut centil. Deretan dress dan gaun berbahan glittery memamerkan aksen drapery yang membentuk pita besar pada bagian punggung. Seluruh material yang dipakai merupakan bahan high-gloss dan glittery yang sedikit kaku, namun tetap membentuk tubuh.

Kali ini shiny silk bertabur mutiara dan kristal hadir dalam koleksi Yosafat Dwi Kurniawan bertema “Antiqued Modernity”. Yosafat, yang melalui program JFW FF ini telah menaikkan kelas lininya dari middle class ke high end, menunjukkan kepiawaian dalam permainan tekstur dan teknik aplikasi. Di antaranya, aplikasi sheer sequin pada seluruh permukaan kain untuk efek mewah, lalu motif stupa yang tampak kontras dengan bahan sutra. Meski begitu, Yosafat tetap konsisten dengan garis rancangan strukturalnya. Terlihat di atas panggung, trench coat dengan potongan terbuka pada bagian depan. Lalu, yang menjadi ciri khas Yosafat, rok pensil yang kini lebih edgy dengan high slit pada bagian depan atau samping.

Terinspirasi busana adat Suku Dayak, Barli Asmara dengan berani menginterpretasikan motif tradisional dalam berbagai teknik dan pemilihan warna pop yang kontras. Rok pensil yang dihiasi fringe berwarna kuning dan ungu mengawali pentas yang dramatis, disusul deretan blus dan dress shocking pink berhias laser cut motif Dayak yang memukau. Menunjukkan passion tinggi dalam mengeksplorasi teknik, Barli mempertontonkan corak tradisional Dayak yang dituangkan dalam bentuk bordir tebal pada koleksi gaunnya. Koleksi disempurnakan dengan rangkaian headpiece dan kalung yang dibuat dengan teknik beading dan dekorasi bulu unggas.

Albert Yanuar, juara LPM Entrepreneur Award 2011, konsisten dengan garis rancangannya yang feminin dengan warna-warna champagne yang lembut. Kali ini ia mengangkat tema “Shadow of Ma Hyang”. Pengaruh lekuk tubuh unik wayang diinterpretasikan dalam aksen tumpuk yang mendominasi koleksi. Siluet pensil dan mermaid mewarnai rangkaian rok dan gaun berhias bordir motif wayang dari benang berwarna tembaga. Logam dengan ukiran dan motif batik Kawung pada wayang juga turut diaplikasikan pada torso dan lengan. Albert Yanuar kembali memberi kejutan. Para model menunjukkan inovasi transformable dress dengan bagian gaun dan rok yang dapat dilepas dan diubah menjadi fungsi lain; salah satunya, aksen peplum pada rok dilepas dan dijadikan cape.

Pada akhir show, pihak CFE yang diwakili Wendy Mallem mengumumkan brand Major Minor yang didirikan Ari Seputra, Sari Seputra, Inneke Margarethe, dan Ambar Pertiwi sebagai juara dari program Jakarta Fashion Foward. Major Minor dinilai paling siap untuk melebarkan sayap ke pasar internasional, baik dari segi keaslian ide, kreativitas, dan terutama intelektual bisnis dan komunikasi dengan buyer. (Jenny Feng/Tim Peliput Cleo)