News

Jejak Laskar IFF

Thursday, 10 Jul 2014

by JFW

Jakarta Fashion Week, fashion week utama di Indonesia, semakin memantapkan posisinya sebagai platform penggerak industri mode Indonesia dengan rangkaian program yang digelar untuk memajukan industri ini. Salah satu program yang telah terbukti memberi dampak besar dalam catatan sejarah fashion negeri ini adalah program Indonesia Fashion Forward. Program ini merupakan hasil kerja sama Jakarta Fashion Week dengan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan British Council. Para pakar fashion dari Center for Fashion Enterprise, London, juga dilibatkan untuk membimbing para desainer muda siap menembus pasar dunia. Mereka juga sangat berpengalaman dalam mengangkat desainer-desainer ternama dunia ke pentas internasional.

Program Indonesia Fashion Forward generasi pertama, 2012, diikuti oleh Major Minor, Yosafat Dwi Kurniawan, Albert Yanuar, Dian Pelangi, Jeffry Tan, Cotton Ink dan Bretzel. Tahun berikutnya, para desainer generasi kedua adalah Milcah, N.F.R.T, Toton, Monday to Sunday, 8Eri, NurZahra, Lianna G, Friederich Herman, Jenahara, Vinora, Tex Saverio dan Novita Yunus. Generasi ketiga, 2014, melibatkan Monstore, Sapto Djojokartiko, Peggy Hartanto, Patrick Owen, Rosallyn Citta, Billy Tjong, F Budi, Tertia, Restu Anggraini, Andhita Siswandi, Norma Moi dan Jii.

Selama satu tahun penuh, para desainer dibimbing oleh para pakar fashion untuk mempertajam kreativitas, mengidentifikasi problem dan solusi yang dapat menghambat pertumbuhan bisnis, serta memahami strategi branding, range planning, analisis penjualan, strategic partnership serta jurus menembus pasar internasional. Program Indonesia Fashion Forward juga memberi kesempatan para desainer untuk menampilkan karyanya di department store atau trade show terkemuka di luar negeri. Peningkatan kapasitas desainer lokal yang digelar oleh Indonesia Fashion Forward merupakan langkah penting dalam mewujudkan Indonesia menjadi salah satu pusat mode dunia di tahun 2025.

Para desainer Indonesia Fashion Forward pun telah menuliskan banyak catatan penting dalam sejarah fashion. Agenda yang paling dekat, Patrick Owen dan Billy Tjong akan menampilkan karya mereka di ajang fashion bergengsi di Korea, Fashion KODE 2014, pada 16-18 Juli 2014. Program Indonesia Fashion Forward menyeleksi kedua desainer ini karena koleksi  Billy Tjong dan Patrick Owen dinilai akan mampu menggugah pasar fashion Korea yang cenderung menyukai desain kontemporer dan bergarda depan. “Keduanya gemar menggunakan motif print yang berbasis budaya Indonesia dan menerapkannya dalam siluet busana yang ultra-modern”, papar Diaz Parzada, Creative Director JFW. Patrick kerap berkolaborasi dengan seniman-seniman Indonesia ternama untuk menciptakan motif print-nya, sementara Billy mengkreasikan motif print-nya dengan karya forografi dan karya seni lukis hasil olahan  tangannya sendiri. Satu pebedaan lagi di antara keduanya, koleksi busana rancangan Patrick cenderung terkesan androgyny, sementara koleksi Billy cenderung terkesan lebih feminin.

Di Korea, Fashion Kode diselenggarakan dua kali dalam satu tahun. Program ini bertujuan untuk memperkuat potensi fashion brands asal Korea di pasar global, sekaligus memacu perkembangan industri fashion dan budaya di Korea. Tahun ini, Fashion KODE akan digelar di AT Center, Seoul, dan melibatkan 300 buyer serta 5.000 pelaku industri fashion dari berbagai negara. Selain fashion show, para desainer juga memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para buyers dan jurnalis dari Korea dan negara lainnya. Para desainer muda Korea yang juga akan menampilkan koleksinya antara lain Kaal E.Suktae, Oriental Rang dan LeeJungKi Seoul.

Partisipasi Billy Tjong dan Patrick Owen di Fashion Kode 2014, Seoul, merupakan bagian dari rangkaian program kerjasama Indonesia Fashion Forward dengan berbagai organisasi dan event fashion dunia. Pada awal tahun ini, Indonesia Fashion Forward juga terlibat dalam partisipasi lima desainer muda Indonesia di Paris Fashion Week, yaitu Major Minor, Toton, Yosafat dan Tex Saverio dan Vinora. Pada Maret lalu, Indonesia Fashion Forward juga mengangkat karya desainer NurZahra dan Major Minor dan mendapat sambutan sangat baik dari para pelaku fashion dunia. Media fashion kelas dunia, seperti WWD dan Harper’s Bazaar USA edisi Juni 2014 bahkan memuat karya NurZahra setelah tampil di Tokyo Fashion Week. Dan di ajang Bangkok International Fashion Fair and Bangkok International Leather Fair 2014, Indonesia Fashion Forward juga mengangkat karya Jenahara dan Monday to Sunday.

Program Indonesia Fashion Forward juga menjalin kerjasama dengan para pelaku industri fashion melalui Give Back Program. Melalui program ini, Odioli.com menyediakan busana Capsule Collection dari Tex Saverio. Seluruh hasil penjualan dari program ini akan didonasikan untuk pengembangan program Indonesia Fashion Forward yang telah membawa sejumlah desainer muda Indonesia ke pentas dunia. Selain itu, Indonesia Fashion Forward juga berkolaborasi dengan Contempo dan NurZahra dalam Give Back Program untuk mempersembahkan lini busana muslim siap pakai. Bentuk kerja sama ini diharapkan dapat mendukung perkembangan industri mode Indonesia.
“Program Indonesia Fashion Forward memiliki peran sangat penting dalam kemajuan industri mode Indonesia. Dengan berbagai prestasi hebat yang telah dicatat, kami berharap Indonesia Fashion Forward akan terus mengibarkan nama Indonesia di pentas fashion internasional dan membuat karya-karya desainer Indonesia semakin dikenal dunia,” kata Lenni Tedja Direktur Jakarta Fashion Week
Pada Jakarta Fashion Week 2015 yang akan digelar di Senayan City. 1-7 November 2015, para desainer Indonesia Fashion Forward juga akan menampilkan koleksi terbaik mereka yang sangat dinanti oleh para pecinta fashion dari dalam dan luar negeri.