News

Potensi Industri Seragam untuk Desainer

Sunday, 2 Nov 2014

by JFW

Pada perhelatan Jakarta Fashion Week 2015 hari kedua, Minggu, 2 November 2014, desainer Musa Widyatmodjo tampil berbeda dari desainer-desainer lain. Ia menghadirkan 12 pasang seragam untuk pria dan wanita rancangannya, dan mempublikasikan kerja samanya dengan retail seragam Bellini. 

Delapan tahun lalu, Musa berjumpa dengan Bellini, untuk memenuhi permintaan klien yang ingin memiliki seragam hasil karya Musa. Setelah kerja sama itu, Musa pun dikenal sebagai salah satu desainer Indonesia yang berkecimpung dalam desain seragam. Tidak tanggung-tanggung, ia bahkan sampai melakukan riset ke negara-negara Eropa dan Asia untuk mengembangkan desain seragamnya. Maka tak heran jika desain seragam Musa pun banyak digunakan oleh berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta, seperti Garuda Indonesia, Air Asia, BCA, BNI, BRI, Bank Mandiri, Bank Danamon, CIMB Niaga, Kepolisian, TNI dan Pemda.

Industri seragam, menurut Musa dalam konferensi pers, memiliki pasar yang cukup besar dan bisa menjadi lahan baru bagi desainer. Karena belum banyak persaingan, industri seragam bisa menjadi wadah yang menarik untuk mengembangkan kreativitas. Bahkan Pierre Balmain, desainer haute couture asal Prancis, pun turut mendesain seragam pramugari Singapore Airlines, menggunakan paduan kebaya dan sarung bermotif batik, dengan teknik adibusana. 

Selain koleksi seragam karya Musa, show dilengkapi pula dengan peragaan busana dari MIDO dan karya enam finalis lomba desain seragam “Style @ Work” yang diselenggarakan Bellini dan Femina Group. Tema yang diusung tahun ini adalah “Priority Banking Front Liner”, dan ditujukan bagi siswa sekolah mode/desain yang berpartisipasi dalam Jakarta Fashion Week 2015. Tiga finalis akhirnya dipilih dewan juri, yang terdiri dari Chandra Andriati (direktur utama MIDO Indonesia), Musa Widyatmodjo dan Hanafie Akhmad (fashion editor dari Femina Group), sebagai pemenang lomba. 

Juli Panto Kesuma, juara pertama dan berhak atas hadiah uang tunai Rp30 juta, menampilkan busana kerja wanita berupa blazer dan rok pendek dalam paduan warna hijau pupus dan hitam, serta merah marun untuk setelan busana kerja pria. Felisia Budi menjadi pemenang kedua, meraih hadiah uang tunai Rp20 juta, memadankan setelan blazer, celana panjang dan rok pensil abu-abu tua dan muda. Pemenang ketiga, Arlini Hapsari Putu Pramudya, mendaptkan hadiah uang tunai Rp10 juta, memadukan blazer dan rok pendek untuk busana kerja wanita dalam nuansa warna abu-abu tua.  

Bagi Chandra Andriati, yang terpenting dari seragam adalah fungsi dan ketahanan bahan, sebab seragam akan digunakan oleh karyawan selama minimal satu tahun. Selain itu, Musa juga menekankan kenyamanan para pemakai seragam tersebut. “Saran saya untuk desainer muda, perluas networking dengan pabrik tekstil maupun garmen karena kita akan menghasilkan seragam dalam jumlah banyak,” ujar Musa. (Tenni Purwanti/Pesona)