News

Mengemas Wastra Nusantara dalam Mode Modern

Thursday, 29 Dec 2022

by JFW

Indonesia memiliki banyak sekali kekayaan warisan budaya, mulai dari seni tari, permainan tradisional, lagu-lagu, arsitektur, hingga wastra atau kain tradisional. Karena sifatnya yang dekat dengan kebutuhan manusia, yaitu sandang, wastra banyak diangkat dalam bentuk busana di industri mode. 

Melalui kreativitas teknik dan kombinasi kain, wastra yang semula memiliki konotasi cenderung kuno dikemas kembali dalam bentuk rancangan pakaian yang modern atau fashion forward. Penggunaannya pun beragam, mulai dari pakaian sehari-hari hingga gaun-gaun malam formal, mulai dari pakaian dengan potongan pola sederhana hingga teknik couture. Sejumlah pakem dari wastra juga dimodifikasi menyesuaikan dengan desain seperti pemilihan warna, teknik, dan penyederhanaan motif tanpa mengurangi keindahannya.  

Tahun ini, dalam pergelaran mode Jakarta Fashion Week 2023, banyak jenama dan perancang busana ternama yang mengangkat kekayaan wastra dalam rancangan mereka. Menunjukkan betapa versatile-nya kain-kain khas Indonesia dalam busana-busana yang apik dan mengikuti tren.

Obin
Desainer batik legendaris Indonesia, Obin, menampilkan keindahan ragam wastra terutama batik tidak hanya melalui parade busana namun juga melalui presentasi tari. Tajuk 'Lambaian Kain' yang dibubuhkan pada show ini terasa begitu tepat disandingkan dengan suasana meriah bagai festival. Model-model melenggang riang, disisipi unsur tari kontemporer yang dominan gerakan melambaikan kain, dibawakan khusus oleh model, penari, dan all rounder artist, Daniel Doroshenko

Selain dari presentasinya yang menarik, baju-baju yang ditunjukkan pun sangat dinamis dan penuh warna. Menampilkan kain-kain batik cantik, baju-baju dengan desain inspirasi modifikasi kebaya, mempertahankan kentalnya budaya tradisional Indonesia namun dalam kemasan yang hidup dan energik.

(Foto: Koleksi busana 'Lambaian Kain' dari Obin yang banyak mengangkat kain batik dalam desain yang lebih modern tanpa meninggalkan pakem-pakem pakaian tradisional)

BT Batik Trusmi
Jenama BT Batik Trusmi yang berasal dari kota Cirebon memang dikenal dengan kain batik berwarna cerah kontras antara biru dan merah. Batik khas Cirebon juga dikenal dengan motifnya yang lebih sederhana dan pemilihan warnanya yang lebih terang dan solid, tipikal batik dari kota-kota pesisir. Motif dasar batik ini kemudian dikreasikan ke dalam desain yang anggun menawan oleh BT Batik Trusmi. 

Dilengkapi juga dengan aksesori emas yang terinspirasi dari aksesori sanggul dan anting khas wanita Jawa, koleksi ini mengingatkan akan keanggunan putri keraton. Akan tetapi desain yang ditampilkan justru menapaki garis tipis antara busana formal dari segi estetika dan kasual dari segi kenyamanan pakai. Hal ini membuktikan bahwa tampil cantik, rapi, formal bisa dicapai dengan artikel-artikel busana yang nyaman.


(Foto: Koleksi dari BT Batik Trusmi yang didominasi oleh kain batik berwarna biru dan merah khas batik kota pesisiran)

Kraton
Tidak seperti jenama high fashion pada umumnya, Kraton dari mula didirikan hingga sekarang memegang kuat inspirasi pakaian Jawa terutama di era kolonial dan poskolonial. Dipaparkan oleh pemilik dan perancang dari Kraton, Auguste Soesastro, dalam wawancara ekslusif, pemilihan arah desain ini dikarenakan estetika pakaian Jawa yang ia nilai memiliki kesan asing, eksotis dan full of wonder bagi kebanyakan orang luar atau yang lama tinggal di luar Indonesia, termasuk dirinya. 

Kraton menampilkan banyak artikel pakaian yang terinspirasi langsung dari pakaian tradisional Jawa yaitu beskap, jarik, hingga penutup kepala blangkon namun dibuat lebih modern dengan teknik reduksi volume dan dengan eksekusi tailoring yang bisa disandingkan dengan jenama-jenama luxury fashion internasional.


(Foto: Koleksi dari Kraton yang mempertahankan unsur pakaian tradisional Jawa dalam konsep luxury fashion brand)

Wilsen Willim
Jenama Wilsen Willim mengangkat kain batik untuk pakaian sehari-hari yang masih memiliki kesan edgy dan modern. Tidak terpaku pada desain standar kemeja batik untuk laki-laki dan rok batik untuk perempuan, Wilsen Willim membuka lebih luas lagi cakrawala eksplorsi desain ready to wear menggunakan batik.

Batik yang mungkin untuk sejumlah kalangan masih dinilai kuno, kini hadir dala bentuk pakaian-pakaian yang modern dan menarik. Permainan menarik antara siluet struktural dengan pilihan kain putih tembus pandang menambah dinamika dan keunikan koleksi ini.


(Foto: Koleksi dari jenama Wilsen Willim menampilkan batik dalam busana ready to wear yang modern dan edgy tanpa meninggalkan keapikan khas kain batik tradisional)

Dekranasda NTT
Kolaborasi konsisten antara Dewan Kerajinan Nasional Daerah Nusa Tenggara Timur (Dekranasda NTT) dengan Jakarta Fashion Week (JFW) menjadi ajang prestisius bagi siswa-siswi SMK di NTT yang memiliki minat besar dalam mode dan menjahit. Melalui kerja sama ini, tiap tahunnya sejumlah talenta-talenta muda baru NTT dapat menampilkan karya terbaik mereka di rumah mode terbesar di Indonesia bersama dengan mentor-mentor desainer mereka.

Seperti yang disampaikan oleh Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, "Ini adalah kesempatan yang sangat bagus sekali untuk semakin memperkenalkan kain tenun khas NTT beserta makna dan filosofinya." Ia juga mengutarakan rasa terima kasihnya karena telah selalu disambut tiap tahunnya oleh keluarga JFW sehingga semangat para talenta muda NTT untuk terus bersemangat dalam meraih mimpi mereka sebagai seorang perancang mode dan bukan sekadar penjahit.

Tahun ini, tiga desainer yang menjadi mentor dalam program ini adalah Defrico Audy, Temma Prasetio, dan Maya Ratih. Ketiga desainer ternama ini juga turut menunjukkan koleksi mereka yang didesain secara khusus menggunakan kain-kain indah tenuh NTT.




(Foto: Sejumlah busana apik yang ditampilkan dalam rangkaian show Dekranasda NTT, menitikberatkan keindahan kain tenun NTT)

Geulis
Jenama ready to wear Geulis berkolaborasi dengan produsen kain Asia Pacific Rayon menghasilkan deretan koleksi ready to wear dengan motif batik menggunakan kain yang dibuat dengan ramah lingkungan. Motif batik print yang digunakan adalah motif flora yang telah disederhanakan sehingga lebih ringan untuk dikenakan sehari-hari.

Dalam kesempatan ini juga, Geulis meluncurkan lini kedua mereka yang bernama Kasep ditujukan untuk pakaian pria. Koleksi kesatuan antara Geulis dan Kasep memilih warna-warna soft pastel seperti hijau lembut, kuning, dan ungu lila baik untuk laki-laki dan perempuan. Meskipun dari segi pemilihan warna sangat berbeda dengan motif-motif batik tradisional pada umumnya, koleksi ini justru menjadi contoh menarik dalam menyajikan kain motif dari turunan batik.


(Foto: Koleksi pakaian sehari-hari terinspirasi dari batik persembahan dari jenama Geulis dan Kasep)

Terus berkembangnya penggunaan wastra dalam dunia mode modern diharapkan dapat terus mempertahankan dan memajukan eksistensi kekayaan wastra Indonesia baik di lingkup nasional hingga ke kancah luas indutsi mode internasional.

Nantikan terus info terkini seputar pergelaran Jakarta Fashion Week 2023 di situs ini dan JFW.TV, juga bisa klik saja media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini: Instagram, Facebook, TikTok, Twitter, dan Pinterest. (JFW)

Baca juga:
8 Tip Layering Baju Modest Agar Makin Modis
33 Pilihan Outfit Sehari-Hari Pria sesuai Karakter
Keagungan Batik di Gelaran Mode Jakarta Fashion Week 2023
50 Shades of Blue, Spektrum Warna Laut yang Jadi Tren
Mengurai Inspirasi di Balik Koleksi Memukau Para Desainer

 
Foto: Dok. JFW