News

Desainer Muda Sarat Potensi

Monday, 8 Jul 2013

by JFW

Berawal dari kegemarannya melukis di dinding kamar semasa kecil, Friederich telah menunjukkan talentanya yang kuat. Beranjak remaja, ia memiliki beragam minat dan aktivitas. Nyatanya, semua bermuara pada bidang kreatif.

Walau demikian, anak bungsu dari dua bersaudara ini belum terpikir akan menekuni dunia fashion sebagai desainer. “Boro-boro mengerti fashion ataupun style, bahkan saya belum pernah sekali pun menyentuh majalah fashion,” aku Fred, panggilan akrabnya. Karena bertubuh kecil, pilihan bajunya saat itu hanya berdasar pada pencarian ukuran yang pas semata, bukan karena style-nya. Seiring waktu, benak Friederich dipenuhi oleh pemikiran-pemikiran akan gaya hidup, khususnya wanita urban berkarier. “Saya mulai meleburkan pemikiran-pemikiran itu ke dalam coretan sketsa-sketsa yang saya buat,” ujarnya.

Dari situlah minatnya untuk menjadi desainer mulai timbul. “Fashion telah merebut hati saya,” kata pria kelahiran Malang, 21 September 1986, ini. Di tangannya, merancang produk fashion bagaikan menuangkan sebuah rentetan skenario yang telah terekam di benaknya. Ide-idenya meluap tak terbendung bagai aliran bah.

Awalnya, tak terlintas niat untuk menjadi desainer. Ia pun mengambil Advanced Diploma of Interactive Multimedia Design di Swinburne University of Technology, Melbourne, Australia, tahun 2008. Tapi, passion yang berkobar dalam hatinya tak pernah bisa padam. Pria yang besar di Singapura ini pun banting setir dan terbang ke Inggris untuk mendalami studi Fine Arts in Fashion di University of Huddersfield.

Walau demikian, fashion illustration dan fashion design merupakan dua hal yang saling terkait dan sama-sama dicintai Friederich. Saking sukanya menggambar ilustrasi fashion dan wanita, Friederich kemudian melansir blog pribadi, www.friederichherman.com, yang diisinya dengan tulisan seputar fashion dan gambar ilustrasi koleksi desainer favoritnya.

Friederich memikirkan konsep dasar yang akan menjadi ‘kerangka’ brand-nya kelak saat menempuh pendidikan fashion di Inggris. “Yang terus-menerus terbayang dalam imajinasi saya adalah bentuk-bentuk siluet klasik elegan, terasa mewah, dan bisa cocok dipadankan dengan busana wanita apa pun,” tuturnya.

Pengagum desainer Ann Demeulemeester, Haider Ackermann, dan AF Vanderfrost ini pun mengembuskan karakter minimalis dan anonim ke dalam rancangan busana yang ditujukan untuk wanita urban modern. “Saya melihat, kemewahan itu ada di dalam desain yang simpel dan casual. Walau saya menyukai busana bergaya klasik, saya punya sentuhan ide yang ‘gila’,” ungkapnya.

Tahun ini, Frederich Herman adalah satu dari 12 desainer muda yang terpilih dalam program Indonesia Fashion Forward 2013. Saksikan karya Frederich di Jakarta Fashion Week 2014 yang akan digelar pada 19-25 Oktober di Senayan City. (Reynette Fausto/Femina)