News

Hari-Hari Bersama Industri Seni Bali (Bagian 2)

Monday, 14 Aug 2017

by JFW

JFW Factory and Cultural Visit tidak hanya mengupas kesenian dan budaya saja, melainkan, tentunya, mode. Sederetan manufaktur garmen dan label asal Bali dikulik, tentu tidak ketinggalan pula desainer Indonesia Fashion Forward yang memang meramaikan ranah mode dari pulau dewata ini. Siapa saja mereka?


Inspirasi Pantai Bali

Para pecinta beach wear dan resort wear tentu tidak asing dengan merek Indonesia Fashion Forward asli Bali, Paulina Katarina. Paulina Katarina mengawali bisnisnya secara konsinyasi ke Australia, namun permintaan konsumen lokal pun terus bertambah sehingga membuka butik di Bali. Dua bersaudari di baliknya, Surya Paulina dan Ratna Katarina, sempat bermaksud mengubah konsep awal resort/beach wear menuju kasual umum, termasuk gaun-gaun cocktail.

Keberhasilan mereka merebut gelar ROLE MODEL Business Woman of the Year 2014 dari Bali Wise-ROLE Foundation dan finalis Most Innovative Fashion Brands at the Cleo Fashion Awards 2015, membuat Indonesia Fashion Forward meminang mereka menjadi Generasi Kelima. Dari inkubasi intensif sebelum market entry, para mentor menyarankan mereka untuk tetap konsisten mengembangkan motif tradisional kontemporer dengan siluet resort wear sebagai ciri khas mereka.


Berbasis di pulau Bali, Surya Paulina dan Ratna Katarina memang lahir dalam keluarga produsen pakaian berbagai label fashion internasional.   Operasi produksi dan fasilitas manufaktur yang berada di rumah mereka sendiri memungkinkan mereka untuk terlibat langsung dalam semua tahap produksi, dan dapat dengan teliti memperhatikan detail garmen.


 

Gigih Memintal Asa

Menemukan tekstil kualitas baik dapat menjadi suatu hal yang sulit di sebuah pulau yang cukup mungil seperti Bali, dibandingkan dengan kota-kota besar. Namun industri mode dan kreatif Bali tampak tak pernah kehabisan wastra untuk dieksplorasi. Selain berkat perajin tenun tradisional yang terus mengembangkan kain-kain khas Bali, produsen lokal juga terus bekerja keras menghadirkan material berkualitas. Salah satunya adalah Warna Jaya Textile.


Dikembangkan pertama kali oleh Pak Agus Winarto sebagai pemilik tunggal pada awal tahun 1995, Warna Jaya mengawali perjalanannya sebagai perusahaan penjual produk kimia dan pewarna tekstil. Kemudian pada tahun 1999, Ibu Yenny Christina mulai menjual dan menyediakan rayon sebagai jenis kain pertama yang dipasarkan perusahaan.


Saat ini, perusahaan yang terbagi atas UD. Warna Jaya, PT. Warna Jaya Bali, dan CV. Silky Jaya ini memiliki lebih dari 2000 jenis kain yang sebagian besar berasal dari material rayon, katun, sutra, linen, dan poliester. Senantiasa berinovasi untuk mengimbangi trend, Warna Jaya dan Silky Jaya juga menjanjikan ketersediaan kain yang selalu memadai.



Mengunjungi produsen kain besar dan desainer sekaligus pengusaha garmen yang terbilang sukses, para peserta semakin termotivasi dan terinspirasi untuk menyambut hal-hal baru yang bisa dipadukan dengan aspirasi desain mereka. EPSON Indonesia tanggap untuk menangkap entusiasme ini dengan menghadirkan sebuah sesi temu wicara bertajuk “EPSON for Advanced Fashion and Apparel Industry" di Twinkey Room, Hotel Harris Riverview Kuta, tempat kediaman JFW Factory and Cultural Visit selama di Bali (selengkapnya di "EPSON Mengembangkan Arti Efisiensi dalam Bisnis Fesyen".



Baca juga: Hari-Hari Bersama Industri Seni Bali (Bagian 3)



Penulis: Zea Zabrizkie