News

Adela Eltimothy Londa: Jadi Desainer Dulu

Wednesday, 10 Jul 2013

by JFW

Pengumuman LPM 2005 membuat Adela yang baru saja lulus dari sekolah mode ESMOD Jakarta tertantang. Ia ingin membuktikan kemampuannya bersaing dengan desainer-desainer muda. Mengusung tema Neo Scottish Blooming, yang merupakan perpaduan inspirasi busana era Victorian dan gaya tartan Skotlandia, akhirnya Adela berhasil menerobos jajaran finalis. Walaupun tak mengantongi gelar juara, sebuah pesan dari desainer senior jebolan LPM, Musa Widiatmojo, membangkitkan semangatnya. “Dia baik sekali, mendatangi saya, dan mengatakan, ‘Tidak harus menjadi juara untuk meraih kesuksesan. Yang penting adalah langkah kamu selanjutnya dan apa yang bisa kamu lakukan untuk dirimu,'" kata Adela.
   
Adela memang tak langsung memutuskan menjadi desainer yang berdiri sendiri. Tawaran dari desainer Ari Seputra untuk menjadi asistennya pun diterimanya. “Saya masih harus banyak menimba ilmu. Jika saya langsung menjadi desainer yang buka butik sendiri, tantangannya jauh lebih berat dan belum tentu bisa bertahan lama. Paling tidak, saya punya target 2 tahun bekerja sebagai asisten desainer sebelum kemudian memiliki label sendiri,” tutur pengagum Kenzo dan Christian Lacroix ini.
   
Putri kedua pasangan Gunawan Timothy Londa dan Elsje Schifferling ini mengaku mendapat banyak pelajaran dari Ari Seputra. “Seperti bagaimana menangani anak buah, yang memiliki beragam latar belakang. Saya juga belajar bagaimana Mas Ari menghadapi klien dan bagaimana mengelola bisnis,” ujar Adela. “Tantangannya, saya harus bisa menyesuaikan garis desain saya dengan garis desain Mas Ari dan harus bisa membaca selera pasar,” tambah Adela, yang bertanggung jawab pada produk-produk massal Ari yang dijual di department store terkemuka, Metro dan Pasaraya.
   
Setelah kurang lebih setahun menjadi asisten desainer, bersama seorang temannya, ia mulai memberanikan diri membuka sebuah butik di kawasan Melawai, walaupun tak melepaskan pekerjaannya sebagai asisten desainer. “Sebagian koleksi butik kami, Cottage Cloth, adalah desain saya. Kebanyakan adalah busana ABG dan busana kerja,” kata Adela, yang juga banyak menerima pesanan busana pengantin.
   
Adela memiliki obsesi, suatu hari nanti memiliki label dengan namanya sendiri. “LPM membuat saya dikenal dan orang percaya kepada saya,” kata wanita yang kini  memiliki 4 karyawan di rumahnya ini.

Gracia Danarti
Majalah Femina Edisi 19/2007