Untuk ketiga kalinya, Jakarta Fashion Week mengadakan Fashionlink (dulu disebut Buyers Room). Bertempat di Hall Senayan City lantai 8, acara yang dicetuskan oleh Femina Group ini dibuka pada hari Senin, 26 Oktober 2015. Fashionlink hadir untuk menjembatani interaksi antara para desainer, pelaku industri, serta konsumen mode, baik di dalam maupun luar negeri.
Pada kesempatan tersebut, Svida Alisjahbana, CEO Femina Group mengatakan, misi ini semakin konkret dan program Fashionlink sangat tepat untuk industri fashion. “Ada satu label yang dibeli oleh departement store di Eropa. Ini bukti bahwa program ini semakin kokoh. Fashionlink juga memberi input ke para desainer bagaimana agar lebih baik dan mendunia,” ujar Svida.
Hal senada juga dikatakan oleh Dirjen Pengembangan Ekspor NasionalKementerian Perdagangan, Sulistyawati. Menurutnya, Jakarta Fashion Week adalah pekan mode bergengsi di Asia Tenggara dan acara ini bisa mempromosikan desainer Indonesia ke dunia internasional. Apalagi fashion menempati urutan kedua dalam perkembangan industri kreatif setelah makanan. “Perkembangan kinerja ekspor industri fashion pesat sekali, yaitu 8,27 persen. Pada 2014 mencapai 13,93 miliar, dan sampai Agustus 2015 ini sudah mencapai 10,46 miliar,” ujarnya.
Saat ini beberapa label lokal, seperti Major Minor dan Toton, sudah masuk ke pasar Asean, Timur Tengah dan Eropa. “Hal itu merupakan perjalanan yang tidak instan. Kita selalu membuat yang lebih baik setiap tahun. Mulai tahun ini dan ke depan, tanggal penyelenggaraan Fashionlink akan disesuaikan dengan trade, sehingga buyers bisa tinggal lebih lama,” kata Svida.
Pada acara puncak pembukaan Fashionlink, ditampilkan parade busana dari para desainer. Busana hijab berwarna terang dengan detail ornamen bebatuan dari Dian Pelangi tampil pertama. Disusul busana simpel asimetris monokromatik hitam dan beige dari Eridani. Kemudian muncul berturut-turut busana rancangan desainer lain di Fashionlink, seperti Major Minor, Milcah, Etu by Restu Anggraini, dan masih banyak lagi.
Penulis: Yudhanti