September 18, 2024
News
Friday, 21 Oct 2022
Setelah terpilih dua puluh karya terbaik untuk masuk babak semifinal, kini para juri Lomba Perancang Mode Menswear (LPMM) 2022, Dana Maulana (desainer mode jenama Danjyo Hiyoji), Andandika Surasetja (Creative Director JFW dan desainer mode), dan Lisa Malonda (perwakilan Istituto Marangoni) telah menjatuhkan pilihan pada sepuluh karya unggulan yang dapat melaju ke babak final.
Seperti apa, sih, karya para finalis sepuluh besar yang telah menerjemahkan tema Re:Form yang merupakan turunan dari tema JFW 2023, Fashion Reformation dalam karyanya?
1. Eric Joe – Espace
Penamaan karya ini diambil oleh Eric Joe untuk mendefinisikan 'e' sebagai ramah lingkungan, yang berarti tidak berbahaya bagi lingkungan, dan 'space' yang mengacu pada dunia-bumi-tempat tinggal kita. Filosofi Espace juga merupakan anagram dari Escape bercerita tentang kehidupan yang penuh dengan batasan, aturan, dan stereotip, yang berujung pada perasaan tak bernyawa dan putus asa yang dihadirkan dalam warna-warna monokromatik. Perasaan yang menguat setiap hari tersebut pada akhirnya sampai pada titik pelarian sebagai cara untuk membebaskan diri dan mencari cahaya yang dihadirkan oleh warna perak.
2. Anastasia Amelia - In Between Boundary
Sebagai generasi sandwich yang lahir di tahun 1999, Anastasia Amelia mengalami baru masuknya zaman mode tahun 2000. Dalam pandangannya, tahun-tahun itu adalah tahun di mana lebih banyak remaja terbuka soal konsep berpakaian. Ia mengamati bahwa pada masa itu, ada kebebasan di mana semua orang bisa terlihat keren dan trendy meski hanya bermodal keberanian dan kepercayaan diri.
3. Daciadhia Phoebehana – Sustineri
Berangkat dari limbah kain umum yang kemungkinan besar dimiliki setiap orang di lemari mereka, termasuk bulu domba, katun, denim, rib, wol, dan dutches, Sustiner hadir dengan gaya streetwear dengan perpaduan elemen futuristik. Kombinasi kain-kain tersebut menciptakan tekstur yang luar biasa dan detail yang unik. Digarap dengan metode slashing, patchwork, shirring, dan banyak lagi, koleksi ini dapat dikenakan untuk tampilan sehari-hari
4. Kimberly Lintungan - The Phase
Koleksi menswear ini terinspirasi oleh fase transisi dari remaja ke dewasa yang diisi dengan kebingungan identitas, pertanyaan tentang masa depan seseorang, serta kerinduan akan masa kanak-kanak yang bebas dari tanggung jawab. Koleksi ini mencerminkan semua perasaan ini dengan mendistorsi detail pakaian kerja pria klasik, seperti dasi dan kain bergaris. Simbolisme masa kanak-kanak seperti kaos singlet, dan kepang yang menjadi memori pribadi desainer ditambahkan dalam koleksi ini. Kimberly juga memasukkan identitas Indonesia yang diwakili oleh beberapa siluet dan aksesori yang terinspirasi dari pakaian tradisional pria Jawa.
5. Neng Any Wina - Horror Vacui
Horror Vacui terinspirasi dari sebuah ketakutan akan ruang kosong. Perasaan tidak tenang, cemas, dan tidak nyaman mendorong seseorang untuk mengisi ruang kosong tersebut. Neng Any Wina merepresentasikan hal tersebut dengan menciptakan busana upcycling berpotongan loose. Ready to wear ini terbuat dari beberapa fashion item bekas seperti jaket, blazer, T-shirt, material denim, drill, fleece, terry.
6. Aziziyah Sekar - Abhiru
Karya Aziziyah menggunakan teknik pengolahan sampah jenis multilayer. Teknik tersebut menghasilkan gaya visual abstrak dan diambil dari visual print batuan pantai yang didominasi warna biru dan putih, dengan nuansa yang dingin dengan sedikit highlight warna merah tua. Potongan sederhana siluet lurus I dan H menjadi acuan dalam karya ini.
7. Andi Raitama – Segment
Menggunakan material cotton bambu yang merupakan campuran antara serat bambu dengan serat kain daur ulang, koleksi ini mengambil bentukan-bentukan alam seperti lekukan ombak dan bebatuan. Desain sporty casual dengan looks semi street dan tactical wear ini juga menampilkan detail seperti cut and sewn serta embroidery. Andi juga memerhatikan agar siluet karya-karya dibuat shift atau lurus dengan harapan semakin lurus siluetnya, maka semakin minim bahan yang terbuang pada proses produksi. Ini sejalah dengan semangat zero waste dalam produksi fashion.
8. Ardina Gona Gan - Graphene Flakes
Ardina mengandalkan grafena yang merupakan bahan terkuat dan tertipis di dunia, Material ini juga sering diberi gelar 'bahan ajaib' dan merupakan pilihan untuk sustainable fashion. Keindahan tekstur graphene flakes saat dilihat menggunakan mikroskop, menjadi inspirasi dari karya ini.
9. Andrean NR - Coming Out
Perjalanan menunjukkan jati diri ke publik sebagai seorang nonbiner melalui fashion menjadi inspirasi utama Andrean NR dari karyanya dalam mengikuti LPMM. Dari apa yang dibuat, ia ingin menunjukkan jika fashion itu general dan siapa pun bisa memakainya untuk mengekspresikan diri mereka tanpa perlu merasa terbebani dengan toxic masculinity. Dalam koleksi ini, ia berani keluar untuk menunjukkan sisi feminin terlepas dari pandangan selama ini pria harus kuat dan maskulin, dan begitu juga sebaliknya.
10. Stefany Carlin – Tillage
Stefany terinspirasi oleh pertanian Indonesia yang menurutnya spektakuler dan daerah pedesaan sebagai sumber makanan dan sumber daya untuk kehidupan sehari-hari. Dalam Tillage, karung yang biasa dipakai untuk membawa hasil panen digubah menjadi pakaian yang out of the box. Karung dikombinasikan dengan leather, denim, rib, corduroy, jacquard dan katun. Dengan detail benang gantung, lubang tali, tali, jahitan atas kontras dan kain campuran, desain oversized ini memberikan kesan edgy dan baggy yang terinspirasi dari orang-orangan sawah.
(Foto: Karya 10 Finalis LPMM 2022)
Juri: Para Finalis LPMM 2022 Membawa Kebaruan
Lisa Malonda, juri yang sudah terlibat LPMM sejak tahun pertama mengatakan, “Tahun ini boleh dibilang sangat kreatif. Sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.” Menurut Lisa, para semifinalis yang kini terpilih menjadi finalis memiliki identitas dan DNA masing-masing yang kuat.
Lisa juga mengatakan bahwa para finalis mampu mengartikan tema Re:Form secara beragam. “Tadinya saya ada kekhawatiran kalau asosiasinya hanya daur ulang. Tapi ternyata sangat variatif, nggak monoton. Mereka mengartikan Re:Form dari kacamata mereka sendiri,” imbuhnya.
Karya sepuluh Finalis LPMM 2022 ini akan dipresentasikan pada catwalk Jakarta Fashion Week 2023 pada Selasa, 25 Oktober 2022. Juri juga akan mengumumkan siapa pemenangnya di acara tersebut. Juara pertama akan mendapatkan hadiah short course di Istituto Maranggoni Firenze.
Nantikan terus info terkini seputar pergelaran Jakarta Fashion Week 2023 di situs ini dan JFW.TV, juga bisa klik saja media sosial resmi Jakarta Fashion Week berikut ini: Instagram, Facebook, TikTok, Twitter, dan Pinterest. (JFW)
Baca juga:
Tren Menswear di Catwalk Jakarta Fashion Week
Inilah Semifinalis Lomba Perancang Mode Menswear 2022
Jakarta Fashion Week 2023 Dengungkan Kampanye ‘Fashion Reformation’
Svida Alisjahbana: Optimisme akan Ledakan Kreativitas di Jakarta Fashion Week 2023
Kilas Balik: 5 Tren Modest Wear dari Panggung JFW 2022
Foto: Dok. JFW
Latest News
September 18, 2024