News

Mitologi dan Kain Oma

Sunday, 25 Oct 2015

by JFW

Begini  jadinya ketika industri fashion berkolaborasi dengan seniman. Major Minor – label busana Indonesia – menggandeng seniman Eko Nugroho, yang memiliki ciri khas karya bordir, instalasi dan patung mural.
 
Dalam perhelatan Jakarta Fashion  Week 2016 hari kedua, Minggu, 25 Oktober 2015, Major Minor memamerkan koleksi busananya  yang berpotongan garis tegas dan asimetris, dengan visual Eko Nugroho yang menampilkan pola berulang, topeng,dan makhluk-mahkluk mitologi. Hasilnya adalah perpaduan seni kontemporer dengan fashion masa kini. Rancangan itu sudah ditampilkan di Paris Fashion Week sebulan sebelumnya. Selain itu, Major Minor juga menampilkan koleksi Major Minor Maha dan Signature yang didominasi warna-warna modern.
 
Ketika busana menjadi kanvas bagi seniman,  busana elegan dengan detail feminin lewat aplikasi payet yang gemerlap, sequin dan bordir adalah hasil akhirnya. Itulah yang akan diperagakan oleh Major Minor  Maha  untuk mengawali acara pameran tunggal Eko Nugroho di Galeri Salihara, Jakarta, pada November mendatang.
 
Bila Eko terinspirasi topeng dan mahkluk mitologi, Toton Januar terinspirasi kain sang oma. “Kain batik dan kebaya adalah busana sehari-harinya. Ini sumber inspirasi bagi koleksi terakhir saya, yang akan saya peragakan hari ini,” kata Toton pada konferensi pers yang digelar sebelum show.
 
Dengan teknik digital print, Toton menghasilkan kain batik bertema Ayam Jago, yang dikombinasi dengan bunga  – keduanya adalah favorit neneknya. Selain itu, ia juga memasukkan motif sisik naga – makhluk yang diyakini ada dalam budaya Cina – pada desainnya. Keanggunan khas oriental mewarnai busana yang ditampilkan oleh Toton – alumnus Indonesia Fashion Forward – malam itu.
 
Penulis: Immanuella Rachmani